Wednesday, 30 December 2015

PERINTAH BERTUJUAN MULIA

Yakobus 4 : 7-20
PERINTAH BERTUJUAN MULIA

Setiap akhir tahun pastilah membawa seseorang pada sebuah perenungan , bias masa lalu ataupun rencana ditahun baru. Misalnya perenungan berupa kenangan masa lalu saat hendak meninggalkan kampung untuk belajar dikota. Hampir setiap malam, orang tua memberi perintah, nasihat, katanya untuk meraih kesuksesan dalam pendidikan.
Perhatikan kata-kata dalam bacaan ini, diantaranya merupakan kata perintah : tunduklah, lawanlah, mendekatlah, tahirkanlah, sucikanlah, sadarilah, berdukacita, merataplah, dan rendahkanlah. Perintah ini ditujukan kepada jemaat diperantauan agar memilih hidup dengan hikmat Allah dan menjaga diri serta hidup sesuai kehendaknya. Lalu tujuannya apa ? mari perhatikan lagi tiap kata perintah tadi. Tujuan dari perintah yang satu saling terkait dengan tujuan perintah lainnya. Perintah untuk tunduk kepada Allah berbuah kekuatan untuk melawan iblis, hingga melarikan diri mendekat kepada Allah membuat Dia dekat : mentahirkan tangan dari dosa, menyucikan hati dari sikap mendua, menyadari kemalangan dengan berdukacita dan meratap, serta merendakan diri dihadapannya yang pada akhirnya membuat seseorang ditinggikan. Semua perintah itu bermuarah di tujuan mulia yakni ditinggikan Allah.
Pastilah anda punya perenungan tersendiri di akhir tahun  ini. Apapun itu yang jelas bahwa setiap perintah Tuhan selalu berbuah kemuliaan. Mari gemari perintahNya, giatlah membaca dan melakukan firmanNya. Dipenghujung tahun ini, mari membawa diri untuk menerima perintah sang Bapa. Dengarkanlah, aminkanlah dan jadikanlah setiap perintahnya sebagai bekal rohani untuk memasuki dan menjalani tahun yang baru, tahun yang penuh dengan rahasia,namun juga penuh dengan harapan dan berkat. Amin



Sunday, 27 December 2015

DOA HANA

1 Samuel 2:3-5
DOA HANA
Kebahagiaan adalah dambaan setiap orang dalam hidupnya. Oleh karenanya, berbagai cara diupayakan setiap orang untuk bisa meraih kebahagiaannya. Namun bagaimana respon atau tanggapan seseorang ketika harus berhadapan dengan cobaan yang bertubi-tubi? Apakah menghindar atau tetap menghadapinya? Jawaban atas pertanyaan ini sangat relatif. Mungkin aka banyak yang akan memberi jawaban bahwa tergantung bentuk cobaannya;  kalau tidak terlalu berat, Ya dihadapi, tetapi kalau terlalu berat, ya tunggu dulu…! Hana dalam pembacaan ini menyampaikan puji-pujiannya kepada Tuhan karena ia mengalami pertolongan Tuhan karena keteguhan imannya  dan menyaksikan kedahsyatan kuasa-Nya. Hana dalam hidupnya mengalami  cobaan yang sangat berat bahkan berlangsung dalam waktu yang sangat panjang, namun ia dengan setia selalu datang kepada Tuhan, beribadah dan berdoa kepada-Nya. Ia senantiasa meminta petunjuk kepada Tuhan dan oleh-Nya diberi kekuatan dan kesabaran.  Dan kemudian Tuhan menjawab doanya dengan mengaruniakan anak kepadanya.
Luapan sukacita Hana dinyatakan di hadapan Tuhan dengan bersyukur dan menyampaikan puji-pujiannya melalui doa. Ia bersyukur karena Tuhan sungguh pedulu kepadanya dengan mengabulkan permohonannya. Bahkan Hana juga mendoakan oran-orang yang telah menyakitinya. Melalu Hana, Allah memberi pelajaran kepada kita bahwa kebahagiaan akan senantiasa menjadi milik orang-orang yang tahan uji dan senantiasa berdoa mengandalkan Tuhan; mendoakan kehidupannya dan juga orang-orang yang telah menyakitinya. Amin!


