Imamat
8 :1-9
BERIKAN KESEMPATAN KEPADA ANAK
Dalam kitab siwapurana dikisahkan, suatu
ketika parwati (istri dewa siwa) ingin
mandi. Karena tidak ingin diganggu, ia menciptakan seorang anak laki-laki
namanya Ganehsa. Kepada Ganehsa dipesankan agar tidak mengizinkan siapa pun
masuk kerumahnya selagi Dewi Parwati mandi. Alkisah ketika dewa Siwa hendak
masuk kerumahnya, ia tidak dapat masuk karena dihadang oleh anak kecil yang
menjaga rumahnya. Bocah tersebut melarangnya karena ia ingin melaksanakan
perintah Parwati dengan baik. Siwa menjelaskan bahwa Ia suami Parwati dan rumah
yang dijaga si bocah adalah rumahnya juga. Namun sang bocah tidak mau
mendengarkan perintah Siwa, sesuai dengan perintah ibunya untuk tidak
mendengarkan perintah siapapun. Pertarungan amat sengit sampai akhirnya Siwa menggunakan
Trisulanya dan memenggal kepala bocah.
Memberi peran kepada anak dan keterlibatan
mereka dalam menegakkan suatu aturan merupakan sesuatu yang amat penting dalam
rangka penegakan hukam dan ketaatan tetapi juga demi kaderisasi.
Dalam pembacaan kita dikisahkan tentang
pentahbisan Harun dan anak-anaknya, dalam mengangkat tugas pelayanan dalam
jabatan sebagai imam.
Dari kisah ini, mengajak kita untuk memberi
peran kepada anak sejak dini dalam kebersamaan ditengah tugas pelayanan, tetapi
juga mengandung makna kaderisasi. Bahwa untuk mencapai pemimpin yang berkualitas di masa depan,
perlu dipersiapkan sejak awal, dan itu tanggung jawab pemimpin yang ada
sekarang. Berilah peran kepada anak.
No comments:
Post a Comment