Wednesday, 30 December 2015

PERINTAH BERTUJUAN MULIA

Yakobus 4 : 7-20
PERINTAH BERTUJUAN MULIA

Setiap akhir tahun pastilah membawa seseorang pada sebuah perenungan , bias masa lalu ataupun rencana ditahun baru. Misalnya perenungan berupa kenangan masa lalu saat hendak meninggalkan kampung untuk belajar dikota. Hampir setiap malam, orang tua memberi perintah, nasihat, katanya untuk meraih kesuksesan dalam pendidikan.
Perhatikan kata-kata dalam bacaan ini, diantaranya merupakan kata perintah : tunduklah, lawanlah, mendekatlah, tahirkanlah, sucikanlah, sadarilah, berdukacita, merataplah, dan rendahkanlah. Perintah ini ditujukan kepada jemaat diperantauan agar memilih hidup dengan hikmat Allah dan menjaga diri serta hidup sesuai kehendaknya. Lalu tujuannya apa ? mari perhatikan lagi tiap kata perintah tadi. Tujuan dari perintah yang satu saling terkait dengan tujuan perintah lainnya. Perintah untuk tunduk kepada Allah berbuah kekuatan untuk melawan iblis, hingga melarikan diri mendekat kepada Allah membuat Dia dekat : mentahirkan tangan dari dosa, menyucikan hati dari sikap mendua, menyadari kemalangan dengan berdukacita dan meratap, serta merendakan diri dihadapannya yang pada akhirnya membuat seseorang ditinggikan. Semua perintah itu bermuarah di tujuan mulia yakni ditinggikan Allah.
Pastilah anda punya perenungan tersendiri di akhir tahun  ini. Apapun itu yang jelas bahwa setiap perintah Tuhan selalu berbuah kemuliaan. Mari gemari perintahNya, giatlah membaca dan melakukan firmanNya. Dipenghujung tahun ini, mari membawa diri untuk menerima perintah sang Bapa. Dengarkanlah, aminkanlah dan jadikanlah setiap perintahnya sebagai bekal rohani untuk memasuki dan menjalani tahun yang baru, tahun yang penuh dengan rahasia,namun juga penuh dengan harapan dan berkat. Amin



Sunday, 27 December 2015

DOA HANA

1 Samuel 2:3-5
DOA HANA
Kebahagiaan adalah dambaan setiap orang dalam hidupnya. Oleh karenanya, berbagai cara diupayakan setiap orang untuk bisa meraih kebahagiaannya. Namun bagaimana respon atau tanggapan seseorang ketika harus berhadapan dengan cobaan yang bertubi-tubi? Apakah menghindar atau tetap menghadapinya? Jawaban atas pertanyaan ini sangat relatif. Mungkin aka banyak yang akan memberi jawaban bahwa tergantung bentuk cobaannya;  kalau tidak terlalu berat, Ya dihadapi, tetapi kalau terlalu berat, ya tunggu dulu…! Hana dalam pembacaan ini menyampaikan puji-pujiannya kepada Tuhan karena ia mengalami pertolongan Tuhan karena keteguhan imannya  dan menyaksikan kedahsyatan kuasa-Nya. Hana dalam hidupnya mengalami  cobaan yang sangat berat bahkan berlangsung dalam waktu yang sangat panjang, namun ia dengan setia selalu datang kepada Tuhan, beribadah dan berdoa kepada-Nya. Ia senantiasa meminta petunjuk kepada Tuhan dan oleh-Nya diberi kekuatan dan kesabaran.  Dan kemudian Tuhan menjawab doanya dengan mengaruniakan anak kepadanya.
Luapan sukacita Hana dinyatakan di hadapan Tuhan dengan bersyukur dan menyampaikan puji-pujiannya melalui doa. Ia bersyukur karena Tuhan sungguh pedulu kepadanya dengan mengabulkan permohonannya. Bahkan Hana juga mendoakan oran-orang yang telah menyakitinya. Melalu Hana, Allah memberi pelajaran kepada kita bahwa kebahagiaan akan senantiasa menjadi milik orang-orang yang tahan uji dan senantiasa berdoa mengandalkan Tuhan; mendoakan kehidupannya dan juga orang-orang yang telah menyakitinya. Amin!


Friday, 25 December 2015

SYUKUR ATAS KESELAMATAN

Mazmur 35:9-10
SYUKUR ATAS KESELAMATAN
Dalam pembacaan ini, Daud mengajak kita untuk bersyukur dengan bersorak-sorak, hati yang girang, bahkan sampai tulang bisa berucap. Karena apa? Karena keselamata dari Tuhan.
Ada apa dengan bersyukur? Apakah kita masih kurang bersyukur? Sesungguhnya hal bersyukur kita sudah tahu. Bahkan telah seringkali dilakukan, tetapi yang jadi persoalan adalah motivasi di balik ungkapa syukur yang kita lakukan. Banyak syukur dilakukan hanya atas dasar hal yang bersifat lahiriah saja; karena ada apanya atau karena ada sesuatu. Dilakukan supaya dapat pujian. Padahal motivasi yang benar saat kita bersyukur adalah supaya Tuhan yang adalah sumber segala berkat senantiaa dimuliakan. Khususnya lagi karena Allah telah menganugerahkan keselamatan kepada kita melalui anak-Nya yang tunggal ( band. Yoh. 3:16). Keselamatan yang daripada-Nya melepaskan kita dari kebinasaan karena dosa-dosa kita. Kita dianugerahi kehidupan dan masa depan yang sungguh baik. Sungguh sebuah kabar sukacita bukan? Sebagai orang yang telah diselamatkan, kita memiliki jaminan kepastian hidup di dalam Tuhan. Oleh karena itu kita diajak untuk mengucap syukur dalam segala hal; baik suka maupun duka, karena kita percaya bahwa Allah berdaulat penuh dalam mengatur dan mengendalikan segala situasi kehidupan kita dan membuatnya menjadi sungguh indah.

Natal yang masih kita rayakan kiranya menjadi sebuah ibadah syukur  yang murni demi memuliakan Putra Natal atas keselamatan yang dibawa-Nya. Bersyukurlah kepada Allah dengan pujian penyembahan, muliakanlah Allah dalam seluruh hidupmu…!

Tuesday, 22 December 2015

HASILKANLAH…!

Lukas 3:7-9
HASILKANLAH…!
Pohon mangga ketika bertumbuh dan berbuah tentu akan menghasilkan buah mangga. Sekolah yang melakukan proses belajar dan mengajar  akan menghasilkan murid-murid yang terdidik, dll. Hal ini hendak menjelaskan bahwa setiap pekerjaan, usaha dan perbuatan kita akan menghasilkan buah; entah baik atau bususk.
Hasilkanlah…! Menunjuk pada harapan, permintaan dan ajakan agar hidup ini tidak sekedar dijalani tetapi mesti memberi makna, memberi dampak dan bisa menghasilkan sesuatu. Hasilkanlah…! Sebuah seruan yang yang disampakan oleh Yohanes dan ditujukan kepada orang-orang yang hendak memberi diri untuk dibaptis. Yohanes mengingatkan bahwa sikap formalitas keagamaan tidak akan meluputkan mereka dari hukuman yang akan ditimpakan Allah bagi mereka yang hatinya tidak berpaut  pada Allah dan kehendak-Nya  serta yang cara hidupnya tidak menampakkan hidup yang baru sebagai wujud pertobatan. Dengan kata lain; kalau pernah mencuri, sungguh tidak akan mencuri lagi, dan yang selalu merancang dan berbuat kejahatan, sungguh tidak akan jahat lagi melainkan berusaha untuk berbuat kebaikan dan kebenaran.
Hasilkanlah…! Kata penting dan bermakna bagi kita orang-orang yang sudah ditebus dari dosa oleh Allah melalui anak-Nya yang tunggal yang dilayankan melalui tanda baptisan kudus. Hasilkanlah…! Merupakan sebuah motivasi agar setiap orang percaya senantiasa berbuat dan tidak berdiam diri. Memberi arah bahwa hidup ini mesti punya tujuan yang jelas untuk digapai. Ajakan yang membangun komitmen untuk tidak sekedar menjalani hari-hari hidup tanpa makna .