Friday, 25 December 2015

SYUKUR ATAS KESELAMATAN

Mazmur 35:9-10
SYUKUR ATAS KESELAMATAN
Dalam pembacaan ini, Daud mengajak kita untuk bersyukur dengan bersorak-sorak, hati yang girang, bahkan sampai tulang bisa berucap. Karena apa? Karena keselamata dari Tuhan.
Ada apa dengan bersyukur? Apakah kita masih kurang bersyukur? Sesungguhnya hal bersyukur kita sudah tahu. Bahkan telah seringkali dilakukan, tetapi yang jadi persoalan adalah motivasi di balik ungkapa syukur yang kita lakukan. Banyak syukur dilakukan hanya atas dasar hal yang bersifat lahiriah saja; karena ada apanya atau karena ada sesuatu. Dilakukan supaya dapat pujian. Padahal motivasi yang benar saat kita bersyukur adalah supaya Tuhan yang adalah sumber segala berkat senantiaa dimuliakan. Khususnya lagi karena Allah telah menganugerahkan keselamatan kepada kita melalui anak-Nya yang tunggal ( band. Yoh. 3:16). Keselamatan yang daripada-Nya melepaskan kita dari kebinasaan karena dosa-dosa kita. Kita dianugerahi kehidupan dan masa depan yang sungguh baik. Sungguh sebuah kabar sukacita bukan? Sebagai orang yang telah diselamatkan, kita memiliki jaminan kepastian hidup di dalam Tuhan. Oleh karena itu kita diajak untuk mengucap syukur dalam segala hal; baik suka maupun duka, karena kita percaya bahwa Allah berdaulat penuh dalam mengatur dan mengendalikan segala situasi kehidupan kita dan membuatnya menjadi sungguh indah.

Natal yang masih kita rayakan kiranya menjadi sebuah ibadah syukur  yang murni demi memuliakan Putra Natal atas keselamatan yang dibawa-Nya. Bersyukurlah kepada Allah dengan pujian penyembahan, muliakanlah Allah dalam seluruh hidupmu…!

Tuesday, 22 December 2015

HASILKANLAH…!

Lukas 3:7-9
HASILKANLAH…!
Pohon mangga ketika bertumbuh dan berbuah tentu akan menghasilkan buah mangga. Sekolah yang melakukan proses belajar dan mengajar  akan menghasilkan murid-murid yang terdidik, dll. Hal ini hendak menjelaskan bahwa setiap pekerjaan, usaha dan perbuatan kita akan menghasilkan buah; entah baik atau bususk.
Hasilkanlah…! Menunjuk pada harapan, permintaan dan ajakan agar hidup ini tidak sekedar dijalani tetapi mesti memberi makna, memberi dampak dan bisa menghasilkan sesuatu. Hasilkanlah…! Sebuah seruan yang yang disampakan oleh Yohanes dan ditujukan kepada orang-orang yang hendak memberi diri untuk dibaptis. Yohanes mengingatkan bahwa sikap formalitas keagamaan tidak akan meluputkan mereka dari hukuman yang akan ditimpakan Allah bagi mereka yang hatinya tidak berpaut  pada Allah dan kehendak-Nya  serta yang cara hidupnya tidak menampakkan hidup yang baru sebagai wujud pertobatan. Dengan kata lain; kalau pernah mencuri, sungguh tidak akan mencuri lagi, dan yang selalu merancang dan berbuat kejahatan, sungguh tidak akan jahat lagi melainkan berusaha untuk berbuat kebaikan dan kebenaran.
Hasilkanlah…! Kata penting dan bermakna bagi kita orang-orang yang sudah ditebus dari dosa oleh Allah melalui anak-Nya yang tunggal yang dilayankan melalui tanda baptisan kudus. Hasilkanlah…! Merupakan sebuah motivasi agar setiap orang percaya senantiasa berbuat dan tidak berdiam diri. Memberi arah bahwa hidup ini mesti punya tujuan yang jelas untuk digapai. Ajakan yang membangun komitmen untuk tidak sekedar menjalani hari-hari hidup tanpa makna .

