Monday, 30 November 2015

KEHIDUPAN YANG DAMAI

Zefanya 3:9-1

KEHIDUPAN YANG DAMAI
Setiap orang mendambakan kedamaian dalam hidupnya. Itulah sebabnya manusia di muka bumi ini membentuk agama-agama sebagai bentuk dari kesadaran  bahwa kedamaian dan ketentraman itu amatlah penting dinikmati dan dirasakan oleh setiap orang.
Zefanya menggambarkan bagaimana kemuliaan Tuhan dinyatakan dan bagaimana Tuhan mengubah segala keadaan pada masanya. Ayat 9-10 menggambarkan bahwa setelah melewati masa penghukuman, Tuhan akhirnya mengubah keadaan menjadi bersih, yakni dari bibir yang kotor melawan Allah menjadi bibir yang bersih memanggil nama Tuhan dalam penyembahan. Bahkan dari keadaan bangsa yang dulunya tercerai berai, akhirnya berubah menjadi bangsa yang bahu membahu lalu membawa persembahan kepada Tuhan (ay.10). Dalam keadaan seperti itu, Tuhan terus menyatakan pengampunan-Nya, bahkan umat Tuhan tidak mendapat malu karena orang yang congkak telah disingkirkan oleh Tuhan, sehingga umat yang rendah hati dibiarkan hidup damai dalam kehidupannya (ay.12).

Kedamaian batin adalah bagian dari harapan-harapan yang kita rindukan. Karena itu kita membutuhkan perubahan hidup untuk siap dibentuk oleh Tuhan melalui Roh-Nya. Allah telah memulihkan dan mengampuni kita. Karena itu, marilah kita terus menerus memelihara kehidupan kita untuk seterusnya kita membentuk suasana hidup damai di dalam Tuhan. Ciptakanlah cara hidup yang menyembah Tuhan dan biarlah bibir kita diarahkan untuk selalu menjadi bibir yang memuliakan Tuhan dalam kedamaian. Amin!

Sunday, 29 November 2015

MENGAGUNGKAN TUHAN

Mazmur  97:1-8
MENGAGUNGKAN TUHAN
Beberapa waktu yang lalu, SBY ketika masih menjabat sebagai Presiden RI  melakukan kunjungan kerja ke Toraja. Untuk mempersiapkan penyambutan-Nya, dibutuhkan keterlibatan banyak pihak di dalamnya sehingga sepanjang  jalan raya; jalan poros Salubarani –Rantepao- Randan Batu dalam waktu tiga hari sudah sangat bersih, walaupun kebersihan itu  bertahan hanya tiga hari saja. Pada hari kedatangannya, masyarakat turun ke jalan menyabutnya.  Masyarakat amat bangga walaupun sang presiden hanya memberi senyum dan lambaian tangan dari balik jendela mobilnya.
Kesemarakan dalam menyambut presiden tidaklah lebih semarak ketika pemazmur mengagungkan Tuhan. Pemazmur menggambarkan bahwa ketika Tuhan dimuliakan, bumipun bersorak-sorai dan pulau bersukacita (ay.1). Semua lawan menjadi hangus (ay.3), kilat-kilat-nya menerangi dunia, bahkan bumi gemetar melihat-Nya (ay.4). Akibatnya, semua orang yang beribadah kepada patung mendapat malu, hingga akhirnya mereka yang menyembah berhala beralih menyembah Tuhan (band. Ay.7). Itulah sebabnya puteri-puteri Yehuda bersorak-sorai karena keagungan dan kemuliaan Tuhan (ay.8).

Menghayati keagungan Tuhan, tidak lepas dari cara kita menghayati kebesaran Tuhan dalam hidup kita. Tuhan adalah Raja yang patut kita hormati, karena kehidupan yang kita jalani adalah anugerah-Nya. Dia adalah Raja dalam kehidupan kita, Ia telah hadir dan telah memberitakan keadilan-Nya di muka bumi ini. Oleh karena itu, marilah kita bersorak-sorai seperti puteri-puteri Yerusalem yang telah menyaksikan kemuliaan Allah yang adalah Raja hidup ini. Amin!

Thursday, 26 November 2015

DISELAMATKAN TANPA SYARAT

Zefanya 3:18-20
DISELAMATKAN TANPA SYARAT
Jika anda adalah pribadi yang terlanjur melakukan kesalahan besar bagi seseorang, lalu kemudian anda divonis untuk dipenjarakan, bagaimana perasaan anda jika orang yang kepadanya anda bersalah mengatakan, “saya mohon orang ini dibebaskan dan jangan dihukum oleh karena saya telah mengampuninya”.
Pada ayat 18 dipaparkan bahwa; “Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela”. Penekanan itu dilanjutkan pada ayat 19 bahwa, “…Aku akan bertindak atas segala penindasanmu, tetapi Aku akan menyelamatkan yang pincang, mengumpulkan yang terpencar, dan membuat mereka kenamaan di seluruh bumi. Pada bagian ini tergambar bahwa penyelamatan Allah terhadap umat-Nya sangatlah luar biasa. Ia mengampuni umat-Nya  dan memulihkannya.

Jika kita mengamati kehidupan kita di hadapan Allah, maka respon seperti apa yang harus kita wujudkan untuk menjawab kemurahan dan pemulihan yang Allah telah nyatakan kepada kita? Adakah kita selalu membatin bahwa Allah sungguh mengasihi kita?  Dan sebaliknya, apakah kita juga sudah mengasihi Allah? Ingatlah, bahwa pemulihan yang Allah telah nyatakan kepada kita, bukan berdasarkan upaya kita, bukan pula karena kekayaan yang kita miliki, melainkan semata-mata karena anugrah-Nya. Oleh karena itu, jika Allah telah menyelamatkan dan memulihkan kita tanpa syarat, maka yang harus kita lakukan adalah bersyukur dalam segala hal karena kasih-Nya yang besar. Wujudkanlah tanda syukur itu melalui pikiran, perkataan dan seluruh tindakan kita setiap saat.

