Friday, 30 October 2015

PERSAUDARAAN YANG RUKUN

PERSAUDARAAN YANG RUKUN
Mazmur 133:1-3
Secara normal, tentunya semua orang merindukan suasana kehidupan yang diberkati oleh Tuhan. Karena hidup yang diberkati merupakan kehidupan yang dikenankan oleh Allah. Namun dalam faktanya, banyak orang yang mengeluh karena hidup yang dijalaninya sering dirasakan sebagai sebuah situasi kehidupan yang kering, hampa dan tanpa makna.
Mazmur ini mengungkapkan rahasia kebenaran rohani tentang kehidupan yang berkenan kepada Allah; yaitu hidup yang senantiasa diwarnai oleh suasana persaudaraan yang rukun berdasarkan kasih Tuhan. Sebab Allah tidak mungkin menyatakan berkat-Nya bagi manusia yang selalu hidup dalam perpecahan sebagai akibat ambisi dosa.
Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun (ay.1) Sebuah nyanyian kerinduan yang mengekpressikan tentang gambaran hidup dalam kasih Allah, yang ditandai dengan adanya kasih persaudaraan, penuh kerukunan satu dengan yang lain. Persaudaraan dan kerukunan dalam keluarga, di tempat kerja, dalam gereja, antar agama dan di segala tempat. Persaudaraan dan kerukunan digambarkan pula seperti ‘minyak’ dan ‘embun’ yang mempunyai makna kesukaan, keharuman, ketentraman lahir-batin dan suasana yang sejenisnya. Itulah gambaran kehidupan yang diberkati oleh Tuhan. Kehidupan yang demikian adalah kehidupan yang dikenankan oleh Allah. Sebuah suasana yang menggambarkan tentang suasana sorgawi.
Sebagai anak-anak yang telah dipulihkan di dalam kasih Kristus, mari kita senantiasa hidup dalam kasih persaudaraan. Senantiasa rukun satu dengan yang lain. Sebab itulah hidup yang dikehendaki oleh Allah. Sebab di mana kerukunan dan kasih persaudaraan dinyatakan, maka kesanalah Tuhan mencurahkan berkat-berkat-Nya. Amin!


Thursday, 29 October 2015

TINGGIKANLAH DIA KARENA KARYA-NYA

Nehemia 9:1-10
TINGGIKANLAH DIA KARENA KARYA-NYA
Ketika kita bangun dari tidur di pagi hari, terasa sungguh menakjubkan karena masih bisa menikmati hari baru karunia Tuhan. Pagi yang indah dengan terbitnya mentari di ufuk timur, kicauan burung menyemarakkan indahnya suasana pagi. Sungguh tak terselami karya Allah dalam kehidupan manusia dari hari ke hari. Karya perbuatan tangan-Nya tak dapat dilukiskan oleh apapun yang kita pikirkan.
Perikop kita saat ini berbicara tentang karya Allah mulai dari penciptaan langit dan bumi dengan sekalian isinya (ay.6), yang mengingatkan kita bagaimana Tuhan menciptakan dunia ini dalam tatanan dan  rancangan-Nya (kej.1). Dengan berfirman maka semuanya jadi. Ayat 7, karya Allah memilih Abraham yang akan menjadikannya menjadi bangsa yang besar,  umat kepunyaan Tuhan. Dan kemudian, berbicara tentang bagaimana Allah mengasihi umat-Nya dengan melakukan penyelamatan bagi bangsa-Nya dengan tanda-tanda mujizat yang dilakukan-Nya (ay.9-10). Begitu besar karya Tuhan sehingga muncul sebuah pengakuan, ‘hanya Engkaulah Tuhan’. Itu berarti, meninggikan Dia karena karya-Nya sama dengan mengakui Dia yang adalah satu-satunya Tuhan yang mampu melakukan perbuatan-perbuatan ajaib yang tak dapat dijangkau oleh pikiran manusia karena hanya Dialah Tuhan. Tiada yang setara dengan Dia.

Memang, manusia seringkali bangga atau dibanggakan jika melakukan hal-hal yang dianggap hebat di mata dunia, tetapi sadarkah kita bahwa sehebat apapun hasil buatan tangan manusia, tidak akan dapat melebihi karya Allah yang begitu ajaib dan dahsyat. Manusia hanya mampu mengolah bahan yang sudah ada, tetapi Tuhan mampu menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Oleh karena itu, mari kita memuji Dia dan meninggikan Dia atas segala karya-Nya yang agung dan mulia. Amin!

Wednesday, 28 October 2015

BERDOA DAN BERJAGA-JAGA

Kolose 4:1-6
BERDOA DAN BERJAGA-JAGA

Menurut Martin luther, doa itu adalah nafas iman. Artinya bukti bahwa iman seseorang itu hidup adalah doa. Jadi seorang yang beriman tentu senantiasa berdoa. Dengan demikian, berdoa adalah tanda bahwa kita menyadari dan mengakui keterbatasan kita dan kemahakuasaan Allah sehingga kita bergantung kepada-Nya. Oleh karena itu, jika kita berdoa berarti kita menyatakan kebergantungan kita kepada Allah.
Bacaan kita memuat nasehat-nasehat Paulus kepada jemaat kolose. Pertama, Paulus menasehatkan agar tuan-tuan berlaku adil dan jujur kepada hambanya (ayat 1). Kedua, Paulus menasehatkan untuk bertekun dalam doa dan berjaga-jaga (ayat 2,3). Ketiga, Paulus menasehatkan kepada jemaat untuk hidup dengan penuh hikmat (ayat 5). Keempat, Paulus menasehati jemaat agar kata-katanya senantiasa penuh kasih (ayat 6). Khusus untuk nasehat Paulus untuk berdoa, Paulus ingin mengatakan bahwa doa adalah cara memohon pertolongan Allah untuk melakukan hal-hal yang tidak mampu dilakukan sendiri dan untuk menghadapi hal-hal yang tidak dapat diduga. Paulus percaya bahwa jika kita berdoa maka Allah akan menolong kita untuk membuka kemungkinan lebih daripada yang mampu kita lakukan sendiri (ayat2-4).
Dalam hidup ini banyal hal yang terjadi yang tidak terduga sebelumnya. Oleh karena itu tidak jarang orang jatuh karena tidak siap menghadapinya dan tidak mampu mengatasinya. Jadi, mestinya kita senantiasa berjaga-jaga untuk menghadapi segala kemungkinan yang mungkin akan terjadi dalam hidup kita. Untuk itulah kita berdoa dan berjaga-jaga sehingga ketika kita menghadapinya dengan penuh keyakinan maka Allah akan menolong kita.  Apakah kita juga mengakui bahwa dengan doa, Allah menolong dan nenyatakan hal-hal diluar kemampuan kita ? jika kita mengamininya maka nyatakanlah doamu setiap saat dan berjaga-jagalah. Amin


