Roma 12 : 9-16
TULIS
DILOH HATIMU
Ada dua sahabat akrab yang tengah berjalan
dipadang gurun sambil berdiskusi. Diskusi mereka semakin panas dan pada
akhirnya mereka bertengkar. Salah seorang langsung menampar temannya. Namun yang
ditampat tidak membalas, tetapi dengan jari tangannya ia menulis di atas pasir “hari
ini sahabatku menamparpipiku”. Ketika mereka samai disebuah desa, mereka
langsung mandi dan tanpa sengaja temannya yang menampar tadi tergelincir dan hampir
jatuh. Untunglah temannya langsung memegang tangannya sehingga kepalanya tidak
terbentur pada batu cadas yang tajam. Ia kemudian menulis dengan jari tangannya
di atas batu didekatnya : “hari ini sahatku menyelamatkan jiwaku”, tentu dengan
jari luka yang berdarah. Temannya menanyakan “mengapa engkau menulis di atas
batu itu ?”. ia menjawab : “kalau orang berbuat jahat kepadamu, tulislah diatas
pasir sehingga ketika angin datang ia langsung menyapunya, tetapi kalau orang
berbuat kasih kepadamu, tulislah diatas loh batu dan hati biar dikenang
sepanjang masa”.
Paulus menekankan dalam pembacaan kita
supaya kasih itu jangan berpura-pura (ayat 9), saling mengasih sebagai saudara dan
saling mendahului dalam memberi hormat (ay.10), berkatilah orang yang
menganiaya kamu (ayat 14), bersukacitalah dengan orang yang bersukacita dan
menangilah dengan orang yang menangis (ayat 15), sehati sepikir sebagai saudara
(ay.16).
ini adalah petunjuk-petunjuk konkrit bagaimana
kasih itu mewujud dalam hidup orang percaya. Banyak orang yang
mengimplementasikan kasih bukan “apa adanya” tetapi karena “ada apanya”. Bagaimana
dengan kita ???? sungguhkah kita menyasihi dengan sepenuh hati ????
KASIH BUKAN “APA ADANYA” TETAPI KARENA “ADA APANYA”
ReplyDelete