MENGAKUI KEDAULATAN ALLAH
Yehezkiel
28:20-26
Pada bagian ini
Yehezkiel menyerukan kepada Bangsa Israel untuk tetap mengandalkan Allah, dan
berani menghadapi bangsa-bangsa lain yang telah sewenang-wenang kepada mereka.
Yehezkiel menubuatkan tentang penghakiman terhadap bangsa- bangsa yang ada di
sekeliling Yerusalem, termasuk bangsa Sidon karena dosa-dosa mereka di hadapan
Tuhan. Dosa terutama mereka ialah keangkuhan yang membuatnya mengagungkan diri
sebagai dewa. Karena hal ini, ia akan berhadapan dengan hukuman Tuhan yang
Mahatinggi dan dimasukkan ke dalam lobang kubur sebagaimana semua manusia
lainnya yang berdosa. Selain itu, Yehezkiel
juga menekankan janji pemulihan bagi Israel. Dengan mengumpulkan Israel kembali
untuk melayani diri-Nya dalam kebenaran, Allah akan menunjukkan bahwa Dia
adalah benar-benar Allah yang kudus dan berdaulat, dan yang akan menyelesaikan
semua maksud-Nya di dunia ini.
Banyak orang di
zaman sekarang ini, khususnya mereka yang terjerat dalam cara berpikir duniawi;
karena pengaruh kedudukan atau kekayaannya, terkadang bersikap seolah olah mau
menjadi dewa, bahkan allah bagi sesamanya. Ia menjadikan dirinya sebagai
pengendali atas diri dan kehidupan sesamanya tanpa manusiawi, karena merasa
punya kuasa dan hak penuh atas orang lain. Untuk situasi seperti itu, firman
Tuhan menyerukan akan adanya hukuman atas keangkuhan dan kesewenang-wenangan
tersebut. Namun sebaliknya, Allah juga menjanjikan pemulihan bagi orang yang
tertindas, namun senantiasa mengandalkan Tuhan.
Kita percaya
bahwa Tuhan berdaulat atas kehidupan kita, oleh karena itu jangan merampas hak
Allah dengan upaya untuk mengganti posisi-Nya, karena dari-Nyalah hidup ini. Mari
kita koreksi diri kita, dalam posisi
bagaimana kita di hadapan Allah dan sesama?
No comments:
Post a Comment