Tuesday, 27 October 2015

KETELADANAN YANG SEJATI

Yohanes 13:12-27
KETELADANAN YANG SEJATI

A.H. Mcneile berpendapat bahwa orang yang terbesar adalah orang yang tidak menganggap dirinya besar. Pandangan seperti ini mirip dengan pandangan Yesus. Yesus telah mengajarkan dan mempraktekkan bahwa melayani mesti dengan penuh kerendahan hati, tetapi murid-murid-Nya ternyata tidak terlalu memahami maksud sesungguhnya dari ajaran Yesus tersebut.
Yesus memberikan teladan hidup yang didorong oleh kehidupan rohani yang sejati kepada murid agar membuat mereka menjadi saksi Kristus. Yesus menginginkan pengetahuan yang dimiliki, dinyatakan dalam tindakan nyata. Mengikuti teladan Yesus; saling mengasihi dan melayani di dalam kerendahan hati.

Hidup yang berketeladanan, itulah sikap hidup yang semestinya dinyatakan oleh setiap pengikut Kristus dalam seluruh dimensi kehidupannya. Kerinduan menjadi teladan adalah kehidupan yang memberi semangat  bagi kehidupan kekristenan. Yesus mengatakan, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan memberikan nyawanya….” (markus 10 :45). Mengabdi kepada Allah lebih nyata terlihat melalui pelayanan kepada orang-orang kecil, miskin, hina , tertindas, dll. Siapa yang melayani seperti itu ia akan menemukan hakekat kerajaan Allah. Sebagai pelayan, jangan mendambakan kebesaran manusia, tetapi dambakanlah hal-hal yang mulia dan sorgawi (band. Filipi 2 :1-11). Yesus adalah guru dan Tuhan, kita adalah murid dan pelayan. Yesus menjadi teladan pelayanan kita sebab Dialah Tuhan dan guru kita yang agung. Amin

Monday, 26 October 2015

IMAN YANG BERTUMBUH

1 Yohanes 2:24-27
IMAN YANG BERTUMBUH

Banyak di antara kita yang memelihara tanaman hidup. Baik yang ditanam di dalam pot Maupun yang di halaman rumah. Tanaman tersebut kadang bertumbuh dengan tanaman hidup lainnya, ada rumput atau tanaman jenis tanaman liar. Tanaman ini kadang membutuhkan air atau pupuk sesuai dengan jenisnya. Kalau tidak sesuai dengan makanannya, maka kesuburannya perlahan-lahan menurun, keindahannya berkurang, dan akhirnya penampilannya tidak lagi menarik, kemudian diabaikan dan akhirnya tanaman liar lainnya pun menghimpitnya.
Hidup orang Kristen, seperti yang Tuhan Yesus katakan, Ibaratnya tanaman gandum yang bertumbuh dengan ilalang (rumput liar). Jika hidup kita tidak pernah menerima “air hidup” (curahan firman Allah) atau membutuhkan firman Allah hanya sekali-kali saja maka perlahan-lahan kita akan terdesak dengan “tanaman liar” (keinginan-keinginan duniawi.
Sering kali ada kekristenan yang hanya Nampak disaat perayaan hari natal, disaat ada dukacita, atau di saat ada keberhasilan dalam hidup. Keterhubungan dengan Tuhan Yesus dan Allah Bapa hanya sewaktu-waktu saja, pun ada yang hanya terbatas diruang gedung gereja. Kekristenan tersebut ibaratnya tumbuhan yang kurang mendapat air, tumbuhan yang tidak menarik hati, tumbuhan yang tidak indah dipandang mata.
Orang Kristen ditempatkan Allah di dunia ini, ditengah-tengah kehidupan sesama yang tidak seagama dan yang banyak perbedaan. Dalam suasana inilah pengikut Kristus diutus untuk menumbuhkan imannya, supaya iman dapat bertumbuh baik maka satu-satunya cara untuk bisa menyaksikan iman itu adalah senantiasa menerima dan mengenal Firman Tuhan sehingga dapat tinggal dengan benar di dalam Anak dan Bapa serta dapat menyaksikan Kristus dengan tepat. Amin


Sunday, 25 October 2015

KETEKUNAN IMAN

Yakobus 5 :7-11
KETEKUNAN IMAN

Banyak yang mengatakan bahwa saat ini kita sedang hidup dalam zaman yang tidak terlalu rama kepada kita. Banyak dari kita yang harus hidup dalam suatu lingkungan yang tidak terlalu bersahabat dengan kita. Kadang-kadang kita harus menanggung akibat yang kurang menyenangkan karena iman dan ketaatan kita kepada Tuhan, namun itulah resiko yang harus kita tanggung. Kita mesti takut berbuat dosa, takut berbuat ceroboh dan kebodohan, karena memang demikianlah sikap yang harus ditunjukkan orang percaya.
Namun demikian, kita tidak boleh takut dalam berbuat kebenaran, walaupun untuk itu ada resiko yang mesti kita tanggung. 1Petrus 2:20 mengatakan, “sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa ? tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia kepada Allah”.
Karena itu dalam menghadapi penderitaan, janganlah akibat yang menjadi acuan kita tetapi motivasi. Artinya, kalaupun akhirnya kita dicekal, ditekan, disingkirkan karena menyuarakan kebenaran dan kehendak Tuhan, maka itulah salip yang harus dipikul. Dan sebaliknya, janganlah kita berpikir untuk akibat yang menyenangkan dan menguntungkan singga kita begitu gampang mengikuti bujukan dosa. Memang sangat berat untuk melawan bujukan dosa, tetapi atas kehendak Tuhan melalui ketekunan iman pastilah pada akhirnya kita dimampukan menghadapinya.

