Wednesday, 30 September 2015

ALLAHKU SUNGGUH HEBAT

Mazmur 29:6-11
ALLAHKU SUNGGUH HEBAT
Ada rangkaian lirik lagu Sekolah Minggu demikian,”Allahku besar, kuat dan perkasa, tiada yang mustahil bagi-Nya…sungai milik-Nya, gunung milik-Nya, bintang-bintang ciptaan-Nya…dst”. Lagu ini hendak mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada adalah ciptaan Allah. Kita mengenal Allah melalui firman-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Melalui ciptaan-nya yang mengagumkan, kita mengakui Dia sebagai Allah yang hebat dan luar biasa. Dia mencipta dari yang tidak ada menjadi ada.
Pemazmur mengajak seluruh penghuni sorga untuk mengakui Allah sebagai Raja atas alam semesta. Karena itu, seluruh penghuni sorga diundang untuk memuji Tuhan. Undangan yang sama ditujukan kepada seluruh umat manusia (mazmur 96:7-9). Apa yang diungkapkan dalam ayat 3-9 adalah gambaran bahwa kuasa dan kemuliaan Tuhan digambarkan diperlihatkan melalui alam semesta. Orang kanaan percaya bahwa baal menurunkan hujan dan menyuburkan tanaman, tetapi di sini dinyatakan bahwa Tuhan yang empunya segala-galanya termasuk kesuburan tanah. Tuhan lebih berkuasa daripada baal, karena itu, semua yang ada di bumi harus tunduk kepada-Nya.

Jika kita berada di atas gunung,  atau di tepi pantai dll, kita bisa menyaksikan indahnya pemandangan di sekitarnya. Kita kagum  dan sekaligus mengakui kemahakuasaan Allah yang kita saksikan melalui ciptaan-Nya. Akhirnya kita tiba pada sebuah pengakuan bahwa Allahku sungguh hebat. Kita tidak hanya mengagumi ciptaan-Nya, tetapi kita juga akan bertanggungjawab untuk menjaga dan memelihara ciptaan-Nya supaya tetap dalam keadaan baik. Dalam menikmati karya Allah, tidak ada yang dapat kita katakan selain berkata,”betapa kita tidak bersyukur…!” Amin.

Tuesday, 29 September 2015

IA TAHU ISI HATIMU

Yohanes 2 :23-25
IA TAHU ISI HATIMU

 “ Dalamnya laut dapat diukur hati manusia siapa yang tahu”. Demikian kalimat yang biasa kita dengar jika kita dalam posisi kurang memastikan atau memercayai pikiran dan hati seseorang. Tapi dalam dunia modern sekarang ini, dengan bantuan alat yang mutahir (misalnya dengan lie detector), keadaan hati dan kejiwaan seseorang dapat dideteksi. Bahkan model tulisan tangan, tanda tangan, dan gambar ciptaan gambar seseorang dapat menggambarkan tipe orang yang bersangkutan. Ilmu psikologi dapat membantu kita untuk mengetahui hal seperti itu.
Ketika Yesus beraa di Yerusalem, banyak orang yang percaya dalam nama-Nya, karena telah melihat tanda-tanda mujizat. Namun, Yesus tidak butuh kesaksian diantara mereka, sebab Ia telah mengenalnya. Bahkan Yesus tidak memercayakan diri kepada mereka untuk mendukung diri-Nya. Ia tidak butuh kesaksian tentang manusia diantara mereka, karena Ia tahu apa yang ada dihati mereka. Apakah mereka sungguh-sungguh percaya kepada-Nya, ataukah mereka hanya percaya kerena melihat tanda-tanda mujizat. Iman yang tergantung pada mujizat, tidak bertahan lama dan tidak menyelamatkan. Dibutuhkan iman yang tulus dari hati yang mendalam untuk mengikut Yesus dalam sepanjang waktu, dalam segala situasi.

Beriman kepada Yesus tidak perlu berpura-pura sebab tidak ada yang tersembunyi dimata-Nya. Ia menembus hati kita, sebab oleh Dialah kita tercipta. Pemazmur memberi kesaksian bahwa mata-Nya melihat selahi kita masih bakal anak (mazmur 39 :15,16). Ya, tidak ada yang perlu dirahasiakan dihadapan Tuhan. Ia tahu seluruh keberadaan kita. Ketika kita berjalan, berdiri, duduk dan berbaring. Ia tahu jalan pikiran dan hati kita. Ketika kita tulus, menaruh kasih, menolong dengan iklas, memberi tanpa pamrih dan melayani dengan kasih sayang. Karena itu,  jujurlah bagi diri kita sendiri terlebih bagi Tuhan. Sebab Ia tahu isi hati kita.

