Ulangan
10 :16-19
BIARKAN HATIMU MENDENGAR TUHAN
Lawing memang memiliki banyak kisah hidup yang bisa
memberi pelajaran ! pada suatu hari, istri Lawing terhanyut di sungai. Penduduk
desa pun segera bergegas untuk mencari sang istri. Yang menarik adalah sikap
lawing sendiri. Saat datang kesungai, ia tanpa basa-basi bahkan bertanya,
segera meloncat kesungai dan berenang kea rah hulu sungai, yakni dari mana air
mengalir. Spontan orang desa berteriak : “kenapa berenang kearah hulu ? kan taka
da orang yang terhanyut kea rah hulu sungai ?”. spontan Lawing menjawab, “tenang
saja, soalnya istriku selalu berenang kea rah hulu !”. bagaimana bisa ketemu ?
Tegar tengguk dan enggan mendengarkan titah
Tuhan, merupakan sikap yang berulangkali diperlihatkan umat Israel dalam
perjalanan menuju tanah Kanaan. Dalam banyak peristiwa, mereka lebih sering
mendengarkan keinginan hati mereka sendiri, meskipun berbagai tanda ajaib
sesungguhnya sudah Tuhan perlihatkan bagi mereka. Tak heran, jika sebelum masuk
ketanah Kanaan, Musa kembali mengingatkan mereka : sunat hatimu dan jangan lagi
tegar tengkuk !
Sunat sendiri memang merupakan sebuah
ritual yang terbesar luas didunia kuno dan seringkali dikaitkan dengan sebuah
makna penyucian, pendewasaan dan
pengabdian (kel. 4 :24-26). Namun demikian, dalam Alkitab sendiri sunat juga
sering dimaknai sebagai sebuah kesediaan memberi diri untuk mendengarkan suara
dan panggilan Tuhan. Pesan untuk menyunatkan hati dalam bagian ini merupakan
pesan yang sejajar dengan pesan untuk tidak lagi tegar tengkuk. Dalam hal ini
yang diminta adalah kesediaan umat Tuhan untuk memberi hati mereka mendengarkan
suara, kehendak dan panggilan Tuhan. Alasannya jelas, perjalanan dan kehidupan
ditanah perjanjian bisa dijalani dengan baik, hanya jika umat Tuhan bersediah
mendengarkan perintah Tuhan! Sebaliknya, seperti sejarah perjalanan orang tua
mereka sebelumnya kepadang gurun, hati yang tak bersunat dan sikap yang tegar
tengkuk, hanya akan membawa mereka ke dalam sebuah kehancuran.
No comments:
Post a Comment