Tuesday, 13 October 2015

BERIKAN KESEMPATAN KEPADA ANAK

Imamat 8 :1-9
BERIKAN KESEMPATAN KEPADA ANAK

“Lalu Musa menyuruh Harun dan anak-anaknya mendekat, dan dibasuhnya mereka dengan air” (ayat 6).
Dalam kitab siwapurana dikisahkan, suatu ketika parwati  (istri dewa siwa) ingin mandi. Karena tidak ingin diganggu, ia menciptakan seorang anak laki-laki namanya Ganehsa. Kepada Ganehsa dipesankan agar tidak mengizinkan siapa pun masuk kerumahnya selagi Dewi Parwati mandi. Alkisah ketika dewa Siwa hendak masuk kerumahnya, ia tidak dapat masuk karena dihadang oleh anak kecil yang menjaga rumahnya. Bocah tersebut melarangnya karena ia ingin melaksanakan perintah Parwati dengan baik. Siwa menjelaskan bahwa Ia suami Parwati dan rumah yang dijaga si bocah adalah rumahnya juga. Namun sang bocah tidak mau mendengarkan perintah Siwa, sesuai dengan perintah ibunya untuk tidak mendengarkan perintah siapapun. Pertarungan amat sengit sampai akhirnya Siwa menggunakan Trisulanya dan memenggal kepala bocah.
Memberi peran kepada anak dan keterlibatan mereka dalam menegakkan suatu aturan merupakan sesuatu yang amat penting dalam rangka penegakan hukam dan ketaatan tetapi juga demi kaderisasi.
Dalam pembacaan kita dikisahkan tentang pentahbisan Harun dan anak-anaknya, dalam mengangkat tugas pelayanan dalam jabatan sebagai imam.

Dari kisah ini, mengajak kita untuk memberi peran kepada anak sejak dini dalam kebersamaan ditengah tugas pelayanan, tetapi juga mengandung makna kaderisasi. Bahwa untuk mencapai  pemimpin yang berkualitas di masa depan, perlu dipersiapkan sejak awal, dan itu tanggung jawab pemimpin yang ada sekarang. Berilah peran kepada anak.

No comments:

Post a Comment