Hasilkanlah…, adalah kata yang pada akhirnya akan menjadi kesaksian tentang siapa kita sesungguhnya. Jadi, kalau kita sudah mandi, maka jangan berkubang lagi. Karena kita adalah anak-anak Allah yang telah dikuduskan dan yang telah dipanggil oleh Allah untuk menghasilkan buah di dalam dunia.Amin!

Monday, 21 December 2015

KESEMARAKAN KEMENANGAN

Mazmur 149:5-9
KESEMARAKAN KEMENANGAN
Setiap kali dilangsungkan pertandingan sepak bola, baik antar klub maupun antar Negara, maka yang memenangkan pertandingan pasti selalu mengekspressikan kemenangannya dengan berbagai cara bersama dengan ratusan bahkan ribuan massa pendukung. Mereka bersorak-sorai sambil sesekali membunyikan petasan dan lain-lain ataupun menyemprotkan semprot asap untuk menyemarakkan dan merayakan kemenangan itu.
Mazmur 149:5-9 menggambakan sukacita yang melahirkan sorak-sorai karena mereka mengalami kemenangan atas musuh-musuhnya. Secara khusus dalam ayat 5 diilustrasikan melalui kata-kata berikut bahwa,”Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai atas tempat tidur mereka”. Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka (ayat 6). Kedua bagian ini setidaknya memberi gambaran bahwa orang yang berjalan maju bersama dengan Tuhan akan mendapat kemenangan yang akan melahirkan kesemarakan. Mereka menang mengalahkan ‘musuh-musuhnya’  sampai akhirnya mereka memuliakan Tuhan yang telah memberi kesempatan kepada mereka dalam mengalahkan musuh-musuhnya.

Kemenangan kita adalah kemenangan bersama Allah dan kesemarakan kita adalah kesemarakan yang ditujukan kepada Allah. Hal ini berarti bahwa pergumulan dan tantangan apapun yang kita hadapi dalam kehidupan kita jika kita berserah diri sepenuhnya kepada Allah maka semua tantangan-tantangan itu (yang diibaratkan dengan musuh-musuh), pasti dapat teratasi. Oleh karena itu, berserah dirilah kepada Allah karena sesungguhnya kasih dan kuasa Allah akan selalu dinyatakan kepada kita jika kita sungguh mau hanya bergantung kepada-Nya dalam segala situasi hidup. Amin! 

Friday, 18 December 2015

Bersukacita Karena Dibebaskan

Yesaya 12:1-3
Bersukacita Karena Dibebaskan
Yang umum terlihat adalah, ketika seseorang sembuh dari penyakitnya, biasanya ia mengundang sejumlah orang berkumpul di rumahnya untuk selanjutnya melangsungkan ibadah pengucapan syukur. Hal ini dilakukan sebagai jawaban rasa syukurnya kepada Tuhan karena ia merasa bahwa ia telah melewati semuanya itu karena Tuntunan Tuhan yang senantiasa menyertainya.
Yesaya 12:1-3 merupakan nyanyian syukur yang diucapkan oleh seseorang yang telah melewati masa penderitaannya. Ia bersyukur karena ia merasa bahwa Tuhanlah yang menyembuhkannya. Penderitaan itu digambarkan ibarat seseorang yang amat haus di tengah padang gurun yang kering yang panas, tetapi Tuhan akhirnya hadir menolong hidupnya. Sebelumnya Tuhan murka namun pada akhirnya murka Tuhan surut pada dirinya, bahkan Allah sendiri yang menghiburnya kembali (ay.1). Dengan dasar itulah iapun mengakui kebesaran Tuhan karena ia sungguh merasakan bimbingan dan penyelamatan dari Tuhan (ay.2). Penyelamatan dari Tuhan, akhirnya membuat banyak orang bersukacita, karena semua orang bebas menimba mata air keselamatan (ay.3).

Kita adalah orang-orang yang hidup dalam kekeringan, bahkan diibaratkan sebagai orang yang hidup  di padang pasir dan tanpa air. Kita kehausan sehingga kita akan binasa jika tidak ada orang yang menolong kita. Dari sini kita belajar bahwa Allah di dalam Yesus Kristus telah datang membawa keselamatan dan sukacita, kita bagaikan orang yang kehausan di padang pasir yang merasakan kelegaan setela mendapatkan air yang segar. Oleh karenanya, mari kita bersukacita karena melalui Dia Allah telah hadir memberikan kita air hidup, air keselamatan. Amin!

Wednesday, 16 December 2015

IA TELAH MEMBUKA JALAN BARU

Ibrani 10:19-25
IA TELAH MEMBUKA JALAN BARU
Jika hendak berjumpa dengan gubernur, maka yang umum dilakukan ialah bahwa pengunjung harus menghubungi pengawal atau ajudan untuk memastikan dapat tidaknya berjumpa dengan gubernur. Tetapi jika gubernur akan ke kantor atau rumah jabatannya, maka ia dapat saja langsung tanpa harus melapor ke ajudannya.
Surat kepada orang Ibrani 10:19-25 menjelaskan bahwa melalui Yesus Kristus kita memperoleh keberanian  dan kesempatan untuk langsung secara pribadi memasuki persekutuan dengan Allah. Orang percaya diberi keistimewaan untuk langsung secara pribadi tanpa harus melalui perantara, oleh karena Yesus sendiri telah membuka jalan baru bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Untuk melalui jalan baru itu, dibutuhkan hati yang tulus serta keyakinan yang sungguh bahwa Yesus melalui karya-Nya yang ajaib telah memungkinkan dan melayakkan setiap orang percaya untuk dapat mengalami persekutuan yang akrab dengan Bapa-Nya dan boleh menikmati perjumpaan setiap saat. Karena itu, orang percaya diharapkan tetap berpegang teguh pada pengakuan mengenai pengharapannya  kepada Kristus serta saling mendorong  dalam kasih dan dalam setiap pekerjaan yang baik seperti Yesus telah melayakkan manusia dari ketidaklayakannya untuk menghadap Allah.

Dengan demikian, jalan baru yang telah dibuka oleh Yesus adalah jalan yang diperuntukkan bagi setiap orang percaya untuk giat mewujudkan kehidupan yang melahirkan kasih seperti Kristus telah menyatakan kasih-Nya. Hidup melalui jalan baru, jalan kebenaran yang telah dibuka oleh Yesus karena melalui jalan itu kita diberi kesempatan untuk giat saling mengasihi dan saling menasehati satu dengan yang lain sambil menjelang hari Tuhan yang kian dekat (ay.25). Amin!