Monday, 28 September 2015

BERNYANYILAH

BERNYANYILAH

Mazmur 147:7-11
Di kehidupan nyata kita, nyanyian bukan hanya hiburan semata tetapi juga telah menjadi sumber nafkah bagi banyak orang. Lewat nyanyian seorang pengamen atau artis di berbagai tempat hiburan atau di berbagai acara, dapat memperoleh rezeki memenuhi nafkah kehidupannya.
Setiap kali kita mendengar sebuah nyanyian, kita dapat mendengar dan merasakan suasana hati atau suasana hidup serta pesan seseorang yang mencipta syair lagunya, dan bagaimana seseorang menyanyikan sebuah lagu akan menolong kita untuk mengenl jenis lagu yang dibawakan. Ada lagu sedih dan gembira, ada lagu bertemakan cinta, ada jenis irama pop, dangdut dan masih banyak lagi.
Pemazmur memperlihatkan kepada kita peran penting nyanyian daam hubungan seseorang dengan Tuhan. Dengan nyanyian, kita menyatakan syukur kepada Allah. Mengapa nyanyian syukur? Karena dalam syukur, ada pengakuan tentang kasih dan kesetiaan Tuhan yang terus memelihara umat-Nya. Ada berkat Tuhan. Ada pengakuan iman bahwa betapa kita sungguh membutuhkan-Nya.

Di antara sekian banyak lagu pujian yang dapat kita nyanyikan, pemazmur mengajak kita memilih nyanyian-nyanyian syukur, nyanyian-nyanyian sukacita. Mengapa? Sebab nyanyian syukur itu memberi kelegaan, membangkitkan semangat, menghadirkan semangat, dan dapat menggugah simpati bahkan empati dari pendengarnya; baik itu oleh manusia terlebih oleh Allah. Jadi, bernyanyilah senantiasa dengan nyanyian syukur, karena Allah tidak ingin kita binasa dalam kegagalan karena keputusasaan, sebab nyanyian syukur membangkitkan pengharapan hidup. Amin.

Sunday, 27 September 2015

PEMULIHAN JIWA-JIWA YANG KERING

PEMULIHAN JIWA-JIWA YANG KERING
Yeremia 14:7-9
Saat neg’ri ini dilanda kekeringan akibat kemarau yang berkepanjangan, hanya satu yang orang harapkan…,kiranya hujan segera turun agar tanah-tanah yang kering ini mendapatkan kesejukannya kembali. Air adalah sumber kehidupan, dan sumber itu memberi pengharapan besar pada setiap orang yang membutuhkannya. Ibarat tanaman yang kering, ketika terus mendapat siraman, maka tanaman itu dapat kembali bertunas dan memberi kehidupan yang baru.
Begitupun dengan kehidupan kita sebagai manusia. Jiwa yang kering pastilah memerlukan sumber air yang dapat memberi kehidupan yang baru. Sumber air kehidupan itu hanya ada di dalam Yesus. Tanah-tanah yang kering ibarat kehidupan kita yang tidak lagi punya pengharapan akibat dosa-dosa yang terus terjadi dalam kehodupan umat manusia. Dan tidak ada daya untuk terus bertahan dengan mengandalkan kekuatan sendiri untuk keluar dari dosa (kekeringan) ini. Hanya ada satu jalan. Kita memerlukan pertolongan. Pertolongan itu hanya bisa kita dapatkan di dalam Dia. Ya, di dalam Tuhan sajalah segala dosa dan kesalahan kita dapat diampuni. Jiwa yang kering diberinya kesejukan . Hanya dengan senantiasa berseru dan berserah pada-Nya, maka Tuhan akan memulihkan kita.

Karena itu, sebagai orang yang berdosa, kita harus sadar bahwa kita tidak akan dapat melepaskan diri kita sendiri tanpa pertolongan Tuhan. Bukalah hatimu, biarkan Allah yang berkarya atasnya maka pemulihan pasti terjadi. Dosa kita diampuni. Jiwa-jiwa yang kering diberi-Nya kesejukan, untuk sebuh kehidupan dan masa depan yang baru!

Friday, 25 September 2015

TIDAK KENAL TEMAN Lukas 24 :28-35

TIDAK KENAL TEMAN
Lukas 24 :28-35
 
Facebook adalah media pertemanan yang paling popular saat ini. Teman kita bisa teman sekolah, teman dalam persekutuan, anggota keluarga, teman kerja, teman sekampung, dll. Yang menarik, kita bisa juga berteman dengan seseorang yang belum pernah kita kenal dan belum pernah bertemu sebelumnya. Mereka muncul “menawarkan” untuk menjadi teman. Jika kita merespon permintaan mereka maka kita akan menjadi teman, saling mengirimkan sapaan, komentar, kata motivasi dan lain-lain. Menjadi teman yang akrab namun siapa mereka, kita tidak mengenalnya.
Kisah dalam bacaan ini adalah salah satu penampakan yang dramatis, heboh. Dalam perjalanan, mereka berjumpah, berbicara,  akrab dengan Yesus namun tidak mengenal-Nya (ayat 14-17). Yesus mengajar mereka mengenai diri-Nya, namun mereka masih belum mengerti (ayat 25-27) namun Dia tidak mengenal mereka untuk tidak mengenalnya. Ia “menyingkapkan” mata dan iman mereka saat mereka duduk bersama makan roti (ayat 31). Maka hati mereka berkobar-kobar dipenuhi sukacita (ayat 32). Dalam sukacita, mereka menceritakan kebangkitannya kepada murit yang lain (ayat 33-34).