Tuesday, 24 November 2015

MELIHAT GAMBARAN HIDUP MASA DEPAN

MELIHAT GAMBARAN HIDUP MASA DEPAN
Wahyu 6:1-7;4

Kitab Wahyu kepada Yohanes adalah kitab terakhir dalam kanon yang menutup sejarah Perjanjian Baru. Kitab ini juga merupakan sebuah kitab yang berisikan penglihatan, lambang, tanda, bilangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Tuhan kepada umat Tuhan. Pada abad 2 Masehi, orang Kristen memiliki pemahaman bahwa kitab ini adalah kode simbolis yang meramalkan orang-orang atau peristiwa-peristiwa tertentu yang mengantar pada akhir zaman.
Sebagaimana yang digambarkan dalam pembacaan ini, ramalan tentang kehidupan orang percaya disampaikan melalui kehadiran Anak Domba ( Yesus Kristus) yang membuka rahasia akhir zaman melalui symbol; ketuju meterai ( tujuh tahun kesengsaraan), seekor kuda putih dan empat orang yang keluar menunggang kuda (melambangkan hukuman Allah atas dunia yg telah rusak), Kuda merah padam dan penunggangnya (melambangkan perang dan kematian dahsyat), Seekor kuda hitam dan penunggangnya (kelaparan yang besar), Seekor kuda hijau kuning dan penunggangnya ( melambangkan maut; kematian, kelaparan dan perang yang makin dahsyat). Kesemuanya ini mengingatkan manusia bahwa dosa-dosa yang terus dibiarkan merajalelah akan mendatangkan hukuman kesengsaraan dan kematian yang memprihatinkan (ay.1-9). Tetapi orang-orang yang mati karena firman Allah akan mati syahid, dan akan disebut sebagai orang yang menang karena akan tetap hidup di dalam Kristus oleh iman.
Saudara-saudara, menjalani kehidupan kita sebagai orang yang sudah ditebus di dalam Kristus Yesus, tentunya kita pun akan menghadapi begitu banyak tantangan hidup. Namun firman Tuhan saat ini memberikan gambaran kepada kita tentang pilihan-pilihan hidup yang dapat kita jalani. Kalau kita hidup di dalam firman-Nya, setia menderita karena iman, maka kepada kita akan dianugerahi keselamatan dan kehidupan kekal di dalam Kristus. Namun jika kita memilih hidup di luar Kristus, berarti kita memilih menempuh penderitaan di alam maut yang tiada akhirnya.




Sunday, 22 November 2015

MENGENAL SOSOK GEMBALA YANG BAIK

MENGENAL SOSOK GEMBALA YANG BAIK
Mazmur 23:1-6

Setiap orang dalam menjalani hidupnya senantiasa membutuhkan kehadiran seorang sosok yang lebih matang, berpengalaman dan bisa dipercaya untuk menjadi penuntun bagi dirinya. Karena tanpa tuntunan yang jelas, hidup ini tidak akan bisa berjalan ke arah yang lebih baik sebagaimana yang diharapkan.
Mazmur ini berisikan pengakuan iman Daud tentang Allah sebagai Gembala yang baik. Daud mengandaikan dirinya sebagai domba yang membutuhkan Gembala yang baik untuk menjalani kehidupannya. Sebagai domba maka ia harus mempercayai Gembalanya dalam memberikan tuntunan dan jaminan perlindungan. Seekor domba akan tergantung sepenuhnya pada tuntunan gembalanya supaya dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Sikap ini menggambarkan pengenalan Daud tentang Allah sebagai gembala yang baik dalam memberikan sukacita dan damai sejahtera. Dalam perikop ini, Daud memulai pujiannya dengan ungkapan “Tuhan adalah gembalaku (ayat1a). Ungkapan yang menggunakan kata “ku” merujuk pada hubungan intim antara Daud dengan Tuhan. Daud menyampaikan kesaksian hidupnya bersama Tuhan. Apa yang diberikan Tuhan sebagai gembala, yakni kepuasan, keamanan, kedamaian dan kepastian hidup; masa sekarang dan masa depan. Kesaksian ini menciptakan kerinduan dalam diri Daud untuk berada dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Bagi Daud yang paling penting adalah berjalan bersama TUHAN, baik dalam keadaan tentram maupun bahaya.
Bagaimana dengan kita? Apakah sikap iman Daud juga telah menjadi sikap iman kita bahwa di dalam Tuhan kita tidak akan kuatir, karena Dia akan menolong kita keluar dari pergumulan hidup kita. Dan jalan yang ditunjukkan-Nya adalah jalan keselamatan. Memang, jalan yang harus dilalui akan menghadapi begitu banyak tantangan, namun pada akhirnya akan sampai pada tujuan, sebab Tuhan adalah Gembala yang baik.