Monday, 14 December 2015

MENGALIHKAN ORIENTASI HIDUP

Keluaran 3:7-12
MENGALIHKAN ORIENTASI HIDUP

Hanya orang bodohlah yang mau kembali ke jalan kematian. Itulah sebabnya, ketika Musa dipanggil oleh Tuhan kembali ke Mesir, ia menolak dengan banyak dalih. Alasan penolakan musa sangat logis. Ia dicari pemerintah Mesir oleh karena ia telah membunuh seorang mandor pemerintah demi membela orang sebangsanya (band. Kel. 2:14). Kalau bukan ke Mesir , mungkin Musa tidak akan terlalu keberatan menerima panggilan Allah. Tetapi karena alamat pengutusannya adalah mesir, maka ia melontarkan pernyataan penolakan dengan tegas dan dalih : “siapakah aku ini ?”.
            Sikap dan pengalaman musa tak jarang pula merupakan cerminan dari sikap dan pengalaman kita sendiri. Setiap saat kita diperhadapkan dengan panggilan untuk menyatakan maksud dan kebearan Tuhan dalam suatu suasana dimana kehendak Tuhan diabaikan. Tak sedikit pula kita melihat penindasan, kekerasan, penganiayaan disekitar kita. Tetapi kita banyak kali berdiam diri dan pura-pura menutup mata atas hal itu . Pasti nurani kita berbisik bahwa kita “melawan” dan menyuarakan kehendak Tuhan dalam suasana itu. Tetapi mengapa kita justru sering berdiam diri ?

            Kita kerap kali berdiam diri karena kita takut “mati”, yaitu : kita takut ditolak, takut karier kita mandek, takut dipecat, takut dimarahi, dan sebagainya. Kita cenderung berorentasi pada diri sendiri (dengan segala kennyamanan yag semu). Kita tidak mau rugi. Kita melupakan atau mengabaikan orientasi hidup yang sesungguhnya, yaitu Allah dan kehendaknya. Kita tidak mendengar suara Tuhan yang berfirman, “bukankah Aku yang akan menyertai engkau ?”. 

Sunday, 13 December 2015

SIAPA YANG BERBAHAGIA

Mazmur 16:8-11
SIAPA YANG BERBAHAGIA
Seorang yang sangat kehausan, sungguh merasa senang dan bahagia bila menjumpai sumber air. Begitu pun orang yang lapar, tentunya akan sangat senang ketika ia mendapatkan makanan. Demikian juga halnya dengan orang yang tersesat, akan merasa senang dan bersyukur apabila menemukan jalan yang sebenarnya. Dan masih banyak lagi pengalaman  yang bisa membuat orang senang apabila menemukan apa yang dibutuhhkannya, atau jalan keluar dari persoala hidup yang dihadapinya.
Bagi Daud, kesenangan dan kebahagiaan yang benar itu adalah tidak hanya menikmati berkat, perlindungan Allah, tetapi melakukan apa yang Allah kehendaki dalam hidup karunia-Nya. Tidak ada kebahagiaan dan kesenangan melebihi sikap ketergantungan hanya pada pertolongan Tuhan saja. Kebahagiaan Daud tidak dapat dinilai dengan materi , karena kegemarannya ialah bergaul dengan orang-orang kudus Allah, orang-orang yang mulia dalam kebenaran hidup dan mendengarkan tuntunan, pengajaran dari Allah yang diyakininya itulah jalan yang menuju hidup yang menghasilkan sukacita yang melimpah.

Bagaimana dengan kita, adaka kita juga berbahagia bila firman-Nya terus menyapa, mengingatkan dan menasehati kita? Apakah kita juga senang bila kita bersekutu dengan-Nya dan juga bersekutu dengan orang-orang seiman? Atau kebahagiaan kita melulu soal materi? Betapa malangnya kita, bila bahagia kita tergantung pada soa materi saja yang akan binasa, yang pada akhirnya akan tinggal setelah kita mati. Memang materi itu penting, namun bukan segala-galanya. Sebab Tuhanlah segala-galanya dalam hidup ini. Jadi siapakah yang  dapat disebut orang berbahagia? Tidak lain adalah mereka yang senantiasa mencari Allah dalam segala kehidupannya dan senantiasa mendengar dan setia melakukan firman-Nya. Sebab Dialah sumber segala hidup dan kebahagiaan sejati. Amin!

Thursday, 10 December 2015

TEGUH PADA JANJI TUHAN

Yesaya 25:6-9
TEGUH PADA JANJI TUHAN
Di mana-mana ‘kejahatan’ selalu mengintip kehidupan kita, karena itu Tuhan harus menjadi Raja atas kehidupan kita. Dialah pengendali kehidupan kita, kapanpun dan dimanapun kita berada. Pengharapan akan situasi dan keadaan yang lebih baik menjadi sangat jelas ketika kita diperhadapkan pada situasi yang sulit. Tidak jarang dalam situasi yang sulit, kita mencari jalan atau melakukan cara apapun untuk keluar dari kesulitan itu. Situasi sulit seperti ini menjadi peluang bagi macam-macam godaan  untuk menawarkan solusi. Namun apakah semua penawaran tentang harapan yang lebih baik di dunia ini akan memberikan yang terbaik?
Nabi Yesaya hidup di mana bangsa Israel selaku umat pilihan Tuhan memperlihatkan berbagai kelakuan yang sangat buruk di mata Tuhan. Adanya berbagai tawaran yang kelihatannya menarik membuat Israel lebih menyukai hal tersebut walaupun itu hanya memberikan kesenangan sesaat. Yesaya tampil menyuarakan pesan dari Tuhan agar bangsa tersebut segera meninggalkan berbagai kelakuan buruk mereka dan berbalik kepada perintah-perintah yang telah ditetapkan oleh Allah. Yesaya menyampaikan janji Allah kepada orang-orang yang setia kepada-Nya. Bagi mereka telah disiapkan ‘perjamuan Tuhan’ (ay.6). Dan yang lebih dahsyat Adalah dalam perjamuan itu, Allah akan menghapuskan air mata umat-Nya dan tak aka nada lagi maut yang akan mengganggu (ay.8).

Ada banyak tawaran yang datang silih berganti dalam kehidupan kita selaku umat Tuhan saat ini. Hampir semua kelihatan sangat menjanjikan. Seperti ketika manusia digoda untuk makan dari buah pengetahuan baik dan jahat yang kelihatannya sangat baik, demikianlah  berbagai tawaran yang sifatnya ibarat ‘nikmat membawa sengsara’ senantiasa menghampri dan menggoda kita. Hati-hati, tidak semua yang kelihatan seolah baik, adalah benar. Semua tawaran yang ada perlu dipikirkan dan dipertimbangkan sebelum diterima. Namun janji dari Allah sekalipun terkadang terasa berat, namun semua itu benar dan baik adanya. Amin!

Tuesday, 8 December 2015

KARYA TUHAN

Yesaya 52:17
KARYA TUHAN
Pernahkah kita mengalami suatu kejadian tertentu yang berakibat banyak? Seperti pepatah mengatakan, ‘Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui’. Untuk yang kesekian kalinya umat Israel diminta, “terjagalah…!”
Yesaya ingin membukakan mata hati mereka yang ada di pembuangan, bahwa Tuhan pasti memenuhi janji-Nya, yaitu menyelamatkan mereka. Bukan hanya menyelamatkan mereka, tetapi juga menyelamatkan seluruh isi dunia. Bagaimana caranya? Umat Israel harus bangun dan menerima keselamatan dari Tuhan. Mereka akan dibebaskan dan dikuduskan. Mereka akan ditebus tanpa mereka harus membayar. Walaupun mereka telah dibuang ke negri asing, menjadi budak, namun kemudian umat kembali mengenal Tuhan yang memanggil mereka. Tuhan sendiri siap untuk membawa mereka keluar dari tanah pembuangan dan kembali ke tanah perjanjian. Mereka tidak perlu takut karena Tuhan sendiri yang membimbing dan melindungi keluarnya mereka. Umat Tuhan juga dipersiapkan untuk mengemban tugas dan tanggungjawab menjadi pembawa berita sukacita bagi semua bangsa.

