Ratapan 3 :22-26
MENANTI PERTOLONGAN TUHAN
Pepatah tua mangatakan : menunggu adalah
pekerjaan yang menjemuhkan. Memang benar, hampir semua orang pernah merasakan
itu. Biasanya menunggu disertai rasa cemas, jika yang dinantikan itu adalah
suatu hal yang belum pasti entah datang atau tidak. Demikian juga jika waktu
kedatangannya tidak jelas.namun jika yang ditunggu-tunggu itu adalah hal yang
pasti, apalagi jika menyenangkan maka perasaannya tentu berbeda. Tidak sabar
menunggu waktunya datang, membayangkan suasana ketika yang dinantikan tiba,
kadang-kadang senyum sendiri dengan menghela nafas.
Nabi Yeremia mengalami masa penantian itu
pada masa-masa berat umat Israel karena pemberontakan mereka yang sudah membuat Tuhan benar murka.
Nabi Yeremia sudah mulai merasakan bahwa upayanya mengajak umat Israel untuk
bertobat, sudah gagal. Bahkan dia merasa ditolak. Secara keseluruhan, kitab
ratapan merupakan rangkaian kesedihan nabi Yeremia karena keadaan bangsa
Israel. Pembacaan kita ini merupakan bagian dari kegundahan Yeremia karena
kegagalannya itu. Namun dalam situasi itu Yeremia tidak putus asa. Prinsip yangkemudian
diletakkan adalah : “menanti dengan dia pertolongan Tuhan (ay 26).
Menanti dengan diam pertolongan Tuhan
menggabungkan dua sikap sekaligus. Menanti pertolongan Tuhan dan menanti dengan
diam. Dalam situasi yang menekan, kita kadang-kadang sulit untuk diam. Selalu saja
ada upaya untuk keluar dari tekanan itu, tanpa pertimbangan-pertimbangan yang
matang. Tetapi ternyata pada masa-masa seperti itu kita perlu meneduhkan diri,
dan mengarahkan hati kepada Tuhan. Pertolongan Tuhan pasti akan dinyatakan
No comments:
Post a Comment