Kesabaran para nabi dan sikap Ayub dalam menghadapi penderitaan menjadi contoh ketekunan iman bahwa mereka menghadapi serta mengalami penderitaannya dengan kesabaran, dan itu dapat dilakukan karena ketekunan mereka dalam iman. Amin 

Friday, 23 October 2015

MENGATASI PERTENGKARAN

Filipi 2:12-18
MENGATASI PERTENGKARAN
Terkadang pertengkaran yang terjadi disebabkan oleh hal-hal yang sepele. Hal ini kadang dilatari oleh komunikasi yang kurang sehat. Akibatnya, kita mulai lelah dengan kehidupan yang melahirkan keinginan untuk saling menghindar satu dengan yang lain. Atau mungkin dalam waktu yang sama justru yang terjadi adalah pertengkaran. Sesungguhnya, kepribadian ego-sentrik, pembosan, dan ‘low self – esteem’ (kualitas diri yang rendah), dan cenderung tidak mensyukuri anugrah Tuhan yang sering menjadi penyebab pada diri kita, sehingga kita sering menjadi penyebab pertengkaran. Akibatnya, jika konflik tidak terselesaikan dengan baik, akan menciptakan sistim komunkasi  yang makin memburuk. Dan selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan mental dan kerohanian yang kurang sehat pula.
Melalui surat ini, Paulus menyampaikan nasehat kepada Jemaat di efesus…,tetapi sekarang, di dalam Kristus Yesus, kamu yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan. Karena itu kebiasaan bertengkar tidak diperkenankan oleh Allah. Kita mesti menyadari bahwa Tuhan memanggil kita untuk menguasai diri, sebab dalam Kristus kita dipanggil untuk menciptakan perdamaian. Orang-orang yang mencintai pertengkaran adalah orang yang berada di luar Kristus, seakan-akan hidup tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dunia.

Bagaimana dengan kita, apakah kita sudah menempatkan Kristus sebagai pusat dari kehidupan kita? Apakah kita sudah hidup dalam ketentuan yang dijanjikan, dan hidup di dalam dunia ini dengan pengharapan hanya kepada Allah?

Thursday, 22 October 2015

IMANMU JANGAN GUGUR

Lukas 22:24-36
IMANMU JANGAN GUGUR
Menjadi pejabat pemerintah adalah dambaan banyak orang. Bagi banyak orang, menjadi pejabat akan memberi banyak manfaat dan kemudahan. Misalnya; mendapat banyak fasilitas, bisa mengatur dan memerintah orang lain, dll. Oleh karena itu, terkadang berbagai berbagai upaya dilakukan untuk menggapai impian tersebut. Karena banyak orang yang menginginkannya, sehingga persaingan pun tak terhindarkan. Namun demikian, tidak jarang terjadi persaingan yang negatif, lalu kampaye hitam dilakukan untuk menciptakan pencitraan yang negative bagi saingan-saingannya. Bahkan tidak jarang orang menghalalkan semua cara, termasuk rela berganti keyakinan demi mewujutkan ambisinya.
Rupanya murid-murid Yesus pun tidak luput dari ambisi untuk menjadi pemimpin. Mereka bertengkar, karena masing-masing ingin dianggap yang terbesar (ayat 24). Namun demikian, Yesus mengingatkan murid-muridnya bahwa jika ia ingin menjadi pemimpin mereka mesti menjadi pelayan (ayat 25,26). Yesus sendiri mencontohkan kehadirannya yang melayani murid-murid-Nya (ayat 27). Melalui peringatan ini, Tuhan Yesus menjelaskan bahwa menjadi pejabat yang memimpin bukanlah untuk mendapatkan fasilitas yang banyak, bukan untuk memerintah, namun untuk melayani sesama. Yesus berdoa agar murid-murid-Nya tidak tergoda dengan bujukan iblis, sehingga iman mereka tidak gugur (ayat 32).

Mungkin diantara pembaca renungan saat ini, ada yang sedang menduduki posisi atau jabatan tertentu bisa (pemerintahan, perusahaan, organisasi, dll), namun demikian mesti diingat dan disadari bahwa ada banyak godaan yang bisa menggugurkan iman. Bukan rahasia lagi, kolusi, korupsi dan nepotisme menjadi godaan yang sangat menggiurkan. Dalam beberapa tayangan di televisi, ada pejabat yang mengaku selala lima bulan menduduki jabatannya, ia masih bisa bertahan terhadap godaan untuk menerima tawaran uang suap. Sesudah lima bulan pertahanannya bobol, ia tidak mampu lagi menolak sehingga akhirnya ditanggap dan dipenjarakan. Mestinya, uang dan jabatan tidak mengalahkan iman. Hanya doa dan iman yang akan memampukan kita menghadapi setiap godaaan yang ada, dan iman tidak gugur karena hal-hal duniawi. Amin 

Wednesday, 21 October 2015

TUHAN ADALAH PENOLONGKU

Ibrani 13:5-6
TUHAN ADALAH PENOLONGKU
Ada orang yang menganggap uang adalah segala-galanya, karena menurutnya, dengan uang segala keinginan dan kebutuhan dapat terpenuhi. Orang akan merasa tertolong dalam banyak hal jika memiliki banyak uang. Sebaliknya, banyak orang yang merasa tidak bisa berbuat apa-apa jika tidak memiliki uang. Jika demikian, maka uang menjadi penentu yang ‘merajai’ kehidupan.
Rasul Petrus mengingatkan untuk tidak menjadi hamba uang (ay.5). Tentu Petrus sadar manfaat uang dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun banyak hal yang yang dapat direncanakan dan dilakukan dengan uang, namun mesti juga disadari kalau uang ternyata bukanlah segala-galanya. Banyak hal yang ternyata tidak bisa dibayar atau dibeli dengan uang. Banyak hal yang tidak bisa diselesaikan meskipun uang banyak. Oleh karena itu, Rasul Petrus menasehatkan setiap orang untuk mencukupkan dengan apa yang ada padanya. Petrus mengingatkan bahwa Allah tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita dalam menjalani kehidupan ini (ay.5). Dengan demikian Petrus menyatakan bahwa percayakanlah hidup ini kepada Tuhan karena hanya Dia yang berkuasa atas kehidupan ini. Kita tidak perlu kuatir dan takut menjalan hidup ini sekalipun uang yang kita miliki sangat terbatas. Dalam keterbatasan kita, Allahlah yang akan menyatakan pertolongan-Nya. Dengan demikian, jika Tuhan adalah penolong, maka untuk apa kita kuatir?

Jika kita renungkan, tentu kita sadar dan percaya bahwa ternyata bukan uang penentu segalanya, sebab ada kuasa yang lebih berdaulat dalam mengatur hidup dan kehidupan kita sehingga krisis dapat diatasi dan dilewati. Kuncinya hanya percaya dan taat pada-Nya. Oleh karena itu, dengan iman mari kita nyatakan bahwa,” Tuhan adalah penolongku…!” Amin.