Di dalam Kristus Tuhan telah memanggil kita, orang berdosa, dari kehidupan yang tidak mengenal Tuhan masuk dalam kehidupan yang baru. Dia telah datang di dalam dunia untuk untuk menganugerahi kita keselamatan dan kehidupan yang baru. Dalam Roma 10:15 (Yes 5:7) menegaskan betapa pentingnya tugas kita sebagai pembawa kabar berita keselamatan bagi dunia, yaitu sampai ke ujung bumi (kis. 1:8). Sudahkah kita menikmati anugerah keselamatan dari-Nya? Mari kita memberi diri menjadi pembawa berita sukacita kepada seluruh dunia melalui konteks dan peran kita masing-masing berdasarkan talenta yang Tuhan sudah bagikan kepada kita. Amin!

Monday, 7 December 2015

KESETIAAN-NYA TAK BERKESUDAHAN

Mazmur 90:1-4
KESETIAAN-NYA TAK BERKESUDAHAN
Hidup ini adalah anugerah Allah. Hidup dalam anugerah Allah memberi warna tersendiri bagi kehidupan umat manusia. Sejak dunia diciptakan, hingga saat ini, kasih Allah luar biasa dinyatakan atas kehidupan umat manusia. Betapa tidak, dalam ketidak-setiaan umat manusia yang diperhamba oleh dosa, Allah yang penuh kasih itu tetap berkarya menyelamatkan kita umat-Nya dari belenggu dosa. Perbuatan Allah tersebut membuka mata iman kita sebagai orang percaya, bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup, Allah yang setia, Allah yang peduli dan Allah yang senantiasa memberkati manusia dan segala ciptaan-Nya. Hal itu secara sempurna dinyatakan melalui kedatangan-Nya ke dalam dunia melalui kelahiran Yesus Kristus.

Sebagai umat yang telah dianugerahi penebusan dan keselamatan dari-Nya, kita diajak untuk mau berserah diri dan bergantung hanya kepada kasih setia Tuhan. Sebab di luar Tuhan, hidup ini tidak punya arti apa-apa. Doa musa, sangat layak untuk kita teladani untuk menjadi doa bersama bahwa,” Engkaulah perteduhan kami turun-temurun”. Musa, sebagai abdi Allah sangat meyakini dalam hidupnya bahwa hanya Allah sajalah yang bisa menjadi tempat perteduhannya, sebab Dialah sumber kehidupan dan keselamatan sejati. Bagaimana dengan kita, sudahkah kita menjadikan Allah sebagai tempat perdeduhan dan sumber keselamatan? Sambutlah Dia yang telah datang menyelamatkan kita di dalam Yesus Kristus. Jangan ragu, sebab kasih setia-Nya tak berkesudahan. Amin!

Sunday, 6 December 2015

KESELAMATAN DARI TUHAN

Yesaya 62:1-5
KESELAMATAN DARI TUHAN
Dalam rangkaian lirik Kidung Jemaat no. 85 bait pertama berbunyi, “Kusongsong bagaimana ya Yesus datang-Mu, Engkau terang buana Kau surya hidupku, kiranya Kau sensdiri penyuluh jalanku supaya kuyakini tujuan janji-Mu”.  Lirik lagu ini ditulis oleh Paul Gerhard sekitar tahun 1653 yang kemudian dibuat melodynya oleh Melchior Teschner, yang selanjutnya diterjemahkan  oleh H.A Pandopo kedalam bahasa Indonesia dengan judul ‘Kusongsong Bagaimana’.
Lagu tersebut merupakan sebuah doa sekaligus bentuk penyerahan diri agar setiap orang selalu yakin akan janji keselamatan dari Allah. Dalam rangka perwujudan keselamatan itulah, Yesaya berdoa agar Yerusalem segera dipulihkan. Bahkan Yesaya merasa tidak tenang, sampai pada saat kebenaran Tuhan bersinar seperti cahaya dan menyala seperti suluh  (ay.1). Dengan keselamatan yang akan dinyatakan itu, bangsa-bangsa akan menyaksikan kebenaran Tuhan, sehingga para raja pun melihat kemuliaan Tuhan. Tetapi bagi mereka yang menaruh harapan dalam Tuhan, akan Nampak olehnya bahwa mereka menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan (ay.3).

Janji keselamatan dari Tuhan adalah janji yang akan membawa pemulihan terhadap umat-Nya. Kesemarakan pemulihan dipenuhi dengan sukacita seperti pada pesta pernikahan (ay.4-5). Karena itu kita telah memperoleh keselamatan dalam diri Yesus Kristus yang kesemarakannya telah dinampakkan dalam bentuk yang berbeda. Perayaan-perayaan natal yang kita lakukan kiranya menjadi sebuah perayaan keselamatan yang sungguh membawa sukacita dan pengharapan. Terpujilah Tuhan. Amin!

Friday, 4 December 2015

MENATA MASA DEPAN BERSAMA TUHAN

Zakharia 8:14-17
MENATA MASA DEPAN BERSAMA TUHAN
Ayat kunci kitab zakharia adalah “Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion” (ay.1:14). Kota itu seperti ditinggalkan, tetapi Tuhan tetap mengingat umat-Nya dan memenuhi janji-Nya. Zakharia artinya Tuhan mengingat. Fokus pemberitaan Zakharia adalah menantang umat untuk melihat jauh ke depan. Kendatipun umat berada dalam penderitaan tetapi yang terbaik masih menanti umat Tuhan di depan. Walaupun selama tujuh puluh tahun dalam pembuangan merasakan murka Tuhan oleh karena dosa mereka dan nenek moyang mereka; namun sekarang sudah tiba waktunya Tuhan menunjukkan kemurahan-Nya. Sebab tujuan pendisiplinan dari Tuhan terhadap umat-Nya melalui penghukuman di pembuangan sudah tercapai. Saatnya memulai untuk menyembuhkan dan memulihkan umat-Nya. Saatnya umat menata masa depan bersama dengan Tuhan. Tuhan akan membuat pekerjaan mereka berhasil, memberkati mereka, dan membuat mereka menjadi berkat.
Kunci pemulihan penuh Israel ialah ‘kembalinya’ Allah ke Sion, yang menunjuk pada saat ketika Kristus datang kembali dalam kemuliaan dan memulai pemerintahan-Nya di dunia atas bangsa-bangsa. Pada saat itu, kehadiran Tuhan akan menjadikan Yerusalem sebuah kota kebenaran dan kesetiaan, dan gunung Tuhan akan kudus yang dikhususkan untuk beribadah kepada-Nya. Mengingat kembalinya Allah kepada umat-Nya dan terbitnya pengharapan baru akan masa depan bersama Tuhan, maka umat pada zaman Zakharia dituntut untuk memberi tanggapan yang selayaknya di hadapan Tuhan yang mereka layani. Mereka harus menjaga dan menata hatinya agar tidak menghasilkan kejahatan, tidak mencintai sumpa palsu; tetapi berkata yang benar dan menegakkan hukum.

Allah mengharapkan agar pengharapan kita akan masa depan bersama Dia, menyebabkan kita mencari Dia dan kerajaan-Nya dengan kesungguhan dan pengabdian. Ingat bahwa kita hanya dapat hidup dan berkarya karena pertolongan Tuhan. Jadi masa depan hanya ada, bila bersama Tuhan. 