Hasilkanlah…, adalah kata yang pada akhirnya akan menjadi kesaksian tentang siapa kita sesungguhnya. Jadi, kalau kita sudah mandi, maka jangan berkubang lagi. Karena kita adalah anak-anak Allah yang telah dikuduskan dan yang telah dipanggil oleh Allah untuk menghasilkan buah di dalam dunia.Amin!

Monday, 21 December 2015

KESEMARAKAN KEMENANGAN

Mazmur 149:5-9
KESEMARAKAN KEMENANGAN
Setiap kali dilangsungkan pertandingan sepak bola, baik antar klub maupun antar Negara, maka yang memenangkan pertandingan pasti selalu mengekspressikan kemenangannya dengan berbagai cara bersama dengan ratusan bahkan ribuan massa pendukung. Mereka bersorak-sorai sambil sesekali membunyikan petasan dan lain-lain ataupun menyemprotkan semprot asap untuk menyemarakkan dan merayakan kemenangan itu.
Mazmur 149:5-9 menggambakan sukacita yang melahirkan sorak-sorai karena mereka mengalami kemenangan atas musuh-musuhnya. Secara khusus dalam ayat 5 diilustrasikan melalui kata-kata berikut bahwa,”Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai atas tempat tidur mereka”. Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka (ayat 6). Kedua bagian ini setidaknya memberi gambaran bahwa orang yang berjalan maju bersama dengan Tuhan akan mendapat kemenangan yang akan melahirkan kesemarakan. Mereka menang mengalahkan ‘musuh-musuhnya’  sampai akhirnya mereka memuliakan Tuhan yang telah memberi kesempatan kepada mereka dalam mengalahkan musuh-musuhnya.

Kemenangan kita adalah kemenangan bersama Allah dan kesemarakan kita adalah kesemarakan yang ditujukan kepada Allah. Hal ini berarti bahwa pergumulan dan tantangan apapun yang kita hadapi dalam kehidupan kita jika kita berserah diri sepenuhnya kepada Allah maka semua tantangan-tantangan itu (yang diibaratkan dengan musuh-musuh), pasti dapat teratasi. Oleh karena itu, berserah dirilah kepada Allah karena sesungguhnya kasih dan kuasa Allah akan selalu dinyatakan kepada kita jika kita sungguh mau hanya bergantung kepada-Nya dalam segala situasi hidup. Amin! 

Friday, 18 December 2015

Bersukacita Karena Dibebaskan

Yesaya 12:1-3
Bersukacita Karena Dibebaskan
Yang umum terlihat adalah, ketika seseorang sembuh dari penyakitnya, biasanya ia mengundang sejumlah orang berkumpul di rumahnya untuk selanjutnya melangsungkan ibadah pengucapan syukur. Hal ini dilakukan sebagai jawaban rasa syukurnya kepada Tuhan karena ia merasa bahwa ia telah melewati semuanya itu karena Tuntunan Tuhan yang senantiasa menyertainya.
Yesaya 12:1-3 merupakan nyanyian syukur yang diucapkan oleh seseorang yang telah melewati masa penderitaannya. Ia bersyukur karena ia merasa bahwa Tuhanlah yang menyembuhkannya. Penderitaan itu digambarkan ibarat seseorang yang amat haus di tengah padang gurun yang kering yang panas, tetapi Tuhan akhirnya hadir menolong hidupnya. Sebelumnya Tuhan murka namun pada akhirnya murka Tuhan surut pada dirinya, bahkan Allah sendiri yang menghiburnya kembali (ay.1). Dengan dasar itulah iapun mengakui kebesaran Tuhan karena ia sungguh merasakan bimbingan dan penyelamatan dari Tuhan (ay.2). Penyelamatan dari Tuhan, akhirnya membuat banyak orang bersukacita, karena semua orang bebas menimba mata air keselamatan (ay.3).

