Roma 8:18-25
TEKUN MENANTI
Seorang
penambang emas berlumuran lumpur, tidak kenal lelah, basah, panas oleh terik
matahari, dan rasa lapar bagian kesehariannya. Waktu istirahat pun mungkin
hanya sedikit waktu normal yang ia gunakan. Apa sesungguhnya yang mendorong dia
untuk tekun bekerja seperti itu? Tidak lain adalah nilai emas. Ya nilai emas.
Mungkin ia hanya mendengar cerita orang-orang yang sudah mendapat banyak uang
penjualan hasil emas. Tapi yang jelas ialah ia ingin punya uang. Mendapatkan
hasil, itulah yang memotivasinya. Oleh karena itu ia dengan sabar dan tekun
bekerja tanpa peduli apakah ia kotor dan capek.
Paulus juga
dalam kesaksiannya meyakinkan jemaat di Roma agar tabah menghadapi siksaan dan
penderitaan. Saat itu, banyak sekali orang percaya teraniaya, disiksa dan
dibunuh karena imannya. Orang Kristen dipaksa untuk meninggalkan imannya, dan
menyembah kaisar. Oleh karena itu, Rasul Paulus senantiasa menguatkan jemaat
bahwa penderitaan yang dihadapi sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita sebagai anak-anak Allah. Kalau kita
menderita bersama-sama denga Dia, maka kita akan dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia (8:17). Bahkan dengan sangat rindu seluruh mahluk menantikan saat
anak-anak Allah dinyatakan (8:19). Penyataan kemuliaan itulah (pengharapan)
yang terus-menerus dinantikan, yaitu keselamatan.
Kapankah waktu
itu akan tiba? Kita tidak tahu kapan hal itu akan terjadi, karena itu adalah
rahasia Allah. Sebab hanya Bapalah yang tahu. Dan kita tahu bahwa sampai
sekarang semua mahluk mengeluh dan sama-sama merasakan sakit bersalin, termasuk
kita. Kita mengeluh dalam hati, sambil kita menantikan pengangkatan kita
sebagai anak-anak Allah. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan (ay.24).
Karena itu, marilah kita hidup dan tekun menanti dalam pengharapan yang kuat.
Semoga kemuliaan itu jadi milik kita. Amin!
marilah kita hidup dan tekun menanti dalam pengharapan yang kuat. Semoga kemuliaan itu jadi milik kita.
ReplyDelete