Friday, 20 November 2015

MENGAKUI KEDAULATAN ALLAH

MENGAKUI KEDAULATAN ALLAH
Yehezkiel 28:20-26
 
Pada bagian ini Yehezkiel menyerukan kepada Bangsa Israel untuk tetap mengandalkan Allah, dan berani menghadapi bangsa-bangsa lain yang telah sewenang-wenang kepada mereka. Yehezkiel menubuatkan tentang penghakiman terhadap bangsa- bangsa yang ada di sekeliling Yerusalem, termasuk bangsa Sidon karena dosa-dosa mereka di hadapan Tuhan. Dosa terutama mereka ialah keangkuhan yang membuatnya mengagungkan diri sebagai dewa. Karena hal ini, ia akan berhadapan dengan hukuman Tuhan yang Mahatinggi dan dimasukkan ke dalam lobang kubur sebagaimana semua manusia lainnya yang berdosa. Selain itu, Yehezkiel juga menekankan janji pemulihan bagi Israel. Dengan mengumpulkan Israel kembali untuk melayani diri-Nya dalam kebenaran, Allah akan menunjukkan bahwa Dia adalah benar-benar Allah yang kudus dan berdaulat, dan yang akan menyelesaikan semua maksud-Nya di dunia ini.
Banyak orang di zaman sekarang ini, khususnya mereka yang terjerat dalam cara berpikir duniawi; karena pengaruh kedudukan atau kekayaannya, terkadang bersikap seolah olah mau menjadi dewa, bahkan allah bagi sesamanya. Ia menjadikan dirinya sebagai pengendali atas diri dan kehidupan sesamanya tanpa manusiawi, karena merasa punya kuasa dan hak penuh atas orang lain. Untuk situasi seperti itu, firman Tuhan menyerukan akan adanya hukuman atas keangkuhan dan kesewenang-wenangan tersebut. Namun sebaliknya, Allah juga menjanjikan pemulihan bagi orang yang tertindas, namun senantiasa mengandalkan Tuhan.
Kita percaya bahwa Tuhan berdaulat atas kehidupan kita, oleh karena itu jangan merampas hak Allah dengan upaya untuk mengganti posisi-Nya, karena dari-Nyalah hidup ini. Mari kita koreksi diri kita,  dalam posisi bagaimana kita di hadapan Allah dan sesama?


Thursday, 19 November 2015

SAPAAN YANG MEMBERI PENGHARAPAN

SAPAAN YANG MEMBERI PENGHARAPAN
Lukas 19:1-10
Di setiap zaman dan dalam setiap kelompok masyarakat, seringkali ditemukan adanya orang-orang tertentu yang didiskreditkan dalam pergaulan karena adanya perilaku-perilaku tertentu yang dilakukannya menyimpang dari kebiasaan masyarakat pada umumnya. Dan perilaku tersebut dianggap sebagai sebuah aib atau sesuatu yang buruk. Oleh karena itu, terkadang orang seperti ini disisihkan karena dianggap sebagai sampah masyarakat.
Dalam kisah ini, diceriterakan tentang perjumpaan Yesus dengan Zakheus. Zakheus berasal dari kata Zakkai yang berarti jujur atau jernih. Namun sangat ironis karena sifat Zakheus sangat kontradiktif dengan pengertian namanya. Zakheus, seorang pemungut cukai, mencari nafkah dengan mengumpulkan pajak lebih banyak daripada yang seharusnya ia peroleh dari rakyat. Dan dalam kehidupan orang Yahudi, perilaku seperti itu dapat dikategorikan sebagai tindakan pengkhianatan terhadap bangsa sendiri. Oleh karena itu, para pemungut cukai sering dipandang rendah oleh masyarakat. Melalui perjumpaan ini, sapaan dan perhatian Yesus yang berwibawa, penuh dengan kasih mampu menggugah dan memberi pengharapan kepada Zakheus yang diliputi rasa sepi dan minder. Perasaannya berubah menjadi sukacit, dan ia pun menerima Yesus. Bahkan sebagai bentuk rasa penyesalannya atas kesalahannya selama ini, ia mau memberikan sebagian dari kekayaannya untuk dibagikan kepada orang miskin (ay.8).

Saudara-saudara, Yesus masih terus-menerus berusaha untuk menyelamatkan yang hilang melalui kehadiran; pelayanan dan kesaksian kita. Hal ini memperingatkan kita untuk juga mau membawa Injil kepada orang yang ditolak masyarakat, karena sesungguhnya semua orang sedang terhilang dan memerlukan keselamatan. Sebab Anak Manusia datang mencari dan menyelamatkan yang hilang.Amin!

Wednesday, 18 November 2015

PANGGILAN MELAYANI

PANGGILAN MELAYANI
Kissah Para Rasul 16:4-12
Panggilan untuk melayani dan memberitakan injil adalah suatu panggilan yang dialamatkan kepada setiap orang yang telah menyatakan pengakuan imannya sebagai pengikut Yesus Kristus, tanpa terkecuali. Hal ini dimaksudkan agar karya pelayanan Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya untuk menyelamatkan dunia, juga dapat dirasakan dan diterima oleh orang lain di berbagai penjuru bumi yang belum menerima Yesus. Setiap orang yang dipanggil telah dikarunia berbagai talenta masing-masing untuk menjawab panggilannya. Dan Tuhan sendiri yang berjanji untuk memperlengkapi, menyertai serta memberkati pelayanan yang dilaksanakan oleh hamba-hamba-Nya melalui Roh-Nya yang kudus.
Bagian pembacaan kita pada saat ini memberi kesaksian tentang bagaimana para hamba Allah; Paulus dan silas  diteguhkan dalam pelayanan, dan  makin hari jumlah orang percaya makin bertambah (ay.5). Bahkan pada suatu kesempatan, oleh bimbingan Tuhan, Paulus memperoleh suatu penglihatan tentang orang makedonia yang memanggilnya meminta pertolongan; sebagai isyarat bagi mereka untuk pergi dan memberitakan injil ke Makedonia (ay.10).
Saudara-saudara, sebagai orang yang sudah menerima anugerah keselamatan dari Yesus Kristus kitapun dipanggil untuk melayani dan memberitakan injil dalam kehidupan kita. Ada begitu banyak orang di sekeliling kita yang minta tolong dan membutuhkan uluran tangan dari kita. Mintalah bimbingan Roh Kudus agar kita diberikan kemampuan dan kepekaaan untuk melihat dengan mata iman kita tentang orang-orang yang membutuhkan pelayanan kita. Banyak bentuk pelayanan yang bisa kita nyatakan untuk memberi peran dalam saling memberi topangan. Amin!