Kita adalah orang-orang yang hidup dalam kekeringan, bahkan diibaratkan sebagai orang yang hidup  di padang pasir dan tanpa air. Kita kehausan sehingga kita akan binasa jika tidak ada orang yang menolong kita. Dari sini kita belajar bahwa Allah di dalam Yesus Kristus telah datang membawa keselamatan dan sukacita, kita bagaikan orang yang kehausan di padang pasir yang merasakan kelegaan setela mendapatkan air yang segar. Oleh karenanya, mari kita bersukacita karena melalui Dia Allah telah hadir memberikan kita air hidup, air keselamatan. Amin!

Wednesday, 16 December 2015

IA TELAH MEMBUKA JALAN BARU

Ibrani 10:19-25
IA TELAH MEMBUKA JALAN BARU
Jika hendak berjumpa dengan gubernur, maka yang umum dilakukan ialah bahwa pengunjung harus menghubungi pengawal atau ajudan untuk memastikan dapat tidaknya berjumpa dengan gubernur. Tetapi jika gubernur akan ke kantor atau rumah jabatannya, maka ia dapat saja langsung tanpa harus melapor ke ajudannya.
Surat kepada orang Ibrani 10:19-25 menjelaskan bahwa melalui Yesus Kristus kita memperoleh keberanian  dan kesempatan untuk langsung secara pribadi memasuki persekutuan dengan Allah. Orang percaya diberi keistimewaan untuk langsung secara pribadi tanpa harus melalui perantara, oleh karena Yesus sendiri telah membuka jalan baru bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Untuk melalui jalan baru itu, dibutuhkan hati yang tulus serta keyakinan yang sungguh bahwa Yesus melalui karya-Nya yang ajaib telah memungkinkan dan melayakkan setiap orang percaya untuk dapat mengalami persekutuan yang akrab dengan Bapa-Nya dan boleh menikmati perjumpaan setiap saat. Karena itu, orang percaya diharapkan tetap berpegang teguh pada pengakuan mengenai pengharapannya  kepada Kristus serta saling mendorong  dalam kasih dan dalam setiap pekerjaan yang baik seperti Yesus telah melayakkan manusia dari ketidaklayakannya untuk menghadap Allah.

Dengan demikian, jalan baru yang telah dibuka oleh Yesus adalah jalan yang diperuntukkan bagi setiap orang percaya untuk giat mewujudkan kehidupan yang melahirkan kasih seperti Kristus telah menyatakan kasih-Nya. Hidup melalui jalan baru, jalan kebenaran yang telah dibuka oleh Yesus karena melalui jalan itu kita diberi kesempatan untuk giat saling mengasihi dan saling menasehati satu dengan yang lain sambil menjelang hari Tuhan yang kian dekat (ay.25). Amin!

Monday, 14 December 2015

MENGALIHKAN ORIENTASI HIDUP

Keluaran 3:7-12
MENGALIHKAN ORIENTASI HIDUP

Hanya orang bodohlah yang mau kembali ke jalan kematian. Itulah sebabnya, ketika Musa dipanggil oleh Tuhan kembali ke Mesir, ia menolak dengan banyak dalih. Alasan penolakan musa sangat logis. Ia dicari pemerintah Mesir oleh karena ia telah membunuh seorang mandor pemerintah demi membela orang sebangsanya (band. Kel. 2:14). Kalau bukan ke Mesir , mungkin Musa tidak akan terlalu keberatan menerima panggilan Allah. Tetapi karena alamat pengutusannya adalah mesir, maka ia melontarkan pernyataan penolakan dengan tegas dan dalih : “siapakah aku ini ?”.
            Sikap dan pengalaman musa tak jarang pula merupakan cerminan dari sikap dan pengalaman kita sendiri. Setiap saat kita diperhadapkan dengan panggilan untuk menyatakan maksud dan kebearan Tuhan dalam suatu suasana dimana kehendak Tuhan diabaikan. Tak sedikit pula kita melihat penindasan, kekerasan, penganiayaan disekitar kita. Tetapi kita banyak kali berdiam diri dan pura-pura menutup mata atas hal itu . Pasti nurani kita berbisik bahwa kita “melawan” dan menyuarakan kehendak Tuhan dalam suasana itu. Tetapi mengapa kita justru sering berdiam diri ?

