Friday, 20 November 2015

MENGAKUI KEDAULATAN ALLAH

MENGAKUI KEDAULATAN ALLAH
Yehezkiel 28:20-26
 
Pada bagian ini Yehezkiel menyerukan kepada Bangsa Israel untuk tetap mengandalkan Allah, dan berani menghadapi bangsa-bangsa lain yang telah sewenang-wenang kepada mereka. Yehezkiel menubuatkan tentang penghakiman terhadap bangsa- bangsa yang ada di sekeliling Yerusalem, termasuk bangsa Sidon karena dosa-dosa mereka di hadapan Tuhan. Dosa terutama mereka ialah keangkuhan yang membuatnya mengagungkan diri sebagai dewa. Karena hal ini, ia akan berhadapan dengan hukuman Tuhan yang Mahatinggi dan dimasukkan ke dalam lobang kubur sebagaimana semua manusia lainnya yang berdosa. Selain itu, Yehezkiel juga menekankan janji pemulihan bagi Israel. Dengan mengumpulkan Israel kembali untuk melayani diri-Nya dalam kebenaran, Allah akan menunjukkan bahwa Dia adalah benar-benar Allah yang kudus dan berdaulat, dan yang akan menyelesaikan semua maksud-Nya di dunia ini.
Banyak orang di zaman sekarang ini, khususnya mereka yang terjerat dalam cara berpikir duniawi; karena pengaruh kedudukan atau kekayaannya, terkadang bersikap seolah olah mau menjadi dewa, bahkan allah bagi sesamanya. Ia menjadikan dirinya sebagai pengendali atas diri dan kehidupan sesamanya tanpa manusiawi, karena merasa punya kuasa dan hak penuh atas orang lain. Untuk situasi seperti itu, firman Tuhan menyerukan akan adanya hukuman atas keangkuhan dan kesewenang-wenangan tersebut. Namun sebaliknya, Allah juga menjanjikan pemulihan bagi orang yang tertindas, namun senantiasa mengandalkan Tuhan.
Kita percaya bahwa Tuhan berdaulat atas kehidupan kita, oleh karena itu jangan merampas hak Allah dengan upaya untuk mengganti posisi-Nya, karena dari-Nyalah hidup ini. Mari kita koreksi diri kita,  dalam posisi bagaimana kita di hadapan Allah dan sesama?


No comments:

Post a Comment