Monday, 14 December 2015

MENGALIHKAN ORIENTASI HIDUP

Keluaran 3:7-12
MENGALIHKAN ORIENTASI HIDUP

Hanya orang bodohlah yang mau kembali ke jalan kematian. Itulah sebabnya, ketika Musa dipanggil oleh Tuhan kembali ke Mesir, ia menolak dengan banyak dalih. Alasan penolakan musa sangat logis. Ia dicari pemerintah Mesir oleh karena ia telah membunuh seorang mandor pemerintah demi membela orang sebangsanya (band. Kel. 2:14). Kalau bukan ke Mesir , mungkin Musa tidak akan terlalu keberatan menerima panggilan Allah. Tetapi karena alamat pengutusannya adalah mesir, maka ia melontarkan pernyataan penolakan dengan tegas dan dalih : “siapakah aku ini ?”.
            Sikap dan pengalaman musa tak jarang pula merupakan cerminan dari sikap dan pengalaman kita sendiri. Setiap saat kita diperhadapkan dengan panggilan untuk menyatakan maksud dan kebearan Tuhan dalam suatu suasana dimana kehendak Tuhan diabaikan. Tak sedikit pula kita melihat penindasan, kekerasan, penganiayaan disekitar kita. Tetapi kita banyak kali berdiam diri dan pura-pura menutup mata atas hal itu . Pasti nurani kita berbisik bahwa kita “melawan” dan menyuarakan kehendak Tuhan dalam suasana itu. Tetapi mengapa kita justru sering berdiam diri ?

            Kita kerap kali berdiam diri karena kita takut “mati”, yaitu : kita takut ditolak, takut karier kita mandek, takut dipecat, takut dimarahi, dan sebagainya. Kita cenderung berorentasi pada diri sendiri (dengan segala kennyamanan yag semu). Kita tidak mau rugi. Kita melupakan atau mengabaikan orientasi hidup yang sesungguhnya, yaitu Allah dan kehendaknya. Kita tidak mendengar suara Tuhan yang berfirman, “bukankah Aku yang akan menyertai engkau ?”. 

No comments:

Post a Comment