            Kita kerap kali berdiam diri karena kita takut “mati”, yaitu : kita takut ditolak, takut karier kita mandek, takut dipecat, takut dimarahi, dan sebagainya. Kita cenderung berorentasi pada diri sendiri (dengan segala kennyamanan yag semu). Kita tidak mau rugi. Kita melupakan atau mengabaikan orientasi hidup yang sesungguhnya, yaitu Allah dan kehendaknya. Kita tidak mendengar suara Tuhan yang berfirman, “bukankah Aku yang akan menyertai engkau ?”. 

Sunday, 13 December 2015

SIAPA YANG BERBAHAGIA

Mazmur 16:8-11
SIAPA YANG BERBAHAGIA
Seorang yang sangat kehausan, sungguh merasa senang dan bahagia bila menjumpai sumber air. Begitu pun orang yang lapar, tentunya akan sangat senang ketika ia mendapatkan makanan. Demikian juga halnya dengan orang yang tersesat, akan merasa senang dan bersyukur apabila menemukan jalan yang sebenarnya. Dan masih banyak lagi pengalaman  yang bisa membuat orang senang apabila menemukan apa yang dibutuhhkannya, atau jalan keluar dari persoala hidup yang dihadapinya.
Bagi Daud, kesenangan dan kebahagiaan yang benar itu adalah tidak hanya menikmati berkat, perlindungan Allah, tetapi melakukan apa yang Allah kehendaki dalam hidup karunia-Nya. Tidak ada kebahagiaan dan kesenangan melebihi sikap ketergantungan hanya pada pertolongan Tuhan saja. Kebahagiaan Daud tidak dapat dinilai dengan materi , karena kegemarannya ialah bergaul dengan orang-orang kudus Allah, orang-orang yang mulia dalam kebenaran hidup dan mendengarkan tuntunan, pengajaran dari Allah yang diyakininya itulah jalan yang menuju hidup yang menghasilkan sukacita yang melimpah.

Bagaimana dengan kita, adaka kita juga berbahagia bila firman-Nya terus menyapa, mengingatkan dan menasehati kita? Apakah kita juga senang bila kita bersekutu dengan-Nya dan juga bersekutu dengan orang-orang seiman? Atau kebahagiaan kita melulu soal materi? Betapa malangnya kita, bila bahagia kita tergantung pada soa materi saja yang akan binasa, yang pada akhirnya akan tinggal setelah kita mati. Memang materi itu penting, namun bukan segala-galanya. Sebab Tuhanlah segala-galanya dalam hidup ini. Jadi siapakah yang  dapat disebut orang berbahagia? Tidak lain adalah mereka yang senantiasa mencari Allah dalam segala kehidupannya dan senantiasa mendengar dan setia melakukan firman-Nya. Sebab Dialah sumber segala hidup dan kebahagiaan sejati. Amin!

Thursday, 10 December 2015

TEGUH PADA JANJI TUHAN

Yesaya 25:6-9
TEGUH PADA JANJI TUHAN
Di mana-mana ‘kejahatan’ selalu mengintip kehidupan kita, karena itu Tuhan harus menjadi Raja atas kehidupan kita. Dialah pengendali kehidupan kita, kapanpun dan dimanapun kita berada. Pengharapan akan situasi dan keadaan yang lebih baik menjadi sangat jelas ketika kita diperhadapkan pada situasi yang sulit. Tidak jarang dalam situasi yang sulit, kita mencari jalan atau melakukan cara apapun untuk keluar dari kesulitan itu. Situasi sulit seperti ini menjadi peluang bagi macam-macam godaan  untuk menawarkan solusi. Namun apakah semua penawaran tentang harapan yang lebih baik di dunia ini akan memberikan yang terbaik?
Nabi Yesaya hidup di mana bangsa Israel selaku umat pilihan Tuhan memperlihatkan berbagai kelakuan yang sangat buruk di mata Tuhan. Adanya berbagai tawaran yang kelihatannya menarik membuat Israel lebih menyukai hal tersebut walaupun itu hanya memberikan kesenangan sesaat. Yesaya tampil menyuarakan pesan dari Tuhan agar bangsa tersebut segera meninggalkan berbagai kelakuan buruk mereka dan berbalik kepada perintah-perintah yang telah ditetapkan oleh Allah. Yesaya menyampaikan janji Allah kepada orang-orang yang setia kepada-Nya. Bagi mereka telah disiapkan ‘perjamuan Tuhan’ (ay.6). Dan yang lebih dahsyat Adalah dalam perjamuan itu, Allah akan menghapuskan air mata umat-Nya dan tak aka nada lagi maut yang akan mengganggu (ay.8).