Tuesday, 20 October 2015

KAMU MURID-KU JIKA KAMU SALING MENGASIHI

Yohanes 13 :31-35
KAMU MURID-KU JIKA KAMU SALING MENGASIHI

Biasanya, sebuah lembaga pendidikan memiliki kekhusussan tersendiri yang dipandang sebagai bagian yang menonjol dari seklah itu. Misalnya; keunggulan di bidang matematika, bahasa, olahraga, seni dan lan-lain.Faktor penentu pertama dari keunggulan itu adalah keberadaan seorang guru. Tetapi pengukurannya akan tampak pada murid-murid. Keahlian sang guru bisa diragukan jika kemampuan murid tidak memberi apa-apa.
Ciri yang sangat menonjol, yang melekat pada pribadi dan karya Kristus adalah kasih. Dia adalah Kasih. Dia hadir dalam dunia karena kasih Allah. Dia hidup dalam kasih. Dia berkorban karena kasih-Nya.  Dia mengajarkan kasih kerena Dia melakukan kasih. Kita injil memperkenalkannya sebagai Guru dengan 12 murid pada awalnya, dan saat ini diperkirakan 2,2 milyar orang menjadi murid-Nya. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah kasih sebagai sebagai ciri yang melekat pribadi, pengajaran dan karya Sang Guru merupakan ciri yang dimiliki oleh pengikut-Nya ? ini tentu menjadi tantangan iman.

Yesus mengatakan, “dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, jikalau kamu saling mengasihi”. Artinya jika hidup orang Kristen tidak dipenuhi oleh kasih, maka dia bukanlah murid Kristus. Menyebut dirinya Kristen tetapi bukan pengikut Kristus. Memang bisa saja identitasnya Kristen, karena namanya : Kristian, Markus, Lukas, dsb. Dia rajin beribadah digereja, dia seorabg penatua, diaken atau pendeta, namun jika hendak mengetahui keaslian mengenai siapa gurunya, maka periksalah : apakah hidupnya senantiasa dengan kasih ? jika tidak, entah siapa yang telah menjadi gurunya ? 

Monday, 19 October 2015

BERDANDAN DENGAN PERBUATA BAIK

1 Korintus 2:9-15
BERDANDAN DENGAN PERBUATA BAIK
Berdandan identik dengan perempuan, dan tidak dapat dipungkiri bahwa banyak  perempuan berpendapat kalau berdandan adalah suatu kebutuhan yang penting. Jadi tidak heran jika berbagai upaya diakukan kaum perempuan untuk menghasilkan dandanan yang baik. Ada yang melakukan perawatan secara sendiri-sendiri maupun perawatan dengan menggunakan jasa salon kecantikan. Ada yang rajin mengunjungi butik untuk berburu koleksi pakaian dan aksesoris lainnya supaya tidak ketinggalan model.
Hasil dari dandanan seringkali mendapat beragam komentar. Ada yang berkomentar positif, ada juga yang negatif, dan ada yang biasa-biasa saja. Terkadang ada yang memberi komentar demikian, “cantik sih…, tapi kelakuannya…!” Ternyata dandanan yang baik dan benar adalah ketika penampilan fisiknya baik dan juga kelakuannya baik pula.

Berdandanlah dengan perbuatan baik (ay.10). Berdandan bukanlah hal yang tabu, namun jangan sampai dandanan penampilannya lebih menonjol  dibanding perbuatan baiknya. Sebab dandanan fisik akan lebih indah lagi jika dijadikan sarana untuk melengkapi perilaku yang baik. Oleh karena itu utamakanlah pembenahan dari dalam, yaitu hati, kemudian diikuti dengan pembenahan tampilan luar. Firman Tuhan menjadi alat dandanan yang paling sempurna. Amin!

Sunday, 18 October 2015

PEREMPUAN YANG DISEBUT "CAKAP"

Titus 2 :3-6
PEREMPUAN YANG DISEBUT "CAKAP"
Dalam dunia sekarang ini, khususnya dikalangan perempuan, baik generasi muda maupun generasi tua, keperluan yang hampir merupakan kebutuhan pokok adalah alat pelengkap kecantikan demi penampilan. Misalnya : bedak, pengharum tubuh, pemerah bibir, dll. Tentu hal ini tidaklah salah, karena kepedulian terhadap pemeliharaan tubuh untuk tampil menarik juga merupakan sikap yang amat penting.
Dalam pembacaan kita, disebut apa yang harus kita lakukan oleh para perempuan-perempuan yang sudah cukup berpengalaman dalam hidup yakni perempuan-perempuan tua yang diharapkan menjadi contoh dalam hal ketaatan beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, melaikan cakap mengajar hal-hal yang baik, misalnya mengajar perempuan-perempuan muda untuk mengasihi suami dan anak-anaknya, kemudian hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangga, baik hati dan rajin menasehati.
Kalau kaum perempuan mau disebut “cakap” (setia dan takut kepada Tuhan), maka lakukanlah seperti yang terungkap dalam firman Tuhan saat ini, bahwa perempuan dianggap cakap jika memiliki hati yang mulia. Mengapa ? karena perempuan yang murah hati lebih berharga dimata Tuhan ketimbang perempuan yang hanya memperdulikan dan mengutamakan kecakapan lahiriah. Oleh karena itu, jadilah perempuan yang takut akan Tuhan agar menjadi teladan bagi semua orang.

Akan terpancar kecantikan sejati dari wajah seorang perempuan katika hatinya diselimuti cinta kasih Kristus.

Friday, 16 October 2015

APA ADANYA

2 Korintus 5:15-17
APA ADANYA
Sebuah mobil usang teronggo’ di tempat parkir mobil bekas. Mobil itu telah berkarat dan dilupakan. Setelah bertahun-tahun disalahgunakan dan dikendarai dengan kasar , mobil yang dulu mengkilap itu kini telah usang. Seorang pria berjalan ketempat parkir itu dan tertarik pada mobil tersebut.  Ia membayarnya tunai dan sang penjual itu memberikan kunci mobil itu kepadanya sambil berkata, “saya jual mobil ini kepada anda dengan kondisi apa adanya”. Pemilik baru ini hanya tersenyum. Ia mengenal mobil-mobil tua yang pernah dibelinya dan ingin mengubah mobil tua yang baru dibelinya itu menjadi indah seperti sedia kala.
Disudut lain kota itu, seorang wanita yang bermasalah duduk termenung dalam kesedihan memikirkan kegagalannya. Setelah bertahun-tahun dilecehkan dan menjalani hidup yang keras, ia tak lagi bersemangat. Ia sering diperlakukan tidak adil oleh banyak orang sehingga merasa tidak berarti. Dan setelah melakukan banyak kesalahandan hidup dalam pilihan-pilihan yang keliru, ia yakin akan dibuang kekeranjang sampah kehidupan untuk selamanya.

Namun, kemudian ada orang yang bercerita tentang Yesus kepadanya. Orang itu menyatakan bahwa Yesus secara khusus melayani orang-orang buangan, dan bahwa Yesus menanti untuk mengubah hidup orang yang percaya kepadanya, termasuk dia. Orang tersebut bercerita bahwa Yesus mau menerima apa adanya. Wanita itupun percaya. Ia meyakini akan hal itu. Lalu Yesus mulai mengubah hidup seseorang yang terhilang dan memberikan hidup yang berkelimpahan seperti yang dijanjikanNya.