Wednesday, 2 December 2015

WAKTUNYA AKAN TIBA

Yesaya 12:4-6
WAKTUNYA AKAN TIBA
Seorang pemulung sampah memiliki seorang anak, yang sejak kecil didorong untuk sekolah. Setiap hari, ibunya bersusah payah mencari barang-barang rongsokan. Suatu ketika, rekan-rekan sesama pemulung menasehatinya, “jangan susahkan dirimu dengan menyekolahkan anakmu karena biaya sekolah tidak sebanding dengan penjualan hasil sampahmu”. Mendengar nasehat itu, Sang ibu menjawab,” jika hari ini aku tidak menyekolahkan anakku, akan tiba waktunya kami akan semakin menderita, tetapi jika hari ini aku menyekolahkan anakku, maka akan tiba waktunya anakku akan pintar membaca untuk selanjutnya pintar membuat hidupnya menjadi lebih baik dibanding hari ini”.
Ayat 4 menegaskan bahwa,”Pada hari ini kamu akan berkata; bersyukurlah pada Tuhan…, masyurkanlah nama-Nya”. Semangat dan harapan-harapan seperti itu merupakan sebuah keyakinan bahwa janji Tuhan akan dinyatakan. Karena itu, ayat 5 kembali menegaskan :” Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab perbuatan-Nya mulia, berserulah dan bersorak-sorai sebab yang Maha Kudus ada di tengah-tengahmu. Keyakinan-keyakinan dalam ungkapan ini menggambarkan bahwa waktu yang akan dinyatakan Tuhan akan pasti pada masanya.

Bagaimana dengan masa penantian kita? Masih adakah keyakinan dalam hati kita bahwa suatu saat nanti kita akan berjumpa dengan Tuhan dalam keadaan bersorak-sorai? Karena itu, marilah kita terus-menerus memuliakan Tuhan dalam kehidupan kita karena hanya di dalam Tuhan kita akan menemukan pertolongan yang tidak akan berhenti hingga tiba waktunya, akhir zaman dinyatakan. Amin!

Monday, 30 November 2015

KEHIDUPAN YANG DAMAI

Zefanya 3:9-1

KEHIDUPAN YANG DAMAI
Setiap orang mendambakan kedamaian dalam hidupnya. Itulah sebabnya manusia di muka bumi ini membentuk agama-agama sebagai bentuk dari kesadaran  bahwa kedamaian dan ketentraman itu amatlah penting dinikmati dan dirasakan oleh setiap orang.
Zefanya menggambarkan bagaimana kemuliaan Tuhan dinyatakan dan bagaimana Tuhan mengubah segala keadaan pada masanya. Ayat 9-10 menggambarkan bahwa setelah melewati masa penghukuman, Tuhan akhirnya mengubah keadaan menjadi bersih, yakni dari bibir yang kotor melawan Allah menjadi bibir yang bersih memanggil nama Tuhan dalam penyembahan. Bahkan dari keadaan bangsa yang dulunya tercerai berai, akhirnya berubah menjadi bangsa yang bahu membahu lalu membawa persembahan kepada Tuhan (ay.10). Dalam keadaan seperti itu, Tuhan terus menyatakan pengampunan-Nya, bahkan umat Tuhan tidak mendapat malu karena orang yang congkak telah disingkirkan oleh Tuhan, sehingga umat yang rendah hati dibiarkan hidup damai dalam kehidupannya (ay.12).

Kedamaian batin adalah bagian dari harapan-harapan yang kita rindukan. Karena itu kita membutuhkan perubahan hidup untuk siap dibentuk oleh Tuhan melalui Roh-Nya. Allah telah memulihkan dan mengampuni kita. Karena itu, marilah kita terus menerus memelihara kehidupan kita untuk seterusnya kita membentuk suasana hidup damai di dalam Tuhan. Ciptakanlah cara hidup yang menyembah Tuhan dan biarlah bibir kita diarahkan untuk selalu menjadi bibir yang memuliakan Tuhan dalam kedamaian. Amin!

Sunday, 29 November 2015

MENGAGUNGKAN TUHAN

Mazmur  97:1-8
MENGAGUNGKAN TUHAN
Beberapa waktu yang lalu, SBY ketika masih menjabat sebagai Presiden RI  melakukan kunjungan kerja ke Toraja. Untuk mempersiapkan penyambutan-Nya, dibutuhkan keterlibatan banyak pihak di dalamnya sehingga sepanjang  jalan raya; jalan poros Salubarani –Rantepao- Randan Batu dalam waktu tiga hari sudah sangat bersih, walaupun kebersihan itu  bertahan hanya tiga hari saja. Pada hari kedatangannya, masyarakat turun ke jalan menyabutnya.  Masyarakat amat bangga walaupun sang presiden hanya memberi senyum dan lambaian tangan dari balik jendela mobilnya.
Kesemarakan dalam menyambut presiden tidaklah lebih semarak ketika pemazmur mengagungkan Tuhan. Pemazmur menggambarkan bahwa ketika Tuhan dimuliakan, bumipun bersorak-sorai dan pulau bersukacita (ay.1). Semua lawan menjadi hangus (ay.3), kilat-kilat-nya menerangi dunia, bahkan bumi gemetar melihat-Nya (ay.4). Akibatnya, semua orang yang beribadah kepada patung mendapat malu, hingga akhirnya mereka yang menyembah berhala beralih menyembah Tuhan (band. Ay.7). Itulah sebabnya puteri-puteri Yehuda bersorak-sorai karena keagungan dan kemuliaan Tuhan (ay.8).

Menghayati keagungan Tuhan, tidak lepas dari cara kita menghayati kebesaran Tuhan dalam hidup kita. Tuhan adalah Raja yang patut kita hormati, karena kehidupan yang kita jalani adalah anugerah-Nya. Dia adalah Raja dalam kehidupan kita, Ia telah hadir dan telah memberitakan keadilan-Nya di muka bumi ini. Oleh karena itu, marilah kita bersorak-sorai seperti puteri-puteri Yerusalem yang telah menyaksikan kemuliaan Allah yang adalah Raja hidup ini. Amin!

Thursday, 26 November 2015

DISELAMATKAN TANPA SYARAT

Zefanya 3:18-20
DISELAMATKAN TANPA SYARAT
Jika anda adalah pribadi yang terlanjur melakukan kesalahan besar bagi seseorang, lalu kemudian anda divonis untuk dipenjarakan, bagaimana perasaan anda jika orang yang kepadanya anda bersalah mengatakan, “saya mohon orang ini dibebaskan dan jangan dihukum oleh karena saya telah mengampuninya”.
Pada ayat 18 dipaparkan bahwa; “Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela”. Penekanan itu dilanjutkan pada ayat 19 bahwa, “…Aku akan bertindak atas segala penindasanmu, tetapi Aku akan menyelamatkan yang pincang, mengumpulkan yang terpencar, dan membuat mereka kenamaan di seluruh bumi. Pada bagian ini tergambar bahwa penyelamatan Allah terhadap umat-Nya sangatlah luar biasa. Ia mengampuni umat-Nya  dan memulihkannya.

Jika kita mengamati kehidupan kita di hadapan Allah, maka respon seperti apa yang harus kita wujudkan untuk menjawab kemurahan dan pemulihan yang Allah telah nyatakan kepada kita? Adakah kita selalu membatin bahwa Allah sungguh mengasihi kita?  Dan sebaliknya, apakah kita juga sudah mengasihi Allah? Ingatlah, bahwa pemulihan yang Allah telah nyatakan kepada kita, bukan berdasarkan upaya kita, bukan pula karena kekayaan yang kita miliki, melainkan semata-mata karena anugrah-Nya. Oleh karena itu, jika Allah telah menyelamatkan dan memulihkan kita tanpa syarat, maka yang harus kita lakukan adalah bersyukur dalam segala hal karena kasih-Nya yang besar. Wujudkanlah tanda syukur itu melalui pikiran, perkataan dan seluruh tindakan kita setiap saat.