Kebersamaan kita dengan Yesus kadang seperti teman dalam facebook. Kita berteman, namun sebenarnya kita tidak mengenal mereka. Hanya sebatas facebook. Yesus hadir dalam perjalanan mereka namun mereka tidak mengenal Yesus, namun Yesus tidak membiarkan mereka tidak mengenalnya. Ia memperkenalkan diri-Nya dengan cara-Nya mengambil roti dan memecah-mecahkan-Nya. Melalui itu  mereka mengenal-Nya, tidak hanya sebagai teman dalam perjalanan namun Yesus adalah Guru mereka. Yesus pun senantiasa ingin memperkenalkan diri-Nya kepada kita saat ini menjadi teman dalam perjalanan dan juga sebagai Guru tentang arti kehidupan ini.

Thursday, 24 September 2015

MENAHAN DIRILAH

2 Korintus 12 :1-6
MENAHAN DIRILAH
Kesombongan adalah sesuatu yang bisa saja menghinggapi setiap orang. Kesombongan dapat menghinggapi kita, ketika kita merasa lebih tau, lebih baik, lebih benar, lebih dan lebih lagi dari yang lain. Akibat dari kesombongan itu ialah timbulnya relasi yang tidak harmonis dengan banyak pihak. Nampaknya filosofi padi, “makin berisi, makin merunduk” menjadi hal yang perlu direnungkan setiap orang agar tidak tergoda dengan kesombongan dan membangga-banggakan diri.
Paulus sangat sadar bahwa hikmatnya, pengetahuannya dan pengertiannya tentang hal-hal rohani sehubungan dengan imannya jauh melebihi banyak orang, dan karenanya ia dapat saja bermegah diri untuk semua itu. Tetapi justru dengan semua yang dimilikinya itu, ia lebih memilih untuk menahan diri. Mengapa ? kerinduan Paulus yang terbesar supaya orang yang melihat keselarasan dalam hidupnya tentang apa yang diimaninya, dituturkannya dan dilakukannya.

Paulus berjuang supaya kuasa dan pertolongan Tuhanlah yang selalu dominan disaksikan orang lain dari pelayanan dan kesaksiannya. Pula, Paulus lebih merasa senang dan gembira untuk membanggakan pribadi yang ia kenal lewat penglihatan illahi yang diterimanya, ketimbang untuk membanggakan diri. Kekuatan Paulus untuk menahan diri dari godaan, meninggikan diri dari godaan ialah Firman Allah padanya, “cukuplah kasih karunia-Ku padamu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Jadi, belajarlah menahan diri karena itu menjadikan kita lebih berhikmat dan dinilai lebih positif ketimbang mengikuti roh kesombongan. Amin

Wednesday, 23 September 2015

KITA SEMUA SAMA

KITA SEMUA SAMA
Kisah Para Rasul 10:34-38
Semoga tidak ada lagi pendapat dan pemahaman dalam persekutuan umat Tuhan  bahwa si A  lebih pantas dan si B tidak, karena status sosialnya rendah, atau si A lebih berhak dan si B tidak karena ia pendatang, dll. Kalau pendapat tersebut masih ada itu berarti kita belum menghargai kasih Allah yang telah dianugerahkan dalam Kristus.
Kasih Allah yang paling dalam adalah memberi kesempatan kepada manusia dengan Cuma-Cuma, yang diberikan kepada siapa saja  yang menerima serta percaya kepadaNya. Karunia keselamatan diberikan sama kepada semua orang tanpa memandang status. Tidak seorangpun yang dapat menganggap diri lebih penting atau lebih layak dihadapan Tuhan  dibanding dengan orang lain. Prinsip pelayanan Tuhan Yesus adalah menyatakan kebenaran dengan maksud agar semua orang dapat menikmati damai sejahtera.
Tuhan adalah Tuhan bagi semua orang dan bukan milik orang tertentu, keluarga tertentu, agama tertentu atau bangsa tertentu, yang penting memiliki kebenaran Allah. Orang Israel selalu menyebut dirinya sebagai bangsa yang lebih layak  menjadi umat Allah bahkan menganggap Tuhan sebagai miliknya sendiri. Ada juga agama tertentu yang menganggap dirinya lebih benar dari agama yang lain, bahkan  menganggap lebih berhak atas keselamatan.
Tuhan berkenan kepada semua orang dari bangsa manapun, yang penting mereka takut akan Tuhan dan hidup dalam kebenaran-Nya (ayat 35). Karena itu tidak perlu ada perasaan minder atau merasa tidak pantas untuk terlibat dalam persekutuan dan pelayanan. Juga jangan ada yang menganggap sebagai “pemilik persekutuan / pelayanan” sehingga menghalangi keterlibatan orang lain. Semua orang mendapat amanat yang sama, posisi yang sama serta tanggung jawab yang sama dihadapan Tuhan.

Jadikanlah perbedaan potensi sebagai kekayaan  dalam persekutuan.  Jadilah sesama bagi orang lain, milikilah hikmat yang diajarkan Tuhan Yesus, jadilah pelaku kebenaran sehingga engkau senantiasa diperkenankan Allah.