Wednesday, 14 October 2015

TEKUN MENANTI



Roma 8:18-25
TEKUN MENANTI
Seorang penambang emas berlumuran lumpur, tidak kenal lelah, basah, panas oleh terik matahari, dan rasa lapar bagian kesehariannya. Waktu istirahat pun mungkin hanya sedikit waktu normal yang ia gunakan. Apa sesungguhnya yang mendorong dia untuk tekun bekerja seperti itu? Tidak lain adalah nilai emas. Ya nilai emas. Mungkin ia hanya mendengar cerita orang-orang yang sudah mendapat banyak uang penjualan hasil emas. Tapi yang jelas ialah ia ingin punya uang. Mendapatkan hasil, itulah yang memotivasinya. Oleh karena itu ia dengan sabar dan tekun bekerja tanpa peduli apakah ia kotor dan capek.
Paulus juga dalam kesaksiannya meyakinkan jemaat di Roma agar tabah menghadapi siksaan dan penderitaan. Saat itu, banyak sekali orang percaya teraniaya, disiksa dan dibunuh karena imannya. Orang Kristen dipaksa untuk meninggalkan imannya, dan menyembah kaisar. Oleh karena itu, Rasul Paulus senantiasa menguatkan jemaat bahwa penderitaan yang dihadapi sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita sebagai anak-anak Allah. Kalau kita menderita bersama-sama denga Dia, maka kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia (8:17). Bahkan dengan sangat rindu seluruh mahluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan (8:19). Penyataan kemuliaan itulah (pengharapan) yang terus-menerus dinantikan, yaitu keselamatan.
Kapankah waktu itu akan tiba? Kita tidak tahu kapan hal itu akan terjadi, karena itu adalah rahasia Allah. Sebab hanya Bapalah yang tahu. Dan kita tahu bahwa sampai sekarang semua mahluk mengeluh dan sama-sama merasakan sakit bersalin, termasuk kita. Kita mengeluh dalam hati, sambil kita menantikan pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan (ay.24). Karena itu, marilah kita hidup dan tekun menanti dalam pengharapan yang kuat. Semoga kemuliaan itu jadi milik kita. Amin!

Tuesday, 13 October 2015

BERIKAN KESEMPATAN KEPADA ANAK

Imamat 8 :1-9
BERIKAN KESEMPATAN KEPADA ANAK

“Lalu Musa menyuruh Harun dan anak-anaknya mendekat, dan dibasuhnya mereka dengan air” (ayat 6).
Dalam kitab siwapurana dikisahkan, suatu ketika parwati  (istri dewa siwa) ingin mandi. Karena tidak ingin diganggu, ia menciptakan seorang anak laki-laki namanya Ganehsa. Kepada Ganehsa dipesankan agar tidak mengizinkan siapa pun masuk kerumahnya selagi Dewi Parwati mandi. Alkisah ketika dewa Siwa hendak masuk kerumahnya, ia tidak dapat masuk karena dihadang oleh anak kecil yang menjaga rumahnya. Bocah tersebut melarangnya karena ia ingin melaksanakan perintah Parwati dengan baik. Siwa menjelaskan bahwa Ia suami Parwati dan rumah yang dijaga si bocah adalah rumahnya juga. Namun sang bocah tidak mau mendengarkan perintah Siwa, sesuai dengan perintah ibunya untuk tidak mendengarkan perintah siapapun. Pertarungan amat sengit sampai akhirnya Siwa menggunakan Trisulanya dan memenggal kepala bocah.
Memberi peran kepada anak dan keterlibatan mereka dalam menegakkan suatu aturan merupakan sesuatu yang amat penting dalam rangka penegakan hukam dan ketaatan tetapi juga demi kaderisasi.
Dalam pembacaan kita dikisahkan tentang pentahbisan Harun dan anak-anaknya, dalam mengangkat tugas pelayanan dalam jabatan sebagai imam.

Dari kisah ini, mengajak kita untuk memberi peran kepada anak sejak dini dalam kebersamaan ditengah tugas pelayanan, tetapi juga mengandung makna kaderisasi. Bahwa untuk mencapai  pemimpin yang berkualitas di masa depan, perlu dipersiapkan sejak awal, dan itu tanggung jawab pemimpin yang ada sekarang. Berilah peran kepada anak.

Monday, 12 October 2015

BIARKAN HATIMU MENDENGAR TUHAN

Ulangan 10 :16-19
BIARKAN HATIMU MENDENGAR TUHAN
 
Lawing  memang memiliki banyak kisah hidup yang bisa memberi pelajaran ! pada suatu hari, istri Lawing terhanyut di sungai. Penduduk desa pun segera bergegas untuk mencari sang istri. Yang menarik adalah sikap lawing sendiri. Saat datang kesungai, ia tanpa basa-basi bahkan bertanya, segera meloncat kesungai dan berenang kea rah hulu sungai, yakni dari mana air mengalir. Spontan orang desa berteriak : “kenapa berenang kearah hulu ? kan taka da orang yang terhanyut kea rah hulu sungai ?”. spontan Lawing menjawab, “tenang saja, soalnya istriku selalu berenang kea rah hulu !”. bagaimana bisa ketemu ?
Tegar tengguk dan enggan mendengarkan titah Tuhan, merupakan sikap yang berulangkali diperlihatkan umat Israel dalam perjalanan menuju tanah Kanaan. Dalam banyak peristiwa, mereka lebih sering mendengarkan keinginan hati mereka sendiri, meskipun berbagai tanda ajaib sesungguhnya sudah Tuhan perlihatkan bagi mereka. Tak heran, jika sebelum masuk ketanah Kanaan, Musa kembali mengingatkan mereka : sunat hatimu dan jangan lagi tegar tengkuk !

Sunat sendiri memang merupakan sebuah ritual yang terbesar luas didunia kuno dan seringkali dikaitkan dengan sebuah makna penyucian,  pendewasaan dan pengabdian (kel. 4 :24-26). Namun demikian, dalam Alkitab sendiri sunat juga sering dimaknai sebagai sebuah kesediaan memberi diri untuk mendengarkan suara dan panggilan Tuhan. Pesan untuk menyunatkan hati dalam bagian ini merupakan pesan yang sejajar dengan pesan untuk tidak lagi tegar tengkuk. Dalam hal ini yang diminta adalah kesediaan umat Tuhan untuk memberi hati mereka mendengarkan suara, kehendak dan panggilan Tuhan. Alasannya jelas, perjalanan dan kehidupan ditanah perjanjian bisa dijalani dengan baik, hanya jika umat Tuhan bersediah mendengarkan perintah Tuhan! Sebaliknya, seperti sejarah perjalanan orang tua mereka sebelumnya kepadang gurun, hati yang tak bersunat dan sikap yang tegar tengkuk, hanya akan membawa mereka ke dalam sebuah kehancuran.