Tuesday, 24 November 2015

MELIHAT GAMBARAN HIDUP MASA DEPAN

MELIHAT GAMBARAN HIDUP MASA DEPAN
Wahyu 6:1-7;4

Kitab Wahyu kepada Yohanes adalah kitab terakhir dalam kanon yang menutup sejarah Perjanjian Baru. Kitab ini juga merupakan sebuah kitab yang berisikan penglihatan, lambang, tanda, bilangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Tuhan kepada umat Tuhan. Pada abad 2 Masehi, orang Kristen memiliki pemahaman bahwa kitab ini adalah kode simbolis yang meramalkan orang-orang atau peristiwa-peristiwa tertentu yang mengantar pada akhir zaman.
Sebagaimana yang digambarkan dalam pembacaan ini, ramalan tentang kehidupan orang percaya disampaikan melalui kehadiran Anak Domba ( Yesus Kristus) yang membuka rahasia akhir zaman melalui symbol; ketuju meterai ( tujuh tahun kesengsaraan), seekor kuda putih dan empat orang yang keluar menunggang kuda (melambangkan hukuman Allah atas dunia yg telah rusak), Kuda merah padam dan penunggangnya (melambangkan perang dan kematian dahsyat), Seekor kuda hitam dan penunggangnya (kelaparan yang besar), Seekor kuda hijau kuning dan penunggangnya ( melambangkan maut; kematian, kelaparan dan perang yang makin dahsyat). Kesemuanya ini mengingatkan manusia bahwa dosa-dosa yang terus dibiarkan merajalelah akan mendatangkan hukuman kesengsaraan dan kematian yang memprihatinkan (ay.1-9). Tetapi orang-orang yang mati karena firman Allah akan mati syahid, dan akan disebut sebagai orang yang menang karena akan tetap hidup di dalam Kristus oleh iman.
Saudara-saudara, menjalani kehidupan kita sebagai orang yang sudah ditebus di dalam Kristus Yesus, tentunya kita pun akan menghadapi begitu banyak tantangan hidup. Namun firman Tuhan saat ini memberikan gambaran kepada kita tentang pilihan-pilihan hidup yang dapat kita jalani. Kalau kita hidup di dalam firman-Nya, setia menderita karena iman, maka kepada kita akan dianugerahi keselamatan dan kehidupan kekal di dalam Kristus. Namun jika kita memilih hidup di luar Kristus, berarti kita memilih menempuh penderitaan di alam maut yang tiada akhirnya.




Sunday, 22 November 2015

MENGENAL SOSOK GEMBALA YANG BAIK

MENGENAL SOSOK GEMBALA YANG BAIK
Mazmur 23:1-6

Setiap orang dalam menjalani hidupnya senantiasa membutuhkan kehadiran seorang sosok yang lebih matang, berpengalaman dan bisa dipercaya untuk menjadi penuntun bagi dirinya. Karena tanpa tuntunan yang jelas, hidup ini tidak akan bisa berjalan ke arah yang lebih baik sebagaimana yang diharapkan.
Mazmur ini berisikan pengakuan iman Daud tentang Allah sebagai Gembala yang baik. Daud mengandaikan dirinya sebagai domba yang membutuhkan Gembala yang baik untuk menjalani kehidupannya. Sebagai domba maka ia harus mempercayai Gembalanya dalam memberikan tuntunan dan jaminan perlindungan. Seekor domba akan tergantung sepenuhnya pada tuntunan gembalanya supaya dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Sikap ini menggambarkan pengenalan Daud tentang Allah sebagai gembala yang baik dalam memberikan sukacita dan damai sejahtera. Dalam perikop ini, Daud memulai pujiannya dengan ungkapan “Tuhan adalah gembalaku (ayat1a). Ungkapan yang menggunakan kata “ku” merujuk pada hubungan intim antara Daud dengan Tuhan. Daud menyampaikan kesaksian hidupnya bersama Tuhan. Apa yang diberikan Tuhan sebagai gembala, yakni kepuasan, keamanan, kedamaian dan kepastian hidup; masa sekarang dan masa depan. Kesaksian ini menciptakan kerinduan dalam diri Daud untuk berada dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Bagi Daud yang paling penting adalah berjalan bersama TUHAN, baik dalam keadaan tentram maupun bahaya.
Bagaimana dengan kita? Apakah sikap iman Daud juga telah menjadi sikap iman kita bahwa di dalam Tuhan kita tidak akan kuatir, karena Dia akan menolong kita keluar dari pergumulan hidup kita. Dan jalan yang ditunjukkan-Nya adalah jalan keselamatan. Memang, jalan yang harus dilalui akan menghadapi begitu banyak tantangan, namun pada akhirnya akan sampai pada tujuan, sebab Tuhan adalah Gembala yang baik.



Friday, 20 November 2015

MENGAKUI KEDAULATAN ALLAH

MENGAKUI KEDAULATAN ALLAH
Yehezkiel 28:20-26
 
Pada bagian ini Yehezkiel menyerukan kepada Bangsa Israel untuk tetap mengandalkan Allah, dan berani menghadapi bangsa-bangsa lain yang telah sewenang-wenang kepada mereka. Yehezkiel menubuatkan tentang penghakiman terhadap bangsa- bangsa yang ada di sekeliling Yerusalem, termasuk bangsa Sidon karena dosa-dosa mereka di hadapan Tuhan. Dosa terutama mereka ialah keangkuhan yang membuatnya mengagungkan diri sebagai dewa. Karena hal ini, ia akan berhadapan dengan hukuman Tuhan yang Mahatinggi dan dimasukkan ke dalam lobang kubur sebagaimana semua manusia lainnya yang berdosa. Selain itu, Yehezkiel juga menekankan janji pemulihan bagi Israel. Dengan mengumpulkan Israel kembali untuk melayani diri-Nya dalam kebenaran, Allah akan menunjukkan bahwa Dia adalah benar-benar Allah yang kudus dan berdaulat, dan yang akan menyelesaikan semua maksud-Nya di dunia ini.
Banyak orang di zaman sekarang ini, khususnya mereka yang terjerat dalam cara berpikir duniawi; karena pengaruh kedudukan atau kekayaannya, terkadang bersikap seolah olah mau menjadi dewa, bahkan allah bagi sesamanya. Ia menjadikan dirinya sebagai pengendali atas diri dan kehidupan sesamanya tanpa manusiawi, karena merasa punya kuasa dan hak penuh atas orang lain. Untuk situasi seperti itu, firman Tuhan menyerukan akan adanya hukuman atas keangkuhan dan kesewenang-wenangan tersebut. Namun sebaliknya, Allah juga menjanjikan pemulihan bagi orang yang tertindas, namun senantiasa mengandalkan Tuhan.
Kita percaya bahwa Tuhan berdaulat atas kehidupan kita, oleh karena itu jangan merampas hak Allah dengan upaya untuk mengganti posisi-Nya, karena dari-Nyalah hidup ini. Mari kita koreksi diri kita,  dalam posisi bagaimana kita di hadapan Allah dan sesama?


Thursday, 19 November 2015

SAPAAN YANG MEMBERI PENGHARAPAN

SAPAAN YANG MEMBERI PENGHARAPAN
Lukas 19:1-10
Di setiap zaman dan dalam setiap kelompok masyarakat, seringkali ditemukan adanya orang-orang tertentu yang didiskreditkan dalam pergaulan karena adanya perilaku-perilaku tertentu yang dilakukannya menyimpang dari kebiasaan masyarakat pada umumnya. Dan perilaku tersebut dianggap sebagai sebuah aib atau sesuatu yang buruk. Oleh karena itu, terkadang orang seperti ini disisihkan karena dianggap sebagai sampah masyarakat.
Dalam kisah ini, diceriterakan tentang perjumpaan Yesus dengan Zakheus. Zakheus berasal dari kata Zakkai yang berarti jujur atau jernih. Namun sangat ironis karena sifat Zakheus sangat kontradiktif dengan pengertian namanya. Zakheus, seorang pemungut cukai, mencari nafkah dengan mengumpulkan pajak lebih banyak daripada yang seharusnya ia peroleh dari rakyat. Dan dalam kehidupan orang Yahudi, perilaku seperti itu dapat dikategorikan sebagai tindakan pengkhianatan terhadap bangsa sendiri. Oleh karena itu, para pemungut cukai sering dipandang rendah oleh masyarakat. Melalui perjumpaan ini, sapaan dan perhatian Yesus yang berwibawa, penuh dengan kasih mampu menggugah dan memberi pengharapan kepada Zakheus yang diliputi rasa sepi dan minder. Perasaannya berubah menjadi sukacit, dan ia pun menerima Yesus. Bahkan sebagai bentuk rasa penyesalannya atas kesalahannya selama ini, ia mau memberikan sebagian dari kekayaannya untuk dibagikan kepada orang miskin (ay.8).

