Filipi
2:12-18
MENGATASI
PERTENGKARAN
Terkadang pertengkaran yang
terjadi disebabkan oleh hal-hal yang sepele. Hal ini kadang dilatari oleh
komunikasi yang kurang sehat. Akibatnya, kita mulai lelah dengan kehidupan yang
melahirkan keinginan untuk saling menghindar satu dengan yang lain. Atau mungkin
dalam waktu yang sama justru yang terjadi adalah pertengkaran. Sesungguhnya,
kepribadian ego-sentrik, pembosan, dan ‘low self – esteem’ (kualitas diri yang
rendah), dan cenderung tidak mensyukuri anugrah Tuhan yang sering menjadi
penyebab pada diri kita, sehingga kita sering menjadi penyebab pertengkaran.
Akibatnya, jika konflik tidak terselesaikan dengan baik, akan menciptakan
sistim komunkasi yang makin memburuk.
Dan selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan mental dan kerohanian yang kurang
sehat pula.
Melalui surat ini, Paulus
menyampaikan nasehat kepada Jemaat di efesus…,tetapi sekarang, di dalam Kristus
Yesus, kamu yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus. Karena
Dialah damai sejahtera kita yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah
merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan. Karena itu kebiasaan bertengkar
tidak diperkenankan oleh Allah. Kita mesti menyadari bahwa Tuhan memanggil kita
untuk menguasai diri, sebab dalam Kristus kita dipanggil untuk menciptakan
perdamaian. Orang-orang yang mencintai pertengkaran adalah orang yang berada di
luar Kristus, seakan-akan hidup tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dunia.
Bagaimana dengan kita, apakah
kita sudah menempatkan Kristus sebagai pusat dari kehidupan kita? Apakah kita
sudah hidup dalam ketentuan yang dijanjikan, dan hidup di dalam dunia ini
dengan pengharapan hanya kepada Allah?
Apakah kita sudah menempatkan Kristus sebagai pusat dari kehidupan kita?
ReplyDelete