Ada banyak tawaran yang datang silih berganti dalam kehidupan kita selaku umat Tuhan saat ini. Hampir semua kelihatan sangat menjanjikan. Seperti ketika manusia digoda untuk makan dari buah pengetahuan baik dan jahat yang kelihatannya sangat baik, demikianlah  berbagai tawaran yang sifatnya ibarat ‘nikmat membawa sengsara’ senantiasa menghampri dan menggoda kita. Hati-hati, tidak semua yang kelihatan seolah baik, adalah benar. Semua tawaran yang ada perlu dipikirkan dan dipertimbangkan sebelum diterima. Namun janji dari Allah sekalipun terkadang terasa berat, namun semua itu benar dan baik adanya. Amin!

Tuesday, 8 December 2015

KARYA TUHAN

Yesaya 52:17
KARYA TUHAN
Pernahkah kita mengalami suatu kejadian tertentu yang berakibat banyak? Seperti pepatah mengatakan, ‘Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui’. Untuk yang kesekian kalinya umat Israel diminta, “terjagalah…!”
Yesaya ingin membukakan mata hati mereka yang ada di pembuangan, bahwa Tuhan pasti memenuhi janji-Nya, yaitu menyelamatkan mereka. Bukan hanya menyelamatkan mereka, tetapi juga menyelamatkan seluruh isi dunia. Bagaimana caranya? Umat Israel harus bangun dan menerima keselamatan dari Tuhan. Mereka akan dibebaskan dan dikuduskan. Mereka akan ditebus tanpa mereka harus membayar. Walaupun mereka telah dibuang ke negri asing, menjadi budak, namun kemudian umat kembali mengenal Tuhan yang memanggil mereka. Tuhan sendiri siap untuk membawa mereka keluar dari tanah pembuangan dan kembali ke tanah perjanjian. Mereka tidak perlu takut karena Tuhan sendiri yang membimbing dan melindungi keluarnya mereka. Umat Tuhan juga dipersiapkan untuk mengemban tugas dan tanggungjawab menjadi pembawa berita sukacita bagi semua bangsa.

Di dalam Kristus Tuhan telah memanggil kita, orang berdosa, dari kehidupan yang tidak mengenal Tuhan masuk dalam kehidupan yang baru. Dia telah datang di dalam dunia untuk untuk menganugerahi kita keselamatan dan kehidupan yang baru. Dalam Roma 10:15 (Yes 5:7) menegaskan betapa pentingnya tugas kita sebagai pembawa kabar berita keselamatan bagi dunia, yaitu sampai ke ujung bumi (kis. 1:8). Sudahkah kita menikmati anugerah keselamatan dari-Nya? Mari kita memberi diri menjadi pembawa berita sukacita kepada seluruh dunia melalui konteks dan peran kita masing-masing berdasarkan talenta yang Tuhan sudah bagikan kepada kita. Amin!