Sunday, 11 October 2015

KEKUATAN DALAM KELEMAHAN

Mazmur 8 :2-8

KEKUATAN DALAM KELEMAHAN

Jika kita berada diatas pesawat dan memandang dari pesawat maka kita bisa menyaksikan alam yang sangat luas dan dengan hiasan kekayaan dan keindahan gunung-gunung, hutan dan awan-awan. Atau jika kita berlayar dengan kapal-kapal yang besar kita bisa menyaksikan laut dengan gelombang-gelombangnya. Saat diudara atau ditengah laut kita sepertinya sangat kecil berada ditengah hamparan daratan atau lautan yang sangat besar. Kita merasa tidak berdaya. Disaat kita merasa kecil, kita dapat merasakan betapa agungnya kuasaNya yang memberi tugas kepada kita manusia yang hina, yang terbuat dari tanah liat namun diberi kuasa untuk menjadi sentral, pengatur dan penguasa yang bertanggung jawab atas ciptaan lainnya.
Penghayatan luar biasa dari manusia yang hina itulah yang dihayati sang pemazmur dalam mazmur 8 ini bahwa manusia yang hina dan kecil itu diberi Allah kelebihan yang luar biasa, manusia diberi kemuliaan dan hormat. Jadi kemuliaan dan kehormatan yang ada pada manusia adalah titipan dan anugerah Allah  yang juga harus menjadi tanggung jawab manusia kepada sang pemberinya.
Dalam amsal dikatakan ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan (amsal 22 : 4). Artinya semua yang kita miliki adalah milik Tuhan dan kekuatanNya berada pada sejauh mana kita menyadari itu sebagai milik Tuhan. Saat ini Tuhan masih  terus menampakkan keindahanNya bagi kita untuk kita kelola sambil mensyukuri anugerahNya yang sangat luar biasa untuk kita. Amin

Friday, 9 October 2015

BERHENTI SEJENAK

Yosua 1:8-9

BERHENTI SEJENAK
Seorang penebang kayu yang sangat kuat bekerja pada seorang pedagang kayu. Ia diberi sebuah kapak yang sangat kuat dan tajam untuk menebang kayu. Hari pertama bekerja, ia mampu menumbangkan 18 pohon.  Namun pada hari kedua ia hanya mampu menebang 15 pohon, dan hari berikutnya tebangannya tidak lagi mencapai 10 pohon. Lalu ia menghadapa pada tuannya minta berhenti bekerja karena merasa tidak kuat lagi. Kata tuannya,”kapan kamu terakhir mengasah kapakmu?” Si penebang tersentak dan sadar dengan kekeliruannya. Seringkali kita seperti si penebang kayu ini, terlalu focus pada tenaga kita, sehingga lupa berhenti mengasah kapak. Sibuk bekerja sehingga lupa kalau kapak kita sebenarnya sudah tumpul. Akhirnya menyerah dalam menghadapi masalah.
Salah satu pesan Allah kepada Yosua adalah, “Renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian maka perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” Allah hendak mengungkapkan bahwa perjalanan hidup Yosua sangat ditentukan oleh ketaatannya pada taurat Allah.

Sering perjalanan kita lebih banyak bermasalah karena kita terlalu banyak mengandalkan kekuatan kita dan lupa mengasah kapak kita. Lupa berhenti sejenak merenungkan taurat Allah. Kita memang sadar bahwa kita tidak mungkin berjalan tanpa Allah, tetapi tanpa sadar kita sering asik berjalan sendiri. Berhentilah sejenak merenungkan taurat Allah agar perjalan hidup kita terjamin bahkan lebih baik. Amin!

Thursday, 8 October 2015

JAGALAH AKU, YA ALLAH

Mazmur 16:1-6
JAGALAH AKU, YA ALLAH
Dengan menggunakan motor, seorang pemuda, dengan kecepatan tinggi menabrak tiang pembatas kelurahan yang dipasang di pinggir jalan. Tubuhnya luka parah terutama pada bagian kaki dan tangan. Anehnya, pada saat ia sadar dan merintih, kalimat pertama yang ia ucapkan adalah, “Pak Pendeta…tolong…motorku..,tolong motorku…!” Rupanya rasa sakitnya tertutupi oleh rasa takutnya kepada pemilik motor, karena ternyata motor yang dia pakai adalah motor pinjaman dan baru keluar empat hari yang alu. Untuk beberapa hari pemuda ini tinggal di pastori memohon perlindungan karena takut kepada pemiik motor.
Perikop yang kita baca merupakan ungkapan penyerahan diri Daud kepada Allah. Ia adalah seorang pahlawan yang hebat dan mempunyai banyak pasukan yang tangguh. Pertanyaannya adalah, mengapa ia masih mengandalkan Tuhan jika ia sudah kuat? Justru di sinilah letak kekuatan Daud, bahwa di luar Tuhan ia tidak dapat berbuat apa-apa. Hal itu jelas ketika ia berkata,”Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung ” (ay.1). Meskipun Daud dan pasukannya sudah sangat kuat pada saat itu, namun ia masih mengandalkan Tuhan di luar batas kemampuannya. Ia merasa tidak bisa berbuat tanpa penyertaan Tuhan. Ia merasa lemah dalam peperangan tanpa Tuhan. Kaena itu ia selalu merasa membutuhkan perlindungan Tuhan.

Kita mesti sadar bahwa semakin banyak hal yang kita kerjakan, makin banyak pula waktu bagi kita untuk membutuhkan Tuhan. Daud memiliki segalanya, tetapi ia merasa hidupnya belumlah lengkap tanpa kehadiran Tuhan. Ia selalu mencari Tuhan karena ia membutuhkan Tuhan untuk menjaganya. Bagaimana dengan kita, apakah kita sudah mengandalkan Tuhan dengan benar?

Wednesday, 7 October 2015

APAKAH ALLAH MENDENGAR DOAKU?