Saudara-saudara, Yesus masih terus-menerus berusaha untuk menyelamatkan yang hilang melalui kehadiran; pelayanan dan kesaksian kita. Hal ini memperingatkan kita untuk juga mau membawa Injil kepada orang yang ditolak masyarakat, karena sesungguhnya semua orang sedang terhilang dan memerlukan keselamatan. Sebab Anak Manusia datang mencari dan menyelamatkan yang hilang.Amin!

Wednesday, 18 November 2015

PANGGILAN MELAYANI

PANGGILAN MELAYANI
Kissah Para Rasul 16:4-12
Panggilan untuk melayani dan memberitakan injil adalah suatu panggilan yang dialamatkan kepada setiap orang yang telah menyatakan pengakuan imannya sebagai pengikut Yesus Kristus, tanpa terkecuali. Hal ini dimaksudkan agar karya pelayanan Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya untuk menyelamatkan dunia, juga dapat dirasakan dan diterima oleh orang lain di berbagai penjuru bumi yang belum menerima Yesus. Setiap orang yang dipanggil telah dikarunia berbagai talenta masing-masing untuk menjawab panggilannya. Dan Tuhan sendiri yang berjanji untuk memperlengkapi, menyertai serta memberkati pelayanan yang dilaksanakan oleh hamba-hamba-Nya melalui Roh-Nya yang kudus.
Bagian pembacaan kita pada saat ini memberi kesaksian tentang bagaimana para hamba Allah; Paulus dan silas  diteguhkan dalam pelayanan, dan  makin hari jumlah orang percaya makin bertambah (ay.5). Bahkan pada suatu kesempatan, oleh bimbingan Tuhan, Paulus memperoleh suatu penglihatan tentang orang makedonia yang memanggilnya meminta pertolongan; sebagai isyarat bagi mereka untuk pergi dan memberitakan injil ke Makedonia (ay.10).
Saudara-saudara, sebagai orang yang sudah menerima anugerah keselamatan dari Yesus Kristus kitapun dipanggil untuk melayani dan memberitakan injil dalam kehidupan kita. Ada begitu banyak orang di sekeliling kita yang minta tolong dan membutuhkan uluran tangan dari kita. Mintalah bimbingan Roh Kudus agar kita diberikan kemampuan dan kepekaaan untuk melihat dengan mata iman kita tentang orang-orang yang membutuhkan pelayanan kita. Banyak bentuk pelayanan yang bisa kita nyatakan untuk memberi peran dalam saling memberi topangan. Amin!


Tuesday, 17 November 2015

ARIF MENYIKAPI PERBEDAAN

ARIF MENYIKAPI PERBEDAAN
Kissah Para Rasul 15;35-41
Menjalani kehidupan yang Tuhan anugerahkan kepada setiap orang, bukanlah sebuah kehidupan yang mudah dan tanpa hambatan. Ada berbagai macam bentuk hambatan yang bisa muncul sebagai akibat dari keterbatasan manusiawi kita. Baik yang sifatnya dari dalam diri kita sendiri maupun dari luar diri kita. Kesalah-pahaman dan perselisihan bisa menjadi salah satu bentuk tantangan hidup. Bahkan terkadang perbedaan pandangan dan perselisihan pun dapat timbul  di tengah-tengah pelayanan di antara orang-orang percaya yang sungguh mengasihi Tuhan dan sesamanya.
. Kisah perbedaan pendapat dalam pelayanan yang membawa pemisahan sebagaimana yang terjadi dalam kasus pelayanan antara Paulus dan Barnabas bisa menjadi cermin bagi kita. Bahwa perbedaan pandangan dan sikap di antara anak-anak atau pelayan-pelayan Tuhan boleh-boleh saja ada, tetapi tidak boleh disertai kepahitan dan permusuhanan. Baik Paulus maupun Barnabas, walaupun mereka berbeda pandangan, namun mereka saling menghargai pendapat dan keputusan masing-masing, sehingga tetap melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing bagi kemuliaan Allah dengan segala keikhlasan berdasarkan kasih karunia Allah.
Saudara-saudara, pada saat perselisihan tidak bisa lagi kita atasi dengan kamampuan kita sendiri, maka yang paling baik untuk dilakukan adalah membiarkan masing-masing dengan pendapatnya sendiri serta membiarkan Allah bekerja sesuai kehendak-Nya atas orang-orang yang terlibat di dalamnya. Sebab pada akhirnya, ketika dijalani dengan ketulusan dan kearifan tanpa paksaan dan dendam, maka Tuhan sendiri akan menyatakan kemuliaan dan pemulihan-Nya atas kita. Amin!


Monday, 16 November 2015

PESAN KESELAMATAN

Yohanes 5:13-15
PESAN KESELAMATAN

Setiap orang tentunya pernah mengalami sakit. Entah itu ringan atau berat, tetap sama-sama membutuhkan pemulihan. Dan untuk mendapatkan pemulihan total seorang pasien sangat dituntut untuk mengikuti petunjuk atau saran dokter. Sebab seorang dokter tentunya mengharapkan pasiennya cepat sembuh,. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa seorang dokter juga dapat dikenal oleh orang banyak semuanya berasal dari cerita pasien tentang dirinya terhadap orang lain.
Dokter dan pasien terkadang awalnya adalah orang yang tidak saling mengenal. Walaupun tidak saling kenal, si dokter tetap berusaha untuk membantu pasiennya agar mengalami kesembuhan. Apalagi Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamat. Walaupun orang yang telah disembuhkannya tidak mengenal diri-Nya, namun Yesus tetap mengharapkan orang yang telah dipulihkan-Nya itu mendapat pemulihan total.

Yesus tidak hanya memulihkan fisik dari orang sakit tersebut, tetapi ia juga meginginkan orang tersebut pulih secara rohani. Ysus berkata : “engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Tahukah saudara bahwa ternyata ada hal yang lebih buruk dari penyakit fisik yang dialami oleh manusia yakni dosa. Dosa adalah penyakit yang tidak dapat dilihat secara kasat mata dan medis, naming ia dapat mendatangkan hal yang buruk dalam kehidupan manusia. Untuk itulah Tuhan Yesus perlu menyampaikan pesan keselamatan ini agar sebagai orang-orang percaya yang telah merasakan pemulihan-Nya dapat menyampaikan berita ini kepada orang banyak. Amin

Sunday, 15 November 2015

KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA

KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA
Imamat 19:9-19

Hal mengasihi adalah  suatu perintah yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Bahkan oleh Yesus, hal mengasihi dijadikannya sebagai rangkuman dari seluruh hukum-hukum Allah. Oleh karena itu  Yesus menempatkannya sebagai hukum yang terutama (band. Mat.22:37-40). Dikatakan-Nya,”…kasihilah sesamamu manusia, seperti dirimu sendiri…”(imamat 19:18)
Perintah ini mengatur cara hidup orang beriman terhadap orang lain, sebagaimana yang diuraikan juga dalam kitab Imamat 19:9-18. Hal ini hendak menjelaskan cara-cara praktis untuk menunjukkan kasih dan perhatian orang-orang percaya dalam hubungannya dengan ‘sesamanya’. Kata “sesamamu” diambil dari bahasa Ibrani, רע rê-‘e, "sesama” teman, tetangga…dll". Hal ini mengacu kepada hubungan  setiap orang dengan orang lain, bukan sekadar orang yang tinggal di dekat rumahnya, namun lebih luas pengertiannya dari itu. Disini umat Tuhan dinasihatkan untuk sungguh-sungguh menyatakan kasih itu sebagai karakter diri dalam hidup keseharian, dan bukan sekedar ucapan pemanis bibir atau penampakan luar untuk pemenuhan hukum-hukum formal. Jangan hanya kelihatan baik dari penampilan luar, seolah-olah penuh dengan kasih, namun hatinya dipenuhi dengan kebencian, iri hati dan dendam. Dengan mengasihi sesama berarti kita mengungkapkan tentang tabiat Allah yang penuh kasih serta Mahakudus.