Tuesday, 22 September 2015

BERBAGI SUKACITA

BERBAGI SUKACITA
Yohanes 15:9-11
Kita sering mengatakan, “saya ingin berbagi sukacita atau berbagi kebahagiaan”. Maksud ungkapan ini adalah orang tersebut ingin agar orang-orang lain disekitarnya dapat merasakanperasaan sukacita yang dia alami atau dia rasakan. Pertanyaan yang muncul adalah apakah  kita betul-betul dapat merasakan perasaan sukacita atau kebahagiaan yang dirasakan orang lain?jawabannya adalah tergantung seberapa dekat kita dengan orang tersebut. Semakin dekat kita dengan orang tersebut maka semakin kita dapat datang dan tinggal dalam kasihnya merasakan kebahagiaan yang dia rasakan. Begitu juga sebaliknya.
Melalui perikop kita saat ini Tuhan mengundang kita untuk tinggal dalam kasihnya, seperti Dia tinggal dalam kasih Bapa (ayat 9-10). Hubungan Yesus dengan Bapanya sangat dekat dan erat, sehingga dalam perikop ini Yesus dengan tegas dan yakin mengatakan, “seperti Bapa telah mengasihi Aku” (ayat 9). Yesus dapat merasakan bahwa Bapa sangat mengasihinya sehingga Dia dengan penuh rasa bangga dapat mengungkapkannya dan memberitakan betapa besar, dalam dan tingginya kasih Bapa-Nya itu.
Perasaan sukacita ini yang ingin dibagikan Yesus kepada kita setiap saat. Oleh sebab itu Dia mengundang kita untuk tetap setia kepadaNya agar kita juga dapat merasakan kasih suci dari Bapa. Hal ini bertujuan agar sukacita yang kita rasakan selalu pengikut-pengikut Yesus kristus dapat menjadi sempurna.

Seberapa dekat hubungan anda dengan Yesus saat ini ? jika jawaban anda “sangat dekat”, maka pastilah anda merasakan sukacita yang penuh sama seperti yang dirasakan Yesus. Tetapi jika  anda menjawab “tidak dekat”, maka mulailah saat ini juga untuk membangun hubungan yang akrab dengannya, agar Yesus dapat berbagi sukacita dengan anda. 

Monday, 21 September 2015

PEMULIHAN

PEMULIHAN
Yeremia 31:5-10
Ketika kita berada dalam suasana tertekan, apalagi ketika berada dalam pengasingan, tentu kita membutuhkan seseorang yang dapat menolong kita agar boleh bebas. Pembacaan kita saat ini memperlihatkan suasana yang dialami oleh umat Israel yang tertekan di pembuangan dan berharap agar mereka dapat dibebaskan.
Syair dalam ayat pembacaan tadi berisi tentang pemulihan suku-suku kerajaan Israel utara. Pembuangan yang mulai pada tahun 722 digambarkan secara kiasan sebagai pengembaraan yang baru di padang gurun. Mereka itu tidak mempunyai waktu istrahat, karena kehidupan mereka tidak mencapai suatu tujuan, dan tidak berhail. Tetapi sementara mereka sebagai orang-orang buangan, mereka akan mendapat kasih karunia, sebab Tuhan akan menampakkan diri-Nya kepada mereka dari Bait-Nya yang suci di Yerusalem yang sudah jauh, dan menghibur mereka dengan firman-Nya. Dalam suatu kalimat yang indah, Tuhan mengingatkan kasih karunia-Nya yang kekal kepada mereka, lalu berjanji untuk melanjutkannya  dan menarik mereka kembali kepada-Nya.
Gambaran tentang pemulihan umat Israel mempunyai tiga aspek. Pertama, orang akan bermain rebana dan menari dengan gembira, dan di sini hal itu merupakan salah satu dari bukti bahwa Yeremia tidak menolak rekreasi dan kesukaan. Kedua, kebutuhan jasmani orang itu akan dipenuhi, dan arena pohon anggur itu baru bisa berbuah setelah beberapa tahun, maka itu berarti mereka akan merasa tentram dan menikmati damai sejahtera dalam waktu yang  lama. Ketiga, karena orang-orang dari Israel utara akan pergi dan beribadah di atas gunung Sion di Yerusalem, maka itu berarti bahwa semua bangsa akan dipersatukan secara rohani.
Saudara dan kita semua  selaku orang percaya adalah orang-orang yang sudah dipulihkan. Karena itu bersyukurlah sebab Allah kita adalah Allah yang baik dan luar biasa, Sang pemulih ajaib.

            