Mazmur  4:1-5
APAKAH ALLAH MENDENGAR DOAKU?
Apakah Allah mendengar doaku? Apakah Allah mau mengabulkan doaku? Seberapa sering aku mesti berdoa? Sejumlah pertanyaan tersebut kerap menjadi bahagian dari cara kita berpikir dan berprasangka kerpada Allah. Mengapa pertanyaan-pertanyaan itu muncul? Mungkin karena kita belum sungguh-sungguh mengenal-Nya.
Setiap pribadi yang punya hubungan intim dengan Sang Pencipta, akan selalu percaya bahwa Allah itu adalah pribadi yang sungguh-sungguh ada, dan  Dia pribadi yang sungguh-sungguh mendengar, mengetahui apa yang kita sampaikan; pun yang masih ada di dalam hati dan pikiran kita.
Daud, dalam setiap keadaannya, tiada kehilangan kesempatan untuk berdoa kepada Allah. Ia begitu memercayai bahwa ketika ia sungguh-sungguh memohonkan doanya, maka Allah pun menyediakan diri untuk mendengar. Mengapa Daud begitu yakin kalau doanya pasti didengar Allah? Karena ia meyakini bahkan sudah mengalami bagaimana Allah senantiasa melindungnya. Ia begitu mengenal sifat Allah yang penuh kasih dan setia untuk menuntut umat-Nya. Mendengarkan setiap keluh-kesah, pun harapan-harapan yang disampaikan oleh umat-Nya yang percaya kepada-Nya. Oleh kesaksian itulah Daud senantiasa menghormati Allah melalui kesetiaan dan kepercayaan yang sungguh. Dia sangat yakin bahwa ada waktunya, Allah akan memberi  jawaban yang benar dan tepat.
Sudahkah kita berdoa untuk setiap perkara kehidupan yang kita alami? Nah, kalau kitapun sungguh-sungguh percaya kepada Allah, dan mau melakukan segala perintah dan kehendak-Nya,  yakinlah bahwa Allah begitu peduli dengan doa kita karena Allah pun mengasihi kita. Sebab Allah sungguh setia ada-Nya! Amin!


Tuesday, 6 October 2015

KEBAHAGIAAN MEMBERI

Kisah Para Rasul 20:32-35

KEBAHAGIAAN MEMBERI
Tergerak memberi bantuan kepada orang lain dapat dikatakan sebagai satu sikap yang lebih mudah tumbuh pada kaum perempuan, walaupun hal ini tidak berlaku umum. Sebab ada juga kaum laki-laki yang menonjol dalam hal ini. Sebaliknya, ada juga kaum perempuan yang sulitmenunjukkan sifat suka memberi.
Paulus mengingatkan warga jemaat untuk tergerak memberi bantuan kepada orang lain. Untuk tujuan itulah, Rasul Paulus memberi teladan dalam bekerja demi membantu orang lain. Ia mengaitkan kerinduan memberi dengan kesediaan untuk bekerja. Bagi Paulus, sulit untuk memberi bantuan kepada orang lain jika kita sendiri tidak memiliki apa-apa. Karena itu, bagi Paulus, bekerja adalah salah satu jalan untuk dapat memberi bantuan kepada orang lain. Di sini, Paulus melihat sifat memberi sebagai sebuah kebahagiaan, karena dengan kerinduan memberi seseorang termotivasi untuk giat bekerja. Dan dengan bekerja seseorang dimungkinkan untuk bisa memberi bantuan kepada orang lain. Jadi kebahagiaan bukan dalam soal mengumpulkan harta demi dirinya sendiri, melainkan mengumpulkan ‘harta’ demi ‘berbag’i kepada orang lain.
Mungkin banyak orang yang punya kerinduan untuk berbagi dengan orang lain, tetapi sulit untuk mewujudkannya karena tidak pernah bekerja untuk mewujudkan keinginannya. Sebagai akibatnya, keinginan untuk berbagi hanya sebatas kerinduan yang tidak pernah terwujud. Banyak ‘pekerjaan’ yang bisa kita jadikan sebagai sarana untuk berbagi.

Untuk itu, mari kita giat menekuni pekerjaan sesederhana apapun supaya dengan itu kita mampu berbagi dengan orang lain. Semoga bacaan ‘Rehat’ ini merupakan salah satu media bekerja yang bisa dipakai dan dirasakan sebagai kesempatan untuk memberi dan berbagi berkat…! Amin.

Monday, 5 October 2015

JANGAN SAKITI HATI-KU

Yeremia 25:5-7
JANGAN SAKITI HATI-KU
Siapa sih yang begitu relah dikhianati, ditinggalkan begitu saja oleh orang yang begitu dekat, dan begitu akrab? Ya, Rasa sakit dan perasaan dikhianati menjadi perenggang relasi yang sudah baik pada awalnya. Apakah itu kerinduan kita? Tentu saja Tidak! Semua orang berharap adanya hubungan pertemanan yang langgeng, ikatan kasih yang terus berlangsung dalam suasana harmonis. Sebab hidup harmonis akan mendatangkan hal yang membangun dan menghasilka kebaikan.
Yeremia menubuatkan pembuangan bagi Yehuda ke Babel sebagai akibat pilihan mereka mengikuti ilah lain. Sikap keras kepala mereka nyata karena mereka memilih menyakiti hati Allah dengan meninggalkan Allah dan mengikuti kehendak diri dengan berbakti kepada ilah lain. Bertobat dari pola hidup yang melawan kehendak Allah adalah hal yang mutlak yang dituntut Allah, jika mereka tidak ingin malapetaka menerpa.  Berhenti menyakiti hati-Ku! Adalah hal yang sudah seharusnya dikedepankan jika mereka ingin menikmati perlindungan dan pertolongan Allah saja.

Relah berbalik dari cara hidup yang hanya mengandalkan diri dan kekuatan manusia lalu mengandalkan Allah, mendengar firman-Nya serta hidup dalam tuntunan-Nya adalah hal yang mutlak dimiliki, dihidupi oleh umat-Nya. Allah pun akan dengan relah menolong, mengangkat umat-Nya  dari kungkungan beban masa lalu dan beban hidup karena dosa ketika umat dengan sungguh berseru dan berserah penuh pada kuasa-Nya saja. Jadi, jangan pernah menduakan Dia, karena itu akan menyakiti hati-Nya. Jangan membelakangi perintah-Nya, karena itu melukai perasaan-Nya. Amin!