Saudara-saudara, Apakah kasih itu telah kita terapkan sebagai karakter diri kita, yang harus dinyatakan setiap saat dalam segala tempat dan situasi? Hanya orang yang mau hidup kudus sajalah yang bisa menyatakan kasih kepada sesamanya. Dan hanya orang yang hidup di dalam Tuhan saja yang bisa menikmati kekudusan-Nya. Amin!

Wednesday, 11 November 2015

PENGHARAPAN ITU TIDAK MENGECEWAKAN

Mazmur 126:4-6
PENGHARAPAN ITU TIDAK MENGECEWAKAN
Ketika terjadi kecelakaan kapal laut, biasanya ada orang yang berjuang dengan sebilah papan ketika terapung-apung di tengah lautan. Atau ketika orang terjatuh ke jurang yang sangat dalam dan sepi, ia berusaha untuk berteriak minta tolong, agar bisa mendapat pertolongan dari orang yg mendengarnya.
Mazmur ini mengisahkan tentang situasi bangsa Israel yang sementara dalam kesulitan. Mereka dihimpit oleh tekanan bangsa-bangsa lain, namun mereka memiliki pengharapan akan kelepasan. Sekalipun berat, namun Pemazmur punya keyakinan yang kuat bahwa perkara kelepasan itu bukan mustahil bagi Tuhan. Tuhan pasti sanggup melakukannya. Hal itu digambarkan dalam dua hal; yaitu pemulihan batang air kering di Tanah Negeb dan beratnya perjuangan bercocok tanam. Umat Israel tetap punya pengharapan meskipun harus diakui bahwa kadang-kadang pengharapan mereka menjadi lemah karena beratnya beban hidup. Di tengah pergumulan hidup, mereka selalu berseru kepada Tuhan, karena mereka punya pengharapan bahwa Tuhan pasti peduli dan bertindak. Dia pasti melakukan pembebasan bagu umat-Nya dari berbagai tekanan hidup.  Saat itulah segala penderitaan akan berganti dengan sorak-sorai.

Setiap hari kita menjalani kehidupan ini dengan berbagai perkara. Mungkin kita sering mengeluh atau terkadang seolah putus asa. Tetap janganlah mundur dan menyerah, apalagi putus harapan. Sebab kita punya pengharapan di dalam Tuhan. Dalam Roma 5:5 Paulus mengatakann, “Dan pengharapan ini tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikarunakan kepada kita”. Amin!

Tuesday, 10 November 2015

TRANSPARAN DI HADAPAN ALLAH

Mazmur 26:1-7
TRANSPARAN DI HADAPAN ALLAH
Ahok adalah sosok fenomenal yang ramai diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Mengapa? Karena di tengah-tengah apatisme masyarakat terhadap praktek birokrasi yang penuh dengan rekayasa, ia menampilkan suasana lain di dalam pemerintahannya. Salah satunya; transparansinya sebagai pejabat publik.
Keterbukaan di hadapan Allah diungkapkan oleh Raja Daud melalui Mazmur 26. Keterbukaannya dilandasi keyakinan yang dalam bahwa Allah sanggup menyatakan kebenaran-Nya kepada orang yang sungguh-sungguh tulus mengandalkan Dia (ay.1) Oleh karena itu ia membawa segala realitas hidup yang dialaminya di hadapan Allah secara terbuka. Keterbukaannya di hadapan Allah tidak hanya dinyatakan melalui ibadah semata-mata tetapi selalu terwujud melalui tindakan nyata sehari-hari. Ia pun relah membuka hatinya di hadapan Allah untuk diselidiki (ay.2). Ia menghidupi kebenaran (ay.3), ia tidak menempuh jalan penipu, orang munafik dan orang fasik (ay.4-5). Ia senantiasa hidup dalam kekudusan (ay.6).

Belajar dari keterbukaan pemazmur di hadapan Allah, kitapun sebagai umat Allah yang baru di dalam Kristus hendaknya juga senantiasa meneladani sikap yang sama. Kehidupan yang transparan di hadapan Allah merupakan wujud tanggapan kita kepada Allah yang telah terbuka menyatakan diri-Nya di dalam Kristus. Selubung Allah yang tertutup selama ini karena dosa manusia, telah disingkapkan oleh Allah di dalam Kristus. Karena itu, marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni (ibrani 10:22). Amin!

Monday, 9 November 2015

HANYA OLEH KASIH DAN KEMURAHAN ALLAH

HANYA OLEH KASIH DAN KEMURAHAN ALLAH
Wahyu 21:1-8
Setiap orang pasti pernah memiliki masa lalu yang buruk. Hanya bentuknya saja yang berbeda-beda. Sebab sejarah perjalanan kehidupan umat manusia, memang demikian adanya. Bahwa fakta kejatuhan ke dalam dosa merupakan sebuah kisah yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seluruh umat manusia pada umumnya, dan secara khusus bagi masing-masing pribadi. Namun terkadang, ada orang yang entah karena sengaja atau tidak sengaja merasa sudah terlanjur jauh masuk ke dalam ‘dunia hitam’, akhirnya tidak lagi punya niat apalagi pengharapan untuk kembali ke jalan yang benar.
Surat Wahyu ini merupakan pesan Yesus berupa; nasihat, peringatan dan penguatan kepada umat Tuhan di berbagai tempat; yang disampaikan melalui Yohanes, bahwa sekalipun dosa telah mengakibatkan dukacita, ratap tangis, perkabungan, kematian dll, namun oleh kasih dan kemurahan Allah semuanya itu telah dilenyapkan (ay.4). Dan Ia telah menjadikan segala sesuatu baru (ay.5).  Langit dan bumi baru yang dimaksudkan adalah sesuatu yang benar-benar baru. Tentu hal ini merupakan sebuah berkat dan anugerah yang luar biasa. Kepada setiap umat yang percaya kepada Tuhan Yesus, diberikan langit dan bumi yang benar-benar baru. Sebuah suasana kehidupan ideal yang diperkenankan untuk dinikmati setiap orang yang percaya, tanpa mengingat lagi masa lalunya yang buruk. Hal Ini merupakan sebuah kesaksian bahwa karya dan sejarah penyelamatan bagi umat manusia oleh Allah sungguh sempurna adanya. Sebagai akibatnya, kita semua diberikan kehidupan dan masa depan yang sungguh-sungguh sempurna. Kehidupan yang dianugerahkan kepada kita boleh terjadi hanya oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan. Maka sudah seharusnya kita selalu bersyukur untuk segala kebaikan dan kemurahanNya.
Saudara-saudara, adakah kita merindukan kehidupan dan masa depan yang sempurna? Datanglah kepada-Nya dengan pertobatan dan iman yang sungguh, maka Dia akan menganugerahkan-Nya kepadamu tanpa mengungkit-ungkit lagi masa lalu kamu yang buruk!