Sunday, 20 September 2015

BUANGLAH KUATIRMU

BUANGLAH KUATIRMU
Amsal 12:25-28
“Jangan kuatir, janganlah takut, di tangan Tuhan tiada yang kurang. Jangan kuatir, janganlah takut Tuhan jaminanmu…!” demikian lirik lagu dari Pelengkap Kidung Jemaat No. 302, yang merupakan salah satu nyanyian dari paguyuban Taize’. Lagu ini hendak menegaskan dan meyakinkan orang percaya untuk tidak kuatir dalam menjalani dan menghadapi hidup ini, karena ada Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Kasih yang menjadi jaminan hidup kita.
Penulis kitab Amsal mengakui bahwa kekuatiran tidak terlalu bermanfaat pada seseorang, bahkan bisa berdampak pada kondisi fisik (ayat 25). Kekuatiran membuat banyak orang memandang hidup dan masa depannya dalam kecemasan, keraguan dan pesimis yang tidak berdasar. Akibatnya adalah, hidupnya tidak tenang, selalu curiga dan kadang melihat segala sesuatunya secara negative. Tidak punya inisiatif dan bahkan tidak bisa melakukan banyak hal (malas). Bahkan seseorang dapat memutar balikkan kebenaran, merekayasa fakta-fakta sesuai dengan kepentingannya sendiri. Selain soal kekuatiran, penuis kitab Amsal dalam pembacaan ini juga memperhadapkan pada 2 pilihan yang masing-masing memiliki akibat, yaitu : antara orang benar dan orang fasik (ayat 26), antara orang rajin dengan orang malas (ayat 27), serta jalan kebenaran dan jalan kemurtatan (ayat 28). Masing-masing dengan akibatnya yang jelas.
Kita hidup dalam situasi dan kondisi yang sering membuat kita cemas dan kuatir tentang banyak hal, baik menyangkut hidup kita kini dan disini, juga untuk masa depan. Banyak peristiwa dan situasi yag menjadi alasan kita kuatir, dan hal itu sangat manusiawi. Tetapi sebagai orang percaya, kita yakin bahwa ditangan Tuhan terjamin hidup kita seutuhnya. Yang menjadi peroalan ialah, apakah kita mau memercayakan diri kita seutuhnya kepada Tuhan, sambil terus berupaya untuk menjadi orang yang baik, benar dan setia dalam melaksanakan berbagai tugas dan tanggung jawab kita masing-masing. Jika Tuhan telah memilih dan memanggil kita sebagai anak-anaknya, kita percaya bahwa dia juga tidak akan membiarkan kita berjalan dan berjuang sendiri. Oleh karenanya, buanglah segala kekuatiran dan belajarlah memercayakan serta menundukkan diri dan hidup kita hanya kepada Bapa yang maha kuasa dan maha pengasih .
”jangan kuatir, janganlah takut, di tangan Tuhan tiada yang kurang. Janganlah takut, Tuhan jaminanmu….!”

Friday, 18 September 2015

TUBUHMU UNTUK APA ?

1 korintus 6 : 12-13
TUBUHMU UNTUK APA ?
Haram dan halal ! hal yang sering kita dengar ketika kita akan memilih soal makanan. Haram berarti yang tidak boleh, pantangan yang mesti dihindari karena tidak mendatangkan manfaat melainkan  justru dapat mendatangkan masalah. Halal berarti yang boleh,  yang baik dan layak dan mendatangkan manfaat bagi tubuh. Nah, sebagai orang bijak, tentu untuk tubuh dan diri kita, kita mau memilih hal-hal yang mendatangkan manfaat atau hal halal. Diri kita sebagai kesatuan tubuh – roh - jiwa tentulah tidak hanya membutuhkan makanan jasmaniah untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan tetapi juga menyangkut sikap, perilaku hidup dalam hubungan dengan orang lain terlebih dengan Tuhan.
Paulus menyadarkan kita bahwa keutuhan tubuh kita diciptakan Allah bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhannya saja, misalnya soal makan dan minum, soal pakaian atau dandanan tetapi yang jauh lebih penting ialah untuk memuliakan Allah, untuk mengabdi kepada Allah. Tubuh untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh adalah sebuah pernyataan  penting yang mengakui bahwa Tuhan adalah tujuan aktivitas kehidupan kita dan kita membutuhkan Tuhan untuk seluruh aktivitas kita.
Jadi, kalau Tuhan menjadi tujuan  dan menjadi kebutuhan bagi tubuh kita, ya janganlah macam-macam dengan tubuh kita, melainkan perlu dijaga dengan segala yang baik. Amin


Thursday, 17 September 2015

KESETIAAN YANG TAK TERGOYAKKAN

Rut 1 :14-23
KESETIAAN YANG TAK TERGOYAKKAN
Banyak orang yang bertahan menjadi pribadi yang setia ketika kebutuhan dan kepentingannya masih terpenuhi, mis : seorang suami atau istri yang masih berlaku setia terhadap pasangan hidupnya ketika ia masih hidup sehat, kuat dan produktif dan sanggup memenuhi kebutuhannya. Tetapi bagaimana ketika pasangan hidup mulai sakit-sakitan, pendapatan berkurang atau maut merenggutnya ? tidak sedikit orang yang mulai memudar kesetiaannya.
Lain kisahnya dengan seorang yang bernama Rut yang tetap setia dihadapan Naomi yang adalah mertuanya, baik ketika kejayaan maupun ketika kesulitan hidup menimpanya. Ia  tetap bertahan mengikuti Naomi sekalipun Naomi tidak lagi memiliki harta yang cukup. Bahkan kesetiaan yang dimiliki Rut, tidak hanya dibuktikan ketika suaminya dan mertunya laki-laki masih hidup, melainkan bukti bahwa kesetiaannya tetap tumbuh, Nampak lewat ketulusannya untuk tetap mengikuti Naomi mertuanya kemana pun ia pergi. Pribadi seorang Rut telah memberikan inspirasi bbagi banyak orang, ketulusan dan kesetiaan yang ia miliki tidak terkoyak oleh keadaan apapun. Ia adalah perempuan yang tegar yang mampu menunjukkan kesetiaan dan ketulusannya sekalipun menghadapi kesulitan hidup. Ia tetap membuktikan bahwa kesetiaan itu tidak harus dengan ketika ia masih memiliki orang yang masih dicintai, dan apa yang dibanggakan serta apa yang diharapkan, melainkan justru kesetiaan itu teruji ketika mampu melewati keadaan yang sulit sekalipun.