Tuesday, 17 November 2015

ARIF MENYIKAPI PERBEDAAN

ARIF MENYIKAPI PERBEDAAN
Kissah Para Rasul 15;35-41
Menjalani kehidupan yang Tuhan anugerahkan kepada setiap orang, bukanlah sebuah kehidupan yang mudah dan tanpa hambatan. Ada berbagai macam bentuk hambatan yang bisa muncul sebagai akibat dari keterbatasan manusiawi kita. Baik yang sifatnya dari dalam diri kita sendiri maupun dari luar diri kita. Kesalah-pahaman dan perselisihan bisa menjadi salah satu bentuk tantangan hidup. Bahkan terkadang perbedaan pandangan dan perselisihan pun dapat timbul  di tengah-tengah pelayanan di antara orang-orang percaya yang sungguh mengasihi Tuhan dan sesamanya.
. Kisah perbedaan pendapat dalam pelayanan yang membawa pemisahan sebagaimana yang terjadi dalam kasus pelayanan antara Paulus dan Barnabas bisa menjadi cermin bagi kita. Bahwa perbedaan pandangan dan sikap di antara anak-anak atau pelayan-pelayan Tuhan boleh-boleh saja ada, tetapi tidak boleh disertai kepahitan dan permusuhanan. Baik Paulus maupun Barnabas, walaupun mereka berbeda pandangan, namun mereka saling menghargai pendapat dan keputusan masing-masing, sehingga tetap melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing bagi kemuliaan Allah dengan segala keikhlasan berdasarkan kasih karunia Allah.
Saudara-saudara, pada saat perselisihan tidak bisa lagi kita atasi dengan kamampuan kita sendiri, maka yang paling baik untuk dilakukan adalah membiarkan masing-masing dengan pendapatnya sendiri serta membiarkan Allah bekerja sesuai kehendak-Nya atas orang-orang yang terlibat di dalamnya. Sebab pada akhirnya, ketika dijalani dengan ketulusan dan kearifan tanpa paksaan dan dendam, maka Tuhan sendiri akan menyatakan kemuliaan dan pemulihan-Nya atas kita. Amin!


Monday, 16 November 2015

PESAN KESELAMATAN

Yohanes 5:13-15
PESAN KESELAMATAN

Setiap orang tentunya pernah mengalami sakit. Entah itu ringan atau berat, tetap sama-sama membutuhkan pemulihan. Dan untuk mendapatkan pemulihan total seorang pasien sangat dituntut untuk mengikuti petunjuk atau saran dokter. Sebab seorang dokter tentunya mengharapkan pasiennya cepat sembuh,. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa seorang dokter juga dapat dikenal oleh orang banyak semuanya berasal dari cerita pasien tentang dirinya terhadap orang lain.
Dokter dan pasien terkadang awalnya adalah orang yang tidak saling mengenal. Walaupun tidak saling kenal, si dokter tetap berusaha untuk membantu pasiennya agar mengalami kesembuhan. Apalagi Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamat. Walaupun orang yang telah disembuhkannya tidak mengenal diri-Nya, namun Yesus tetap mengharapkan orang yang telah dipulihkan-Nya itu mendapat pemulihan total.

Yesus tidak hanya memulihkan fisik dari orang sakit tersebut, tetapi ia juga meginginkan orang tersebut pulih secara rohani. Ysus berkata : “engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Tahukah saudara bahwa ternyata ada hal yang lebih buruk dari penyakit fisik yang dialami oleh manusia yakni dosa. Dosa adalah penyakit yang tidak dapat dilihat secara kasat mata dan medis, naming ia dapat mendatangkan hal yang buruk dalam kehidupan manusia. Untuk itulah Tuhan Yesus perlu menyampaikan pesan keselamatan ini agar sebagai orang-orang percaya yang telah merasakan pemulihan-Nya dapat menyampaikan berita ini kepada orang banyak. Amin

Sunday, 15 November 2015

KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA

KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA
Imamat 19:9-19

Hal mengasihi adalah  suatu perintah yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Bahkan oleh Yesus, hal mengasihi dijadikannya sebagai rangkuman dari seluruh hukum-hukum Allah. Oleh karena itu  Yesus menempatkannya sebagai hukum yang terutama (band. Mat.22:37-40). Dikatakan-Nya,”…kasihilah sesamamu manusia, seperti dirimu sendiri…”(imamat 19:18)
Perintah ini mengatur cara hidup orang beriman terhadap orang lain, sebagaimana yang diuraikan juga dalam kitab Imamat 19:9-18. Hal ini hendak menjelaskan cara-cara praktis untuk menunjukkan kasih dan perhatian orang-orang percaya dalam hubungannya dengan ‘sesamanya’. Kata “sesamamu” diambil dari bahasa Ibrani, ×¨×¢ rê-‘e, "sesama” teman, tetangga…dll". Hal ini mengacu kepada hubungan  setiap orang dengan orang lain, bukan sekadar orang yang tinggal di dekat rumahnya, namun lebih luas pengertiannya dari itu. Disini umat Tuhan dinasihatkan untuk sungguh-sungguh menyatakan kasih itu sebagai karakter diri dalam hidup keseharian, dan bukan sekedar ucapan pemanis bibir atau penampakan luar untuk pemenuhan hukum-hukum formal. Jangan hanya kelihatan baik dari penampilan luar, seolah-olah penuh dengan kasih, namun hatinya dipenuhi dengan kebencian, iri hati dan dendam. Dengan mengasihi sesama berarti kita mengungkapkan tentang tabiat Allah yang penuh kasih serta Mahakudus.

