Sunday, 16 August 2015

MENANTI PERTOLONGAN TUHAN

Ratapan 3 :22-26
MENANTI PERTOLONGAN TUHAN

Pepatah tua mangatakan : menunggu adalah pekerjaan yang menjemuhkan. Memang benar, hampir semua orang pernah merasakan itu. Biasanya menunggu disertai rasa cemas, jika yang dinantikan itu adalah suatu hal yang belum pasti entah datang atau tidak. Demikian juga jika waktu kedatangannya tidak jelas.namun jika yang ditunggu-tunggu itu adalah hal yang pasti, apalagi jika menyenangkan maka perasaannya tentu berbeda. Tidak sabar menunggu waktunya datang, membayangkan suasana ketika yang dinantikan tiba, kadang-kadang senyum sendiri dengan menghela nafas.
Nabi Yeremia mengalami masa penantian itu pada masa-masa berat umat Israel karena pemberontakan  mereka yang sudah membuat Tuhan benar murka. Nabi Yeremia sudah mulai merasakan bahwa upayanya mengajak umat Israel untuk bertobat, sudah gagal. Bahkan dia merasa ditolak. Secara keseluruhan, kitab ratapan merupakan rangkaian kesedihan nabi Yeremia karena keadaan bangsa Israel. Pembacaan kita ini merupakan bagian dari kegundahan Yeremia karena kegagalannya itu. Namun dalam situasi itu Yeremia tidak putus asa. Prinsip yangkemudian diletakkan adalah : “menanti dengan dia pertolongan Tuhan (ay 26).
Menanti dengan diam pertolongan Tuhan menggabungkan dua sikap sekaligus. Menanti pertolongan Tuhan dan menanti dengan diam. Dalam situasi yang menekan, kita kadang-kadang sulit untuk diam. Selalu saja ada upaya untuk keluar dari tekanan itu, tanpa pertimbangan-pertimbangan yang matang. Tetapi ternyata pada masa-masa seperti itu kita perlu meneduhkan diri, dan mengarahkan hati kepada Tuhan. Pertolongan Tuhan pasti akan dinyatakan

No comments:

Post a Comment