Sunday, 4 October 2015

MELEWATI MASA SULIT

Efesus 1:15-23
MELEWATI MASA SULIT
Lionel Messi, adalah pemain sepak bola yang sangat terkenal dan telah memecahkan banyak rekor. Ia pernah memenangkan kategori pemain terbaik dunia empat kali berturut-turut. Bersama Barcelona, ia telah memenangkan banyak gelar. Namun tahukah kita bahwa di awal karirnya bersama dengan Barcelona ia pernah mengalami masa-masa yang ‘sulit’. Ia bergabung dengan pemain yang hebat dan nyaris tidak punya teman. Selalu menyendiri  dan pemalu sehingga ‘tersisih’ dari pergaulan dengan sesama pemain. Kadang selalu duduk di pojok ruang ganti dan selalu merenung. Hari-hari pertamanya dilalui denga begitu sulit, sebagaimana yang dikisahkan salah seorang sahabatnya, Gerard Piqule.
Paulus dipenjara ketika menulis kitab Efesus ini. Ia mengalami situasi yang begitu sulut. Dalam keadaan yang sulit , ia memiliki iman dan pengharapan. Dalam kesulitannya, ia justru dimampukan untuk memberikan penguatan dan bimbingan rohani kepada Jemaat Efesus. Ia mampu menyatakan sukacitanya di tengah-tengah penderitaan karena ia melihat jemaat masih senantiasa juga memiliki iman yang begitu kuat (ay.15), dan atasnya ia selalu mengucap syukur (ay.16). Dalam nasehatnya, Paulus memberi pengharapan bahwa ada kemuliaan yang ditentukan bagi setiap orang yang percaya  (ay.18), dan kuasa-Nya yang  kuat tetap bekerja di dalam kehidupan umat-Nya (ay.19).

Demikian Messi telah mengalami masa sulit, namun pada akhirnya ia mampu melewatinya dan mengalami masa gemilang bersama dengan klubnya, Barcelona. Lebi lagi pengharapan yang kita miliki di dalam Kristus. Ia senantiasa bekerja dengan kuasa-Nya bagi kita. Memang tidak dapat disangkali bahwa menjalani kehidupan di dunia ini kesulitan pasti selalu ada, namun kitapun diajak untuk tetap berjalan terus dalam iman karena ada kemuliaan yang Dia janjikan melebihi masa sulit dan penderitaan umat-Nya. Roh-Nya yang kudus senantiasa menguatkan dan memberika hikmat kepada kita untuk menjalani masa sulit sebagai sebuah proses menuju kesuksesan. Amin!

Friday, 2 October 2015

“TUNDUK DALAM PENDERITAAN…!”

1 Petrus 2:18-25
“TUNDUK DALAM PENDERITAAN…!”
Manusia cenderung menyembunyikan ‘kelemahannya’. Kita ingin terlihat benar, kuat, tenang dan tentram, sekalipun sesungguhnya kita sedang bergumul, bermasalah, bahkan mungkin sedang  ‘jatuh’, lemah atau menderita. Manusia berusaha menghindari dan menyangkali hal-hal yang dapat menimbulkan penderitaan. Makanya tidak jarang ada banyak yang berbohong menipu diri sendiri bahkan juga orang lain.
Rasul Petrus berbicara kepada orang-orang perantauan yang tersebar di beberapa tempat, terutama kepada yang posisinya sebagai ‘hamba’ supaya senantiasa tunduk kepada tuan mereka, baik yang peramah maupun yang bengis. Artinya apa? Sebagai symbol bahwa acapkali seseorang menderita atas sesuatu yang tidak pantas ia terima. Memang mengherankan karena ketika dirinya sebagai pelaku, belum tentu ia mau mengakui  apa yang dilakukannya, namun justru yang dicari dari karakter anak-anak Tuhan adalah ‘tunduk ‘ dibawah penderitaan, yang tidak seharusnya ia tanggung.
Panggilan di dalam status sebagai pengikut Kristus, bukan cari nama atau popularitas atau kesenangan lainnya yang biasa ditawarkan oleh dunia, namun justru dipanggil untuk memikul salib melalui penderitaan, penolakan dan berbagai ancaman karena melakukan kebenaran. Sebagai orang yang telah disembuhkan oleh bilur-bilur-Nya dan diselamatkan dari dosa melalui pengorbanan-Nya, maka sepantasnyalah kita melakukan dan mengalami apa yang pernah Dia alami.

Ketundukan Yesus pada misi Allah adalah taat sampai mati di kayu salib. Bagaimana dengan kita? Sanggupkah kita juga meneladani kataatan-Nya sekalipun harus menderita dan mati? Penderitaan memang tidak boleh dicari-cari, namun ketika penderitaan datang, apalagi jika penderitaan itu sebagai akibat karena melakukan kebenaran dan keyakinan kita kepada Kristus maka penderitaan itu harus dijalani dan diterima dengan penuh ‘kepasrahan’ dan kerelaan yang tulus, karena pada akhirnya akan berakhir dengan ‘kemenangan’. Selamat menjalani penderitaan dan cobaan hidup dengan iman yang sungguh kepada Tuhan. Amin!

Thursday, 1 October 2015

TUHAN ADALAH GEMBALAKU

Mazmur 23:1-3
TUHAN ADALAH GEMBALAKU
Seorang anak dengan bangga menceriterakan kehebatan ayahnya mengendarai mobil. Ia menatakan, “Ayahku hebat, bisa menyetir mobil di jalan yang mendaki dan rusak”. Di kesempatan yang lain, ayahnya bercerita pada orang laintentang takutnya ia melewati jalan mendaki dan rusak waktu bepergian bersama anaknya. Dua cerita yang berbeda dalam situasi yang sama. Sang anak merasa tenang dan nyaman bahkan tidak merasa takut karena ia percaya ayahnya akan menjaganya dan tidak mencelakainya dengan menyetir mobil yang benar.
Rasa percaya akan terbangun ketika kita tahu kepada siapa kita memercayakan kehidupan dan keselamatan kita. Pemazmur dalam situasi yang terhimpit, bahkan berada dalam lembah kekelaman sekalipun,  ia tetap yakin bahwa ia tidak akan binasa atau terjatuh karena Tuhan akan menjaganya. Maz. 23:1-3 adalah bukti kesaksian pemazmur tentang keyakinan imannya. Ia mengandaikan dirinya sebagai obyek gembalaan dan Tuhan sebagai Gembalanya. Sebagai seorang gembala yang baik, tentu Dia tidak akan pernah membiarkan gembalaannya kelaparan, kehausan dan tersesat. Pemazmur menemukan semua itu dalam pribadi Tuhan yang tidak pernah meninggalkannya dalam situasi apapun.

Sebagai orang percaya, kita sering kuatir atau ketakutan menghadapi dan menjalan kehidupan ini karena kita tidak yakin bahwa ada pribadi yang selalu bersama-sama dengan kita. Pemazmur membagikan pengalamannya  agar kita juga tidak takut dan ragu dalam menjalani kehidupan ini, sekalipun menghadapi begitu banyak tantangan dan pergumulan. Mengapa? Karena kita memiliki sosok Gembala yang baik yang layak untuk dipercaya. Pasrahkanlah seluruh keberadaan hidupmu kepada-Nya maka Ia akan setia menjagamu…!