Monday, 7 December 2015

KESETIAAN-NYA TAK BERKESUDAHAN

Mazmur 90:1-4
KESETIAAN-NYA TAK BERKESUDAHAN
Hidup ini adalah anugerah Allah. Hidup dalam anugerah Allah memberi warna tersendiri bagi kehidupan umat manusia. Sejak dunia diciptakan, hingga saat ini, kasih Allah luar biasa dinyatakan atas kehidupan umat manusia. Betapa tidak, dalam ketidak-setiaan umat manusia yang diperhamba oleh dosa, Allah yang penuh kasih itu tetap berkarya menyelamatkan kita umat-Nya dari belenggu dosa. Perbuatan Allah tersebut membuka mata iman kita sebagai orang percaya, bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup, Allah yang setia, Allah yang peduli dan Allah yang senantiasa memberkati manusia dan segala ciptaan-Nya. Hal itu secara sempurna dinyatakan melalui kedatangan-Nya ke dalam dunia melalui kelahiran Yesus Kristus.

Sebagai umat yang telah dianugerahi penebusan dan keselamatan dari-Nya, kita diajak untuk mau berserah diri dan bergantung hanya kepada kasih setia Tuhan. Sebab di luar Tuhan, hidup ini tidak punya arti apa-apa. Doa musa, sangat layak untuk kita teladani untuk menjadi doa bersama bahwa,” Engkaulah perteduhan kami turun-temurun”. Musa, sebagai abdi Allah sangat meyakini dalam hidupnya bahwa hanya Allah sajalah yang bisa menjadi tempat perteduhannya, sebab Dialah sumber kehidupan dan keselamatan sejati. Bagaimana dengan kita, sudahkah kita menjadikan Allah sebagai tempat perdeduhan dan sumber keselamatan? Sambutlah Dia yang telah datang menyelamatkan kita di dalam Yesus Kristus. Jangan ragu, sebab kasih setia-Nya tak berkesudahan. Amin!

Sunday, 6 December 2015

KESELAMATAN DARI TUHAN

Yesaya 62:1-5
KESELAMATAN DARI TUHAN
Dalam rangkaian lirik Kidung Jemaat no. 85 bait pertama berbunyi, “Kusongsong bagaimana ya Yesus datang-Mu, Engkau terang buana Kau surya hidupku, kiranya Kau sensdiri penyuluh jalanku supaya kuyakini tujuan janji-Mu”.  Lirik lagu ini ditulis oleh Paul Gerhard sekitar tahun 1653 yang kemudian dibuat melodynya oleh Melchior Teschner, yang selanjutnya diterjemahkan  oleh H.A Pandopo kedalam bahasa Indonesia dengan judul ‘Kusongsong Bagaimana’.
Lagu tersebut merupakan sebuah doa sekaligus bentuk penyerahan diri agar setiap orang selalu yakin akan janji keselamatan dari Allah. Dalam rangka perwujudan keselamatan itulah, Yesaya berdoa agar Yerusalem segera dipulihkan. Bahkan Yesaya merasa tidak tenang, sampai pada saat kebenaran Tuhan bersinar seperti cahaya dan menyala seperti suluh  (ay.1). Dengan keselamatan yang akan dinyatakan itu, bangsa-bangsa akan menyaksikan kebenaran Tuhan, sehingga para raja pun melihat kemuliaan Tuhan. Tetapi bagi mereka yang menaruh harapan dalam Tuhan, akan Nampak olehnya bahwa mereka menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan (ay.3).

Janji keselamatan dari Tuhan adalah janji yang akan membawa pemulihan terhadap umat-Nya. Kesemarakan pemulihan dipenuhi dengan sukacita seperti pada pesta pernikahan (ay.4-5). Karena itu kita telah memperoleh keselamatan dalam diri Yesus Kristus yang kesemarakannya telah dinampakkan dalam bentuk yang berbeda. Perayaan-perayaan natal yang kita lakukan kiranya menjadi sebuah perayaan keselamatan yang sungguh membawa sukacita dan pengharapan. Terpujilah Tuhan. Amin!