Apakah kita sudah menjadi bagian dari orang-orang yang berlaku setia ? mungkin pertanyaan ini menggelitik kita. Tetapi jujur harus diakui bahwa kita sering diperhadapkan terhadap ujian disekitar kesetiaan. Entah sampai kapan kita membiarkan wanita idaman lain atau pria idaman lain menjadi rona kehidupan atau entah sampai kapan orang-orang disekitar kita mengerang sakit hati sebagai buah ketidaksetiaan ?

Wednesday, 16 September 2015

SUMBER KETENANGAN

SUMBER KETENANGAN
Yesaya 32 :14-18

Ketenangan sangat dibutuhkan oleh setiap orang, namun kadang sulit untuk dilakukannya. Usaha manusia mencari ketenangan sangat beragam. Ada yang mencarinya dengan cara mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, ada yag melakukannya dengan cara membatasi hubungannya dengan sesama manusia, ada pula yang mencarinya lewat kesenangan duniawi. Tapi sekalipun dengan berbagai cara dilakukan untuk mendapatkannya, namun selalu saja terjadi ketidakpuasan dan bahkan ada ang mencari ketenangan tetapi justru yang dihasilkan adalah penyesalan bahkan malapetaka.
Dimana ada kebenaran disitu akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya (ayat 17). Di sini hendak ditegaskan bahwa sumber ketenangan adalah dengan melakukan kebenaran, yaitu kebenaran firman Allah. Hanya kebenaran Allah yang membuat seseorang dapat memiliki pengertian dan kebijaksanaan. Banyak hal yang sering membuat perasaan tidak tenang, antara lain : takut, kuatir, cemburu, egois, tidak percaya diri, tidak puas dengan hasil yang dicapai , dll. Akibat dari semua perasaan negatif ini menyebabkan keputusasaan, penyesalan, kemunafikan, dendam, pemaksaan diri, dll.

Manusia tidak akan pernah merasa tenang jika selalu mengikuti kehendaknya karena kehendak manusia selalu tidak terbatas bahkan kadang-kadang cenderung menginginkan sesuatu yang melampaui kemampuannya. Ibrani 13 :15 mengatakan “cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu….!” Artinya manusia tidak dapat memaksakan kehendaknya untuk menikmati sesuatu yang ia tidak jangkau sebab manusia tidak sempurna. Hanya Allahlah yang sempurna. Oleh karena itu sumber ketenangan satu-satunya ialah Allah sendiri.

Tuesday, 15 September 2015

MUSANG BERBULU DOMBA

Yakobus 3 :13-18
MUSANG BERBULU DOMBA
Sudah banyak generasi muda yang telah menjadi korban dari hikmat yang palsu, dan itu
terjadi sebagai akibat dari pergaulan yang tidak terkontrol. Dalam dunia yang modern, rupanya makin sulit bagi kita untuk membedakan mana hikmat yang murni dan mana hikmat yang palsu, dan mereka yang tidak waspada begitu muda  terjebak dengan segala kepalsuan itu.
Musang berbulu domba adalah sebuah peribahasa yang dapat digunakan untuk menggambarkan  pribadi manusia yang penuh kemunafikan, atau  dalam peribahasa yang lain : manis dimulut pahit dihati. Istilah muda mudi sering mengungkapkannya dengan kata alim tapi munafik. Ada yang mengatakan kemunafikan lebih kejam dari pembunuhan, artinya kemunafikan adalah tindakan kejahatan.  Mudah-mudahan kita tidak masuk dalam hitungan orang munafik.
Hikmat dari Tuhan menurut Yakobus adalah hikmat yang lahir dari kelemahlembutan yang tidak dibuat-buat, dinyatakan dalam kasih, tulus tanpa mengharapkan imbalan dan bukan mencari popularitas/sanjungan. Hikmat Kristen dinyatakan tapa pamri, tidak direkayasa tapi dinyatakan apa adanya, bukan untuk mencari keuntungan atau karena dorongan hawa nafsu.
Bagaimana cara menilai hikmat yang sebenarnya ?, yakobus memberi catatan pada ayat 17 yaitu : murni, pendamai, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Karena itu waspadahlah ! jangan terjebak dengan penampilan, kata-kata yang manis, atau tawaran-tawaran yang menggiurkan. Ujilah semua itu dengan seksama berdasarkan prinsip-prinsip iman dan jangan serta merta membuat keputusan.