Saudara-saudara, Apakah kasih itu telah kita terapkan sebagai karakter diri kita, yang harus dinyatakan setiap saat dalam segala tempat dan situasi? Hanya orang yang mau hidup kudus sajalah yang bisa menyatakan kasih kepada sesamanya. Dan hanya orang yang hidup di dalam Tuhan saja yang bisa menikmati kekudusan-Nya. Amin!

Wednesday, 11 November 2015

PENGHARAPAN ITU TIDAK MENGECEWAKAN

Mazmur 126:4-6
PENGHARAPAN ITU TIDAK MENGECEWAKAN
Ketika terjadi kecelakaan kapal laut, biasanya ada orang yang berjuang dengan sebilah papan ketika terapung-apung di tengah lautan. Atau ketika orang terjatuh ke jurang yang sangat dalam dan sepi, ia berusaha untuk berteriak minta tolong, agar bisa mendapat pertolongan dari orang yg mendengarnya.
Mazmur ini mengisahkan tentang situasi bangsa Israel yang sementara dalam kesulitan. Mereka dihimpit oleh tekanan bangsa-bangsa lain, namun mereka memiliki pengharapan akan kelepasan. Sekalipun berat, namun Pemazmur punya keyakinan yang kuat bahwa perkara kelepasan itu bukan mustahil bagi Tuhan. Tuhan pasti sanggup melakukannya. Hal itu digambarkan dalam dua hal; yaitu pemulihan batang air kering di Tanah Negeb dan beratnya perjuangan bercocok tanam. Umat Israel tetap punya pengharapan meskipun harus diakui bahwa kadang-kadang pengharapan mereka menjadi lemah karena beratnya beban hidup. Di tengah pergumulan hidup, mereka selalu berseru kepada Tuhan, karena mereka punya pengharapan bahwa Tuhan pasti peduli dan bertindak. Dia pasti melakukan pembebasan bagu umat-Nya dari berbagai tekanan hidup.  Saat itulah segala penderitaan akan berganti dengan sorak-sorai.

Setiap hari kita menjalani kehidupan ini dengan berbagai perkara. Mungkin kita sering mengeluh atau terkadang seolah putus asa. Tetap janganlah mundur dan menyerah, apalagi putus harapan. Sebab kita punya pengharapan di dalam Tuhan. Dalam Roma 5:5 Paulus mengatakann, “Dan pengharapan ini tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikarunakan kepada kita”. Amin!

Tuesday, 10 November 2015

TRANSPARAN DI HADAPAN ALLAH

Mazmur 26:1-7
TRANSPARAN DI HADAPAN ALLAH
Ahok adalah sosok fenomenal yang ramai diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Mengapa? Karena di tengah-tengah apatisme masyarakat terhadap praktek birokrasi yang penuh dengan rekayasa, ia menampilkan suasana lain di dalam pemerintahannya. Salah satunya; transparansinya sebagai pejabat publik.
Keterbukaan di hadapan Allah diungkapkan oleh Raja Daud melalui Mazmur 26. Keterbukaannya dilandasi keyakinan yang dalam bahwa Allah sanggup menyatakan kebenaran-Nya kepada orang yang sungguh-sungguh tulus mengandalkan Dia (ay.1) Oleh karena itu ia membawa segala realitas hidup yang dialaminya di hadapan Allah secara terbuka. Keterbukaannya di hadapan Allah tidak hanya dinyatakan melalui ibadah semata-mata tetapi selalu terwujud melalui tindakan nyata sehari-hari. Ia pun relah membuka hatinya di hadapan Allah untuk diselidiki (ay.2). Ia menghidupi kebenaran (ay.3), ia tidak menempuh jalan penipu, orang munafik dan orang fasik (ay.4-5). Ia senantiasa hidup dalam kekudusan (ay.6).

Belajar dari keterbukaan pemazmur di hadapan Allah, kitapun sebagai umat Allah yang baru di dalam Kristus hendaknya juga senantiasa meneladani sikap yang sama. Kehidupan yang transparan di hadapan Allah merupakan wujud tanggapan kita kepada Allah yang telah terbuka menyatakan diri-Nya di dalam Kristus. Selubung Allah yang tertutup selama ini karena dosa manusia, telah disingkapkan oleh Allah di dalam Kristus. Karena itu, marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni (ibrani 10:22). Amin!