Friday, 4 December 2015

MENATA MASA DEPAN BERSAMA TUHAN

Zakharia 8:14-17
MENATA MASA DEPAN BERSAMA TUHAN
Ayat kunci kitab zakharia adalah “Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion” (ay.1:14). Kota itu seperti ditinggalkan, tetapi Tuhan tetap mengingat umat-Nya dan memenuhi janji-Nya. Zakharia artinya Tuhan mengingat. Fokus pemberitaan Zakharia adalah menantang umat untuk melihat jauh ke depan. Kendatipun umat berada dalam penderitaan tetapi yang terbaik masih menanti umat Tuhan di depan. Walaupun selama tujuh puluh tahun dalam pembuangan merasakan murka Tuhan oleh karena dosa mereka dan nenek moyang mereka; namun sekarang sudah tiba waktunya Tuhan menunjukkan kemurahan-Nya. Sebab tujuan pendisiplinan dari Tuhan terhadap umat-Nya melalui penghukuman di pembuangan sudah tercapai. Saatnya memulai untuk menyembuhkan dan memulihkan umat-Nya. Saatnya umat menata masa depan bersama dengan Tuhan. Tuhan akan membuat pekerjaan mereka berhasil, memberkati mereka, dan membuat mereka menjadi berkat.
Kunci pemulihan penuh Israel ialah ‘kembalinya’ Allah ke Sion, yang menunjuk pada saat ketika Kristus datang kembali dalam kemuliaan dan memulai pemerintahan-Nya di dunia atas bangsa-bangsa. Pada saat itu, kehadiran Tuhan akan menjadikan Yerusalem sebuah kota kebenaran dan kesetiaan, dan gunung Tuhan akan kudus yang dikhususkan untuk beribadah kepada-Nya. Mengingat kembalinya Allah kepada umat-Nya dan terbitnya pengharapan baru akan masa depan bersama Tuhan, maka umat pada zaman Zakharia dituntut untuk memberi tanggapan yang selayaknya di hadapan Tuhan yang mereka layani. Mereka harus menjaga dan menata hatinya agar tidak menghasilkan kejahatan, tidak mencintai sumpa palsu; tetapi berkata yang benar dan menegakkan hukum.

Allah mengharapkan agar pengharapan kita akan masa depan bersama Dia, menyebabkan kita mencari Dia dan kerajaan-Nya dengan kesungguhan dan pengabdian. Ingat bahwa kita hanya dapat hidup dan berkarya karena pertolongan Tuhan. Jadi masa depan hanya ada, bila bersama Tuhan. 

Wednesday, 2 December 2015

WAKTUNYA AKAN TIBA

Yesaya 12:4-6
WAKTUNYA AKAN TIBA
Seorang pemulung sampah memiliki seorang anak, yang sejak kecil didorong untuk sekolah. Setiap hari, ibunya bersusah payah mencari barang-barang rongsokan. Suatu ketika, rekan-rekan sesama pemulung menasehatinya, “jangan susahkan dirimu dengan menyekolahkan anakmu karena biaya sekolah tidak sebanding dengan penjualan hasil sampahmu”. Mendengar nasehat itu, Sang ibu menjawab,” jika hari ini aku tidak menyekolahkan anakku, akan tiba waktunya kami akan semakin menderita, tetapi jika hari ini aku menyekolahkan anakku, maka akan tiba waktunya anakku akan pintar membaca untuk selanjutnya pintar membuat hidupnya menjadi lebih baik dibanding hari ini”.
Ayat 4 menegaskan bahwa,”Pada hari ini kamu akan berkata; bersyukurlah pada Tuhan…, masyurkanlah nama-Nya”. Semangat dan harapan-harapan seperti itu merupakan sebuah keyakinan bahwa janji Tuhan akan dinyatakan. Karena itu, ayat 5 kembali menegaskan :” Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab perbuatan-Nya mulia, berserulah dan bersorak-sorai sebab yang Maha Kudus ada di tengah-tengahmu. Keyakinan-keyakinan dalam ungkapan ini menggambarkan bahwa waktu yang akan dinyatakan Tuhan akan pasti pada masanya.

Bagaimana dengan masa penantian kita? Masih adakah keyakinan dalam hati kita bahwa suatu saat nanti kita akan berjumpa dengan Tuhan dalam keadaan bersorak-sorai? Karena itu, marilah kita terus-menerus memuliakan Tuhan dalam kehidupan kita karena hanya di dalam Tuhan kita akan menemukan pertolongan yang tidak akan berhenti hingga tiba waktunya, akhir zaman dinyatakan. Amin!