Monday, 14 September 2015

TOPLES-TOPLES KEHIDUPAN

Kisah Para Rasul 11 :12-18
TOPLES-TOPLES KEHIDUPAN

Petrus diadili oleh rekan-rekannya sendiri : orang Yahudi Kristen. Apa salahnya ? karena ia membabtis orang bukan yahudi. Bagi mereka, orang bukan Yahudi tidak layak mendapat keselamatan. Paham ini merupakan sisa-sisa kepercayaan mereka yang diwarisi dari nenek moyang mereka. Mereka masih terperangkap dalam kepercayaan itu. Mereka baru tenang setelah melepaskan perangkap itu.
Ada cerita tentang perangkap. Di hutan-hutan Afrika, untuk menangkap monyet dalam keadaan hidup, para pemburu menanan kuat-kuat toples kaca berleher panjang dan sempit di dalam tanah. Toples itu diisi kacang yang sangat disukai monyet-monyet Afrika. Mereka meletakkannya pada sore hari, dan keesokan harinya mereka akan menemukan beberapa monyet terperangkap, dengan tangan yang terjulur kedalam botol. Mengapa demikian ? karena  monyet-monyet itu tak melepaskan genggamannya sebelum mendapatkan kacang itu.
Kita mungkin geli dengan tingkah monyet itu. Tapi sesungguhnya, mungkin kita sedang menertawakan diri sendiri. Betapa sering, kita menggenggam permasalahan yang kita miliki, layaknya monyet yang menggenggam kacang itu. Kita sering egois, keras kepala, memendam amarah dalam dada, dan tak mudah memberi maaf. Seringkali, kita membawa “toples-toples” itu kemana pun kita pergi tanpa kita sadari bahwa hal itu membebani kita.
Bukankah lebih menyenangkan untuk memberi maaf bagi setiap orang yang pernah berbuat salah kepada kita ? bukankah lebih berbahagia jika kita melepaskan masa lalu yang kelam, dan menatap hari esok dengan lebih cerah ?
YA YESUS TRANG DAN KUAT KAMI ; B’RIKANLAH APIMU
DAN MASUK DALAM HATI KAMI, BRIKANLAH-BRIKANLAH APIMU 
SUPAYA OLEH API ITU, HATI YANG DINGIN DINYALAKAN 
KASIH YANG MATI DIHIDUPKAN, BRIKANLAH  B’RIKANLAH APIMU!

Sunday, 13 September 2015

IMAN MENGALAHKAN PERGUMULAN



MATIUS 15 :24-28
IMAN MENGALAHKAN PERGUMULAN

Kita pasti terkejut jika mendengar perkataan Tuhan Yesus  pada ayat 26 “tetapi Yesus menjawab : “tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparnya kepada anjing.”  Bukankah Tuhan Yesus dikenal dengan pribadi yang lemah lembut. Penuh kasih dan memperhatikan orang-orang lemah. Penuh kasih dan memperhatikan orang-orang lemah, menderita dan membutuhkan pertolongan ? tetapi ketika seorang perempuan yang sedang dalam kesesakan karena anaknya sedang dirasuk setan dan membutuhkan uluran tangan-Nya justru Tuhan Yesus bersikap kasar dengan perkataan yang sangat menyakitkan hati.
Jika kita berada pada posisi perempuan itu kita pasti akan sedih, kecewa dan meninggalkan Dia. Apalagi Tuhan Yesus berkata, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel (matius : 15 :24). Namun sikap hidup yang luar biasa dari seorang perempuan, ia tidak putus asa dan tetap menantikan jawaban dari Tuhan. Sesungguhnya Dia hanya ingin menguji manusia perempuan itu. Setelah imannya diuji, Tuhan Yesus pun berkata, “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadaku seperti yang kau kehendaki. Dan seketika itu juga anaknya sembuh.”(matius 15 :28)
Mungkin saat ini kita sedang mengalami pergumulan seperti perempuan itu, kita berseru-seru kepada Tuhan, tapi sepertinya dia tidak menghiraukan seruan kita, bahkan sepertinya Dia meniggalkan kita, yang mengakibatkan keadaan kita bertambah buruk. Jangan kecewa dan putus asa! Tuhan mau supaya iman yang kita miliki semakin kuat. Kita mengenal banyak tokoh dalam alkitab yang menceritakan pengalaman imannya seperti Daud ketika ia dalam suasana kesesakan dan membutuhkan pertolongan namun seakan Tuhan membiarkan Daud bergumul (Mazmur 23 :2-3). Karena itu sebagai orang yang percaya dan tinggal didalam Kristus walaupun banyak tantangan  milikilah iman yang teguh. “Sebab kamu tahu bahwa dalam ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan” (Yakobus 1:3). Amin

“KETIKA ROH KUDUS BEKERJA, PERKARA-PERKARA AJAIB DAN DASYAT PASTI TERJADI”

Friday, 11 September 2015

KISAH SEORANG IBU TUA

Markus 4 :35-41
KISAH SEORANG IBU TUA

Suatu ketika seorang ibu tua rentah melakukan perjalanan dengan menumpung di oerahu layar menyebrangi lautan menuju suatu daerah dimana anaknya sedang menuntut ilmu. Ditengah perjalanan, badai  dan ombak menghempaskan perahu. Semua penumpang berteriak histeris karena ketakuan ada yang mencari penampung, ada yang saling berpelukan dengan keluarga dan teman seperjalanan,  ada juga yang meloncat keair untuk berenang mencari pantai dilautan yang tidak kelihatan.