Monday, 9 November 2015

HANYA OLEH KASIH DAN KEMURAHAN ALLAH

HANYA OLEH KASIH DAN KEMURAHAN ALLAH
Wahyu 21:1-8
Setiap orang pasti pernah memiliki masa lalu yang buruk. Hanya bentuknya saja yang berbeda-beda. Sebab sejarah perjalanan kehidupan umat manusia, memang demikian adanya. Bahwa fakta kejatuhan ke dalam dosa merupakan sebuah kisah yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seluruh umat manusia pada umumnya, dan secara khusus bagi masing-masing pribadi. Namun terkadang, ada orang yang entah karena sengaja atau tidak sengaja merasa sudah terlanjur jauh masuk ke dalam ‘dunia hitam’, akhirnya tidak lagi punya niat apalagi pengharapan untuk kembali ke jalan yang benar.
Surat Wahyu ini merupakan pesan Yesus berupa; nasihat, peringatan dan penguatan kepada umat Tuhan di berbagai tempat; yang disampaikan melalui Yohanes, bahwa sekalipun dosa telah mengakibatkan dukacita, ratap tangis, perkabungan, kematian dll, namun oleh kasih dan kemurahan Allah semuanya itu telah dilenyapkan (ay.4). Dan Ia telah menjadikan segala sesuatu baru (ay.5).  Langit dan bumi baru yang dimaksudkan adalah sesuatu yang benar-benar baru. Tentu hal ini merupakan sebuah berkat dan anugerah yang luar biasa. Kepada setiap umat yang percaya kepada Tuhan Yesus, diberikan langit dan bumi yang benar-benar baru. Sebuah suasana kehidupan ideal yang diperkenankan untuk dinikmati setiap orang yang percaya, tanpa mengingat lagi masa lalunya yang buruk. Hal Ini merupakan sebuah kesaksian bahwa karya dan sejarah penyelamatan bagi umat manusia oleh Allah sungguh sempurna adanya. Sebagai akibatnya, kita semua diberikan kehidupan dan masa depan yang sungguh-sungguh sempurna. Kehidupan yang dianugerahkan kepada kita boleh terjadi hanya oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan. Maka sudah seharusnya kita selalu bersyukur untuk segala kebaikan dan kemurahanNya.
Saudara-saudara, adakah kita merindukan kehidupan dan masa depan yang sempurna? Datanglah kepada-Nya dengan pertobatan dan iman yang sungguh, maka Dia akan menganugerahkan-Nya kepadamu tanpa mengungkit-ungkit lagi masa lalu kamu yang buruk!


Sunday, 8 November 2015

KESALEHAN SANG IMAM

Ibrani 5:5-7
KESALEHAN SANG IMAM
Seringkali kita mendengarkan ungkapan yang sesungguhnya bernada cemooh, “Ah, kamu ini, sok saleh, sok suci, sok benar, dst.” Ungkapan yang berbau cemooh ini bila ditelusuri merupakan bentuk pembelaan diri dari perilaku yang berlawanan dengan hidup saleh, hidup suci dan hidup benar.  Bahkan ungkapan ini sesungguhnya juga bernada provokasi (hasutan) untuk diam atau turut ambil bagian di dalam perilaku yang tidak benar. Misalnya, sikap egois, mementingkan diri sendiri dan sejenisnya.
Kehidupan manusia di dunia yang kita diami saat ini, kian terasa suasana menguatnya sikap egois, mementingkan diri sendiri, yang tanpa sadar budaya kebersamaan seolah semakin tergerus. Dan bila hal ini terjadi, manusia kehilangan kesempatan memenuhi panggilannya sebagai mahluk sosial dan mahluk beragama. Adalah penting bagi kita, umat kepunyaan Allah di tengah-tengah penggerusan nilai-nilai kebersamaan dan nilai-nilai kemanusiaan, untuk tetap memiliki sosok yang menjadi teladan yang bisa menuntun kita dalam memilah; mana hidup yang benar dan mana yang tidak benar. Mana yang baik dan mana yang jahat.
Kesalehan Kristus sebagai imam dengan jelas diungkapkan oleh penulis surat Ibrani; Ia tidak egois, Ia menjadi pendoa syafaat dengan segenap hati bagi umat-Nya. Dan kesalehan-Nya menjadikan Ia berkenan sebagai Anak Allah, dan Ia berkenan bagi Bapa-Nya, sehingga segala yang kita lakukan di dalam nama Yesus Kristus diperkenankan oleh Bapa.

Jadi jangan terpengaruh jika kita mendapat sindiran atau cemooh dengan ungkapan; sok saleh, sok suci, dan sebagainya! Karena kita telah belajar hidup suci, hidup saleh, hidup benar, dari Sang Imam Agung, yakni Yesus Kristus. Suatu pribadi yang layak untuk menjadi teladan. Dan itu pulalah tujuan hidup kita, supaya kita berkenan kepada Bapa, dan melalui kita, Allah mau menarik banyak orang untuk meneladani hidup yang benar. Oleh karena itu, mari kita mempraktekkan hidup di dalam kesalehan dan kebenaran sebagai buah dari pengenalan kita kepada Sang Imam yang Agung!

Friday, 6 November 2015

SIAPA YANG LAYAK?

Mazmur 26:1-6
SIAPA YANG LAYAK?
Banyak kriteria atau syarat yang dipedomani untuk menyatakan sesuatu itu layak atau tidak. Misalnya; yang layak menerima ‘Raskin’ (beras untuk orang miskin) adalah orang yang benar-benar fakir miskin. Bukan orang-orang yang hanya merasa fakir miskin atau tiba-tiba mengaku orang miskin.
Mazmur ini dinyanyikan atau dibacakan sebagai salah satu bagian dalam tata ibadah Israel ketika umat Tuhan bersiap-siap untuk memasuki pelataran Bait Allah. “Siapakah yang boleh naik ke atas  gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” Jawaban atas pertanyaan ini adalah, “orang yag bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan dan yang tidak bersumpah palsu…!” Artinya, bahwa Allah itu berkenan ditemui oleh siapa saja dan kapan saja, tetapi tidak dengan asal-asalan.

