“HATI HATI DENGAN HATI…!”
"Amos 5 : 7-17"
Penaa dibawa, apa penaa duka tu nenne’ mebawa…!”Kata-kata ini adalah salah satu ungkapan bijak yang sering disampaikan oleh para orang tua di toraja dalam merefleksikansituasi dan pengalaman hidupnya. Secara garis besar, ungkapan ini hendak mengingatkan setiaporang untuk senantiasa berhati-hati dengan keinginan hatinya. Memang, hati adalah salah satubagian kecil dari keseluruhan organ dalam diri manusia, namun sekalipun kecil tetapi terkadangjustru yang kecil inilah yang sering menggiring kita pada hal-hal yang tidak baik kalau kita tidakmawas diri.Pada bagian ini, Amos menyampaikan peringatan Tuhan ke tengah-tengah bangsa Israelatas kesewenang-wenangan hidup yang telah terjadi di antara mereka. Keinginan-keinginan hatiyang telah dipenuhi oleh nafsu dan ambisi duniawi, telah menyebabkan hidup mereka terseret kedalam lembah ketidakadilan; dimana kebenaran dihempaskan, yang berkata jujur dan tulus ikhlasdibenci, yang lemah diinjak-injak serta diperas. Padahal semua yang mereka dapatkan dengancara yang tidak benar, pada akhirnya tidak akan mereka nikmati juga (ay.11). Amos menasehatkan agar mereka mengoyakkan hati mereka dari segala keiinginan yang jahat, danmenyondongkan hati mereka untuk mencintai yang baik agar mereka hidup. Sebab hari Tuhanakan tiba kelak, dimana keadilan akan dinyatakan oleh-Nya.Saudara-saudara, sadar atau tidak, terkadang kita juga sering dihinggapi oleh berbagaikeinginan-keinginan hati yang dipenuhi oleh berbagai ambisi dan nafsu duniawi; lalu berlakusewenang-wenang dan tidak adil bagi sesama kita. Sebelum hal itu membawa kita kepada hal-halyang semakin buruk, maka segeralah minta pertolongan Tuhan agar dikoyakkan, agar hati kitahanya selalu depenuhi oleh kebaikan dan kebenaran-Nya sehingga kita pun boleh menikmatihidup. Amin!