Dalam kepanikan itu, si ibu tetap duduk tenang sambil sesekali menengadahkan wajah dan tangannya dengan bibir komat-kamit. Seorang awak kapal mendekati ibu itu seraya berkata, “ibu, mengapa diam saja ? carilah pelampung dan masuklah kesekoci bersama penumpang lain.” Si ibu menjawab, “apakah aku akan mampu dorong mendorong merebut pelampung sekoci yang sekecil itu ? tidakkah kapal ini lebih besar untuk berteduh dan berlindung ?” awak kapal itu menjawab, “ibu, kapal ini akan tenggelam.” Kemudian si ibu menjawab, “aku akan tetap tinggal dikapal ini, karena sekoci dan pelampung itu tidak akan perna sampai kedaratan. Mereka takkan kuasa menentukan arahnya; sementara jika Tuhan mengijinkan kapal ini bertahan, maka kita akan sampai kedaratan dan aku akan bertemu dengan anakku yang sedang menungguku disana.” Si awak kapal bingung dan kembali bertanya, “bagaimana sekiranya kita tidak mmampu meneruskan perjalanan dan putar haluan untuk kembali ?” si ibu menjawab, “aku juga akan berbahagia , karena aku akan kembali berkumpul dengan suamiku yang menungguku dirumah.” Awak kapal itu kembali bertanya, “bagaimana kalau kapal ini tenggelam dan kita mati ditelan ombak dan badai ?” si ibu tersenyum dan menjawab dengan tenang, “akupun akan tetap berbahagia, karena aku akan bertemu dengan anakku  yang telah lama pergi menghadap penciptanya.” Awak kapal itu sangat kagum mendengar jawaban si ibu, lalu dengan lembut ia menuntunnya keruang awak kapal seraya berkata, “terima kasih ibu, engkau telah memberiku pelajaran yang sangat berharga, bahwa hidup harus dihadapi dengan ketenangan jiwa dan terutama penyerahan diri kepada Tuhan Sang pencipta.” 

Thursday, 10 September 2015

MAKIN MULIA MAKIN BERAT TANTANGAN

Ezra 4 : 17-24
MAKIN MULIA MAKIN BERAT TANTANGAN
Membangun kembali apa yang telah hancur jauh lebih sulit daripada membangun sesuatu yang dimulai dari nol. Surat pengaduaan pemberhentian pembangunan kembali rumah Tuhan di Yerusalem yang dikirim oleh bislam, dkk. Kepada Arthasasta ditindaklanjuti dengan perintah penyeldikan sejarah masa lalu umat Yahudi sebelum peristiwa penghancuran Yerusalem. Hasil penyelidikan mendapati bahwa pada masa lampau kota Yerusalem selalu bangkit melawan raja-raja yang memerintah melakukan pemungutan pajak yang memberatkan rakyat.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pada masa lampau raja-raja Yehuda selalu memberontak terhadap raja-raja Babel yang menjajahnya. Pada zaman nabi Yeremia, khususnya saat Zedekia  memerintah Yehuda hal tersebut telah diperingatkan supaya memenuhi kehendak Allah. Maksud peringatan tersebut supaya jangan memberontak terhadap raja Babel yang akan datag menjatuhkan ukuman Allah atasnya; dan supayatidak mendengarkan mesir yang mengajak Yehuda memihak kepadanya dalam melawan Babel (Yer. 27 :2-22). Yeremia justru dibenci oleh oran-orang dari kalangan pro-Mesir.
Berdasarkan pada hasil penyelidikan, Raja Persia mengeluarkan surat pemberhentian pembangunan kembali rumah Tuhan di Yerusalem. Usaha pihak penentang dengan mengungkit sejarah suram umat Yahudi ternyata membuahkan hasil. Pekerjaan pembangunan kembali  rumah Tuhan di Yerusalem terhenti sampai tahun kedua pemerintahan raja Darius.
Tiap orang yang terhisap dalam pekerjaan Tuhan yang mulia, harus sadar bahwa semakin mulia suatu tugas, semakin berat tantangan yang dihadapi.


LURUSKANLAH SEMUA RANCANGANKU AGAR SEIRING DENGAN LANGKAH-MU YA TUHAN, AMIN

Tuesday, 8 September 2015

KORBAN PENGHAPUS DOSA



            Ibrani 10 : 5-10
KORBAN PENGHAPUS DOSA
Adakah diantara kita yang mau berkorban  bagi orang lain ?, pertanyaan ini masih muda dijawab ketika kita diajak untuk berkorban melalui harta, uang, tenaga dan benda-benda lainnya. Tetapi bagaimana dengan pertanyaan ini : “maukah kita mengorbankan salah satu anggota tubuh kita, misalnya ginjal, tangan, kaki, mata dan anggota tubuh lainnya kepada mereka yang amat membutuhkannya? “
Pengorbanan Yesus telah mengatasi dosa manusia sekali untuk selamanya. Karena itu tidak perlu lagi ada korban untuk penghapusan dosa karena Yesus telah menjadikan diri-Nya menjadi korban seutuhnya. Pengorbanan Yesus adalah kurban terbaik. Ayat 5-7 hendak menegaskan bahwa suatu korban yang menurut kehendak Allah menggenapkan hal-hal yang tidak dapat dicapai melalui koban binatang. Artinya, pengampunan dosa bukan karena mempersembahkan korban-korban binatang, melainkan karena menerima dan mengamini pengurbanan Yesus Kristus yang dinyatakan melalui kesediaan untuk melakukan segala kehendak-Nya.
Yesus telah menjadikan diri-Nya kurban untuk keselamatan kita. Hal ini dilakukannya karena Allah melihat bahwa tidak mungkin lagi kita datang kepada Allah dengan usaha dan kemampuan dan usaha kita sendiri. Untuk itu Allah sendirilah yang mengambil inisiatif mengampuni dan menjumpai kita sehingga kita dilayakkan kembali untuk hidup bersekutu dengannya. Karena itu sebagai respon iman kita perwujudan apa yang telah kita lakukan dalam hidup ini demi menjawab segala kebaikan Allah yang telah berkorban demi keselamatan kia ?