Ada tuntutan, ada syarat yang mesti dipenuhi oleh setiap orang yang ingin menghampiri Allah. Dituntut kesediaan untuk mengoreksi diri, apakah kita mau menjaga kelakuan kita bersih sesuai dengan firman Allah. Di sini dibutuhkan kemurnian dan kerendahan hati kita. Tidakkah hati kita terkadang terlalu cepat merancangkan penipuan dan tidakkah mulut kita sering terlalu lancing untuk bersumpah palsu? Apakah kita rindu menemui Allah di tempat kudus-Nya? Datanglah mengahadap Dia dengan kemurnian dan kerendahan hati. Orang yang tulus, tidak akan menemui kesulitan untuk bertemu dengan-Nya! Amin.

Thursday, 5 November 2015

IKHLAS

1 tawarikh 29 :10-19
IKHLAS

Sinonim dari kata ikhlas adalah ; tulus, rela, dengan senang hati. Ikhlas sangat bertentangan dengan terpaksa dan sungut-sungut. Ikhlas merupakan cara hidup yang memberi sesuatu dengan tidak mengharapkan balasan, melainkan sebuah sikap yang lahir dari hati yang paling dalam terhadap sesuatu yang menimbulkan keempatian tulus dari dalam diri terhadap orang lain.
Dalam perikop ini, Daud berbicara tentang keikhlasan sehubungan dengan persembahan. Daud memberi persembahan dengan ikhlas, diikuti oleh seluruh Jemaah Israel. Mengapa ? pertama, Daud menghayati bahwa Allah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan. Allah tahu, apakah sebuah pemberian itu lahir dari keikhlasan, dan juga tahu kalau bukan dari keihklasan. Kedua, Daud menghayati bahwa segala-galanya dari Tuhan : kekayaan, kemuliaan, kehormatan, kemazyuran, kekuatan, kerajaan, kejayaan dan lain-lain.

Dalam kehidupan ini, kita sering memberi hormat, penghargaan, pengakuan, pujian, pinjaman, hadiah dan lain-lain. Bahkan secara khusus telah memberi persembahan dalam berbagai bentuk. Namun pertanyaannya adalah, sudahkah kita mewujudkan pemberian dengan dorongan keikhlasan ?, sudahkah kita melakukan sesuatu dalam hidup ini sebagai bukti penghayatan kita terhadap kemurahan Allah yang sungguh-sungguh tulus mengasihi kita ? dan apakah semua bentuk persembahan yang telah kita berikan kedalam pelayanan adalah wujud dari ketulusan kita menghayati pengasihan Allah terhadap kehidupan kita? Renungkanlah........, seberapa besar ketulusan kita terhadap Tuhan dan  sesama.

Wednesday, 4 November 2015

TEMPAT PERTEDUHAN

Mazmur 91 :9-13
TEMPAT PERTEDUHAN
Jika panas dan hujan datang, rumah, payung, pohon yang rindang atau pun yang lainnya dapat menjadi tempat kita berteduh dan bernaung sampai cuaca menjadi bersahabat bagi kita. Tetapi jika hidup kita didera dengan panas dan hujan pergumulan, hambatan dan kesukaran hidup, dimana kah kita dapat bernaung dan berteduh ?, pengalaman hidup pemazmur menjadi kesaksian bagi kita, bahwa dalam cuaca hidup yang silih berganti itu, Allah adalah tempat perteduhan dan perlindungan yang sangat baik. Ia menyediakan malaikat-Nya untuk menjaga segala jalan kita, jalan yang tentu dapat berliku, naik dan turun serta terjal dan bercadas. Dialah Allah yang menatang yang memegang tangan kita, sehingga dalam sandungan-sandungan pergumulan kita tidak jatuh terkapar tanpa daya, tetapi dapat segera berdiri. Bahkan dalam ancaman sekalipun, Dia dapat menolong kita menghadapi dan menjadi seorang pemenang. Persoalan kita yang sesungguhnya  dalam realitas hidup yang silih berganti  ialah adakah kita sungguh mengenal Allah, sungguh mempercayainya, sehingga dengan tanpa ragu kita mau menjadikan-Nya sebagai pribadi satu-satunya tempat kita berteduh dalam berbagai kemelut hidup.

Bagi pemazmur, pengenalannya akan Allah telah menolongnya sehingga sanggup menghadapi hidup dalam berbagai pergumulan. Allah  yang penuh kasih dan rahmat, Allah yang maha kuasa dan penuh berkat, adalah tempat perlindungan dan perteduhan yang memberi rasa aman, memberi keluputan dan memberi kelegaan dalam berbagai situasi hidup, mengapa ?, sebab Dia adalah Allah, pencipta dan pemilik kehidupan kita. Oleh karena itu segala kuasa tahkluk kepada kuasa-Nya. Selamat berteduh

Tuesday, 3 November 2015

KEKUATAN CINTA

2 Samuel 1:17-27
KEKUATAN CINTA

Dalam konteks dunia politik praktis; melakukan berbagai intrik dan manuver untuk menjatuhkan lawan, atau melakukan pembunuhan karakter terhadap lawan politik adalah suatu hal yang masih dianggap lumrah atau wajar oleh sebagian besar orang. Karena dengan cara demikian seseorang dapat melambungkan kemasyuran namanya melebihi saingannya.
Namun berbeda dengan Daud. Sekalipun ia mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan karena sikap iri hati yang pernah diperlihatkan oleh Raja Saul kepadanya dulu, namun ia tidak pernah menyimpan rasa dendam untuk membalasnya. Hal itu dapat dilihat dalam bacaan ini. Ketika Daud mendapat kabar bahwa Raja Saul telah meninggal di medan perang, Daud sama sekali tidak memperlihatkan rasa senang, namun sebaliknya ia memperlihatkan rasa duka dan kehilangan yang amat dalam. Bahkan ia menggubah sebuah lagu ratapan dan mengajarkannya kepada bani Yehuda untuk dinyanyikan. Dalam rangkaian syair lagunya, Daud melukiskan betapa kuatnya cinta dan kekagumannya kepada Saul dan anaknya, Yonatan (ay.23-27). Sebuah gambaran kematangan emosional dan spiritualitas seorang Daud dalam menyikapi realitas kehidupannya dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan, dalam konteks politik sekalipun.
Faktor apakah yang telah membentuk karakter Daud sehingga mampu menjadi pribadi yang matang secara emosional? Tidak lain karena keyakinan imannya terhadap cinta-kasih dan kesetiaan Tuhan. Ia meyakini bahwa ketaatan kepada ketetapan-ketetapan Allah akan menghasilkan berkat-berkat Allah, dan mengabaikan perintah-Nya akan menghasilkan hukuman.
Menjalani realitas kehidupan kita sehari-hari, tentunya kitapun tidak akan luput dari berbagai bentuk persaingan. Namun mari kita menjalani kehidupan ini dengan mengandalkan Tuhan agar kita senantiasa diberikan hikmat oleh-Nya dan tidak tergiring dengan persaingan-persaingan yang tidak sehat. Hanya kekuatan cinta-kasih dari Tuhanlah yang bisa membimbing kita untuk menjalani kehidupan ini secara benar. Dalam konteks kehidupan manapun. Amin.


Monday, 2 November 2015

JANGAN HANYA MENUNTUT TUHAN

Mazmur 24 :1-6
JANGAN HANYA MENUNTUT TUHAN

Memang tidak sulit untuk mengatakan “Tuhanlah yang empunya segala bumi dan isinya, dan dunia serta yang ada didalamnya”. Tuhan memang pencipta dan pemilik seluruh alam semesta, karena itu yang dapat menghadap Dia hanyalah orang yang bersih tangannya dan murni hatinya. Allah adalah kudus sehingga Ia mau ditemui dengan kekudusan kita, artinya hati yang tulus dan murni. Tuhan memang Maha kasih, penuh rahmat dan anugerah. Tetapi ingat, jangan kita menganggap bahwa semua orang akan menerima berkat-Nya secara otomatis. Hanya mereka yang bersih tangannya dan murni hatinya, jauh dari penipuan, dan sumpah palsu.
Kepercayaan kita kepada Tuhan sering hanya berlaku sepihak. Kita sering merasa kecewa jika Tuhan tidak memenuhi kebutuhan kita, sementara kita lupa bahwa apakah kita juga telah memenuhi keinginan-Nya kepada kita. Kita mau supaya Tuhan memperhatikan kita, tetapi apakah kita juga sudah memperhatikan Tuhan. Kita menuntut agar Tuhan dekat dengan kita, tetapi betapa sering kita jauh dari Tuhan
Berkat Tuhan selalu tersedia untuk kita, tetapi untuk mendapatkan berkat itu Tuhan menghendaki kekudusan dari kita. Pekerjaan tangan Tuhan bukan sesuatu yang bebas dinikmati melainkan hanya disiapkan bagi mereka yang setia menjadi anak-anak Tuhan. Untuk itu kita tidak perlu kuatir dalam menjalani kehidupan ini, yang penting kita tetap memelihara kemurnian hati untuk percaya kepada-Nya.


Sunday, 1 November 2015

ALLAH MEMULIHKAN ORANG YANG BERTOBAT

Yesaya 57:14-16
ALLAH MEMULIHKAN ORANG YANG BERTOBAT
Kehancuran sebuah komunitas , termasuk bangsa dapat terjadi karena pemimpin atau masyarakatnya tidak takut akan Tuhan. Mereka tidak takut berbuat kejahartan, ketidakadilan dan ketidakbenaran. Kejahatan demi kejahatan semakin  hari semakin merajalelah dan tak terkendali. Ketidaktaatan kepada Allah inilah yang mejadi belenggu utama menghalangi belas kasihan Allah  berlaku atas Israel.  Mereka sebagai umat pilihan Allah tidak luput dari pemberontakan-pemberontakan kepada Allah; mulai dari pemimpin mereka sampai rakyatnya. Belenggu ketidaktaatan inilah yang mendorong nabi Yesaya menyerukan pertobatan bagi pemimpin dan umat Israel secara keseluruhan.
Melalui nas ini, nabi memberitahukan secara khusus tentang belas kasihan Tuhan terhadap orang-orang yang sungguh-sungguh bertobat. Ia mengajak umat untuk segera membuka, mempersiapkan jalan, dan mengangkat batu sandungan dari jalan umat Tuhan (ayat 14). Batu sandungan yang dimaksud disini adalah dosa yang membelenggu hati; orang yan tidak bertobat dan yang menyembah berhala. Allah menjanjikan penyertaan bagi mereka yang sungguh-sungguh bertobat.  Lebih dari itu, Allah menjanjikan pemulihan semangat dan hati bagi mereka yang  bertobat (ayat 15).

Bagaimana kehidupan kita sebagai umat Allah? Jujur, sebagai umat Allah masa kini, kita pun tidak luput dari berbagai praktek ketidaktaatan kepada Allah. Bila kita mengalami hal yang sama, maka seruan pertobatan yang disampaikan nabi Yesaya ini sangat tepat.  Percayalah bahwa  Allah sungguh-sungguh mengasihi mereka yang sungguh-sungguh bergumul dengan dosanya, dan dengan rendah hati mau bertobat. Dia pasti memberikan pengampunan dan pemulihan yang sempurna dan mensukacitakan. Amin!