Friday, 23 October 2015

MENGATASI PERTENGKARAN

Filipi 2:12-18
MENGATASI PERTENGKARAN
Terkadang pertengkaran yang terjadi disebabkan oleh hal-hal yang sepele. Hal ini kadang dilatari oleh komunikasi yang kurang sehat. Akibatnya, kita mulai lelah dengan kehidupan yang melahirkan keinginan untuk saling menghindar satu dengan yang lain. Atau mungkin dalam waktu yang sama justru yang terjadi adalah pertengkaran. Sesungguhnya, kepribadian ego-sentrik, pembosan, dan ‘low self – esteem’ (kualitas diri yang rendah), dan cenderung tidak mensyukuri anugrah Tuhan yang sering menjadi penyebab pada diri kita, sehingga kita sering menjadi penyebab pertengkaran. Akibatnya, jika konflik tidak terselesaikan dengan baik, akan menciptakan sistim komunkasi  yang makin memburuk. Dan selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan mental dan kerohanian yang kurang sehat pula.
Melalui surat ini, Paulus menyampaikan nasehat kepada Jemaat di efesus…,tetapi sekarang, di dalam Kristus Yesus, kamu yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan. Karena itu kebiasaan bertengkar tidak diperkenankan oleh Allah. Kita mesti menyadari bahwa Tuhan memanggil kita untuk menguasai diri, sebab dalam Kristus kita dipanggil untuk menciptakan perdamaian. Orang-orang yang mencintai pertengkaran adalah orang yang berada di luar Kristus, seakan-akan hidup tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dunia.

Bagaimana dengan kita, apakah kita sudah menempatkan Kristus sebagai pusat dari kehidupan kita? Apakah kita sudah hidup dalam ketentuan yang dijanjikan, dan hidup di dalam dunia ini dengan pengharapan hanya kepada Allah?

1 comment:

  1. Apakah kita sudah menempatkan Kristus sebagai pusat dari kehidupan